"Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izinNya. (Dzat) yang demi-kian itulah Allah, Rabbmu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Hanya kepadaNya-lah kamu se-muanya akan kembali, sebagai janji yang benar dari Allah, sesung-guhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shalih dengan adil. Sedangkan orang-orang kafir mendapatkan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka." (Yunus: 3-4).
(3) Allah تعالى berfirman menjelaskan rububiyah, uluhiyah dan kebesaranNya, ﴾ إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari," padahal Dia mampu menciptakannya dalam sekejap, akan tetapi (hal itu Dia lakukan) karena Dia mempunyai hikmah ilahiyah di dalamnya, dan karena Dia lembut dalam perbuatanNya. Dan di antara hikmahNya padanya adalah bahwa Dia menciptakannya dengan kebenaran dan untuk kebenaran, dan agar Dia dikenal de-ngan nama-nama dan sifatNya, serta diesakan dengan ibadah, ﴾ ثُمَّ ﴿ "kemudian" setelah penciptaan langit dan bumi. ﴾ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ﴿ "Dia bersemayam di atas Arasy", dengan bersemayam yang sesuai dengan kebesaranNya ﴾ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ ﴿ "untuk mengatur segala urusan", di langit dan di bumi, berupa menghidupkan dan mematikan, menurunkan rizki, memutar hari di antara manusia, mengangkat kesulitan dari orang-orang yang tertimpa kesulitan, menjawab permohonan orang-orang yang memohon kepadaNya. Segala macam penataan turun dariNya dan naik kepadaNya. Seluruh makhluk tunduk kepada keperkasaanNya, patuh kepada kebesaran dan kekuasaanNya.
﴾ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ﴿ "Tiada seorang pun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izinNya." Tiada seorang pun dari mereka berani memberi syafa'at meski dia adalah makhluk terbaik sehingga Allah mengizinkannya, dan Dia tidak mengizinkan kecuali kepada orang yang diridhaiNya, dan Dia tidak ridha kecuali kepada ahli tauhid dan keikhlasan kepadaNya. ﴾ ذَٰلِكُمُ ﴿ "(Dzat) yang demikian itulah", yang keadaanNya seperti ini adalah ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ ﴿ "Allah, Rabbmu." Dia-lah Allah yang memiliki sifat ilahiyah yang meliputi seluruh sifat-sifat kesempurnaan dan sifat rububiyah yang meliputi seluruh sifat-sifat perbuatan. ﴾ فَٱعۡبُدُوهُۚ ﴿ "Maka sembahlah Dia." Esakanlah da-lam segala bentuk ibadah yang kamu mampu. ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" dari dalil-dalil yang menun-jukkan bahwa hanya Dia yang berhak disembah, dipuji, pemilik kebesaran dan kemuliaan?
(4) Manakala Dia menyebutkan hukumNya yang bersifat Qadari yaitu penataan yang umum dan hukumNya yang bersifat diniyah yaitu syariatNya di mana kandungan dan maksudnya ada-lah ibadah kepadaNya semata, tidak ada sekutu bagiNya, maka Dia menyebutkan hukum jaza'i yaitu pembalasanNya terhadap amal sesudah mati. Dia berfirman, ﴾ إِلَيۡهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗاۖ ﴿ "Hanya kepadaNya-lah kamu semuanya akan kembali." Maksudnya Dia akan mengumpulkan sesudah matimu pada hari pertemuan yang ditentukan. ﴾ إِنَّهُۥ يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ﴿ "Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbang-kit)." Dzat yang mampu menciptakan makhluk dari permulaan pas-tilah mampu mengembalikannya. Orang yang melihat penciptaan dari permulaan kemudian mengingkari pembangkitan makhluk kembali adalah orang yang tak berakal, dia mengingkari satu dari dua hal yang sama persis dengan menetapkan sesuatu yang lebih layak daripadanya. Ini adalah dalil aqli yang jelas atas hari kebang-kitan.
Kemudian Allah menyebutkan dalil naqli, maka Dia berfir-man,[1] ﴾ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقًّاۚ ﴿ "Sebagai janji yang benar dari Allah." Maksudnya janjiNya adalah benar, ia pasti disempurnakan, ﴾ لِيَجۡزِيَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman", dengan hati mereka kepada sesuatu yang diperintahkan oleh Allah untuk diimani, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "dan yang mengerjakan amal shalih", meliputi yang wajib dan yang dianjurkan dengan anggota badan mereka ﴾ بِٱلۡقِسۡطِۚ ﴿ "dengan adil." Yakni dengan iman dan amal mereka sebagai balasan yang telah Dia jelaskan dan sampaikan kepada hamba-ham-baNya bahwa ia adalah kenikmatan yang rahasianya tidak diketahui oleh jiwa. ﴾ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "Sedangkan orang-orang kafir", kepada ayat-ayat Allah dan mendustakan rasul-rasul Allah, ﴾ لَهُمۡ شَرَابٞ مِّنۡ حَمِيمٖ ﴿ "me-reka mendapatkan minuman air yang panas", yang membakar wajah dan menghancurkan isi perut, ﴾ وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ ﴿ "dan azab yang pedih", berupa berbagai macam bentuk azab ﴾ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ ﴿ "disebabkan kekafiran mereka", maksudnya disebabkan kekafiran dan kezhaliman mereka, Allah tidak menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri.