Yunus Ayat 41
وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ( يونس: ٤١ )
Wa 'In Kadhdhabūka Faqul Lī `Amalī Wa Lakum `Amalukum 'Antum Barī'ūna Mimmā 'A`malu Wa 'Anā Barī'un Mimmā Ta`malūna. (al-Yūnus 10:41)
Artinya:
Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. [10] Yunus : 41)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Bersabarlah dan berteguhhatilah dalam menyampaikan kebenaran, dan jika mereka orang-orang musyrik itu tetap mendustakanmu wahai Nabi Muhammad, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan aku akan bertanggung jawab atas pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu dan kamu akan bertanggung jawab atas pekerjaan kamu di hadapan Allah. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan." Setiap orang akan mempertanggungjawabkan pekerjaannya masing-masing.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah memberikan penjelasan, apabila orang musyrikin itu tetap mendustakan Muhammad saw, maka Allah memerintahkan kepadanya untuk mengatakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad saw berkewajiban meneruskan tugasnya yaitu meneruskan tugas-tugas kerasulannya, sebagai penyampai perintah Allah yang kebenarannya jelas, perintah yang mengandung peringatan dan janji-janji serta tuntunan ibadah berikut pokok-pokok kemaslahatan yang menjadi pedoman untuk kehidupan dunia. Nabi Muhammad saw tidak diperintahkan untuk menghakimi mereka, apabila mereka tetap mempertahankan sikap mereka yang mendustakan Al-Qur'an dan mempersekutukan Allah, Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pem-bawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (al-Isra/17: 84)
Mereka berlepas diri (tidak bertanggung jawab) terhadap apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan Nabi Muhammad pun tidak bertanggungjawab terhadap apa yang mereka lakukan. Maksudnya Allah tidak akan menjatuhkan hukuman kepada seseorang karena kesalahan orang yang lain. Allah berfirman:
Katakanlah, "Kamu tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa yang kami kerjakan dan kami juga tidak akan dimintai tanggung jawab atas apa yang kamu kerjakan." (Saba/34: 25
Katakanlah (Muhammad), "Jika aku mengada-ada, akulah yang akan memi-kul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat." (Hud/11: 35)
Dan firman-Nya lagi:
Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan." (asy-Syuara/26: 216)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya, bahwa jika orang-orang musyrik itu mendustakan kamu, maka berlepas dirilah kamu dari mereka, juga dari amal perbuatan mereka.
...maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian."
Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Katakanlah, "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah." (Al-Kafirun: 1 -2), hingga akhir surat.
Dan Nabi Ibrahim Al-Khalil beserta para pengikutnya berkata kepada kaumnya yang musyrik, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. (Al Mumtahanah:4), hingga akhir ayat.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah,) kepada mereka ("Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian) artinya bagi masing-masing pihak menanggung akibat perbuatannya sendiri. Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.") akan tetapi ayat itu dinasakh oleh ayatus-saif atau ayat yang menganjurkan memerangi mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Apabila mereka masih bersikeras mendustakanmu, Muhammad, setelah jelas bagi mereka tanda-tanda kenabianmu, maka katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya aku mendapatkan balasan dari perbuatanku, dan kalian juga mendapatkan balasan dari perbuatan kalian--bagaimana pun bentuknya. Aku akan meneruskan dakwahku. Dari itu, kalian tidak perlu mencela perbuatanku, sebagaimana aku tidak akan mencela perbuatan kalian. Maka lakukanlah apa yang kalian kehendaki, dan Allah akan membalas seluruh perbuatan kita sesuai dengan apa yang kita kerjakan."
6 Tafsir as-Saadi
"Tidaklah mungkin al-Qur`an ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (al-Qur`an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebe-lumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan, 'Muhammad membuat-buatnya.' Katakanlah, '(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.' Bahkan yang sebenar-nya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal penjelasannya belum datang kepada mereka. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah men-dustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zhalim itu. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada al-Qur`an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Rabbmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka men-dustakanmu, maka katakanlah, 'Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan'." (Yu-nus: 37-41).
(37) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَمَا كَانَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ أَن يُفۡتَرَىٰ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "Tidaklah mungkin al-Qur`an ini dibuat oleh selain Allah", maksudnya mustahil, tidak bisa dibayangkan al-Qur`an ini dibuat oleh selain Allah karena ia adalah kitab yang agung, tiada kebatilan yang hadir dari depan dan belakangnya. Ia diturunkan dari Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji, ia adalah kitab di mana seandainya jin dan manusia berkumpul untuk membuat yang sepertinya niscaya mereka tidak mampu membuat yang sepertinya meskipun sebagian dari mereka menolong sebagian yang lain, ia adalah kitab yang dengannya Rabbul 'alamin berfirman, bagaimana mungkin ada makhluk yang bisa berbicara sepertinya atau yang mendekatinya sementara ucapan itu menginduk kepada kebesaran dan sifat pembicara? Jika ada se-seorang yang menandingi Allah dalam kebesaranNya dan sifat-sifat kesempurnaanNya, maka dia mungkin menghadirkan seperti al-Qur`an ini. Seandainya kita berandai-andai bahwa ada orang yang berdusta atas nama Allah Rabbul 'alamin, niscaya Dia akan segera menghukum dan mengazabnya.
