Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. [11] Hud : 112)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah diuraikan tentang keberadaan umat terdahulu yang ragu dan berselisih terhadap ajaran nabinya, maka pada ayat ini Allah memperingatkan kepada nabi dan umatnya agar konsisten terhadap ajaran yang benar. Maka tetaplah engkau wahai Nabi Muhammad, tetap teguh dan konsisten dalam melaksanakan perintah Allah dan menyeru ke jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu dari perbuatan syirik dan dosa, dan janganlah kamu melampaui batas terhadap perintah dan larangan-Nya. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan kemudian akan memberikan balasan atas perbuatan yang kamu kerjakan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini memberikan tuntutan kepada Nabi Muhammad saw terhadap apa yang semestinya ia perbuat pada waktu umatnya melancarkan tantangan, dan meragukan Al-Quran yang dibawanya. Dia diperintahkan untuk tetap pada pendiriannya, berjalan di atas jalan yang lurus, menyampaikan syariat yang diamanatkan kepadanya, melaksanakan risalahnya dan jangan sampai terlintas di dalam hatinya akan meninggalkan sebagian dari apa yang telah diwahyukan kepadanya, karena kekejaman fitnahan umatnya, sebagaimana firman Allah: Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya. (Hud/11: 12) Begitu pula orang-orang yang telah sadar dan insyaf serta tobat dari kemusyrikan dan kekafiran dan telah beriman bersama Muhammad saw supaya tetap dalam pendiriannya, mempertahankan akidah tauhidnya dan jangan sekali-kali bergeser dari jalan yang lurus dan benar yang telah diimani dan diyakininya, karena Allah melihat dan mengetahui semuanya itu. Sejalan dengan ayat ini, Allah berfirman: Karena itu serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, "Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal perbuatan kami dan bagi kamu amal perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali." (asy-Syura/42: 15)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman agar bersikap teguh dan tetap berjalan pada jalan yang lurus. Karena hal tersebut merupakan sarana yang membantu untuk memperoleh kemenangan atas musuh dan menangkal semua perlawanan mereka. Lalu Allah melarang bersikap melampaui batas, karena sesungguhnya sikap ini mendatangkan kehancuran diri, sekalipun dalam bersikap terhadap orang musyrik.
Allah Swt. memberitahukan pula bahwa Dia Maha Melihat semua amal perbuatan hamba-hamba-Nya, Dia tidak akan lalai terhadap sesuatu pun dan tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar) yaitu mengamalkan perintah Rabbmu dan menyembah kepada-Nya (sebagaimana diperintahkan kepadamu dan) juga tetaplah pada jalan yang benar (orang yang telah bertobat) yaitu orang yang telah beriman (beserta kamu dan janganlah kalian melampuai batas) melanggar batasan-batasan Allah. (Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) oleh sebab itu Dia membalas kalian.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Jika keadaan umat-umat yang memperselisihkan pemahaman kitab suci begitu adanya, maka bersikaplah kamu dan para pengikutmu yang beriman dengan konsisten mengikuti jalan kebenaran seperti yang diperintahkan Allah. Janganlah kalian melampaui batas kewajaran dengan melalaikan atau meremehkan atau berlebih-lebihan dengan melakukan sesuatu yang di luar kemampuan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua apa yang kalian kerjakan dan pasti Dia akan membalasnya.