Akan tetapi Allah menurunkan kitab ini sebagai rahmat bagi alam semesta dan sebagai hujjah atas seluruh manusia. Dia menu-runkannya ﴾ تَصۡدِيقَ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ ﴿ "untuk membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya", dari kitab-kitab Samawi yakni dengan menyetujui dan membenarkan kesaksian dan berita gembira tentang turunnya maka ia pun terjadi seperti yang diberitakan, ﴾ وَتَفۡصِيلَ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "dan menjelas-kan hukum-hukum yang telah ditetapkannya;" halal, haram, hukum-hukum diniyah, qadariyah dan berita-berita yang benar.﴾ لَا رَيۡبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb se-mesta alam", tanpa sedikit pun kebimbangan di dalamnya dari sudut pandang apa pun, ia adalah kebenaran yang yakin, diturunkan dari Rabbul 'alamin yang mengatur seluruh makhluk dengan nikmatNya. Dan di antara pengaturanNya yang besar adalah diturunkanNya kitab yang berisi kemaslahatan diniyah dan duniawiyah mereka yang mengandung kesempurnaan akhlak dan kebaikan amal.
(38) ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ﴿ "Atau (patutkah) mereka mengatakan", yakni orang-orang yang mendustakannya dengan kesombongan dan pe-nentangan, ﴾ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Muhammad membuat-buatnya", dengan berdusta atas nama Allah. ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah", dengan menyuruh sesuatu kepada mereka, jika mereka mampu maka apa yang mereka klaim itu memungkinkan, jika tidak maka ucapan mereka adalah kebatilan. ﴾ فَأۡتُواْ بِسُورَةٖ مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar," yang membantumu menghadirkan satu surat yang sama dengannya. Ini mustahil, kalau mungkin tentulah mereka telah menyatakan mampu melakukan itu dan tentulah mereka menghadirkan sepertinya, akan tetapi ketika ketidakmampuan mereka terbukti, maka terbuktilah bahwa yang mereka katakan itu adalah batil tanpa berdasar sama sekali.
(39) Yang membuat mereka mendustakan al-Qur`an yang mengandung kebenaran yang tiada kebenaran di atasnya adalah bahwa mereka belum mengetahui dengan sempurna. Seandainya mereka mengetahuinya dengan sempurna dan memahaminya dengan baik niscaya mereka akan membenarkannya. Begitu pula sampai sekarang penjelasannya belum datang kepada mereka di mana Allah menjanjikan akan menurunkan azabNya dan menimpa-kan siksaNya kepada mereka, pendustaan yang keluar dari mereka ini sama dengan pendustaan orang-orang yang sebelum mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman,﴾ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendus-takan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zhalim itu." Yaitu kebinasaan yang tak menyisakan seorang pun dari mereka, hendaklah mereka mewaspadai jika mereka terus menerus mendustakannya yang akibatnya adalah turunnya azab kepada mereka seperti yang telah turun kepada orang-orang yang mendus-takan sebelum mereka.
Ini mengandung dalil atas anjuran berhati-hati dalam setiap perkara, bahwa setiap orang jangan menerima atau menolak sesuatu sebelum mengetahuinya dengan baik.
(40) ﴾ وَمِنۡهُم مَّن يُؤۡمِنُ بِهِۦ ﴿ "Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada al-Qur`an", maksudnya beriman dengan al-Qur`an dan sesuatu yang dibawanya. ﴾ وَمِنۡهُم مَّن لَّا يُؤۡمِنُ بِهِۦۚ وَرَبُّكَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Rabb-mu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan." Yaitu orang-orang yang tidak beriman kepadanya dengan dasar kezha-liman, penentangan dan kerusakan, maka Dia akan membalas ke-rusakan mereka dengan azab yang paling berat.
(41) ﴾ وَإِن كَذَّبُوكَ ﴿ "Jika mereka mendustakan kamu", maka terus-lah berdakwah, urusan mereka bukan tanggunganmu, urusanmu pun bukan tanggung jawab mereka, masing-masing mempunyai pekerjaan sendiri-sendiri.
﴾ فَقُل لِّي عَمَلِي وَلَكُمۡ عَمَلُكُمۡۖ أَنتُم بَرِيٓـُٔونَ مِمَّآ أَعۡمَلُ وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Maka katakan-lah, 'Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap sesuatu yang aku kerjakan, dan aku pun berlepas diri terhadap sesuatu yang kamu kerjakan'."
Seperti Firman Allah,
﴾ مَّنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۗ ﴿
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri." (Fushshilat: 46).