Hud Ayat 49
تِلْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهَآ اِلَيْكَ ۚمَا كُنْتَ تَعْلَمُهَآ اَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هٰذَاۚ فَاصْبِرْۚ اِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ ࣖ ( هود: ٤٩ )
Tilka Min 'Anbā'i Al-Ghaybi Nūĥīhā 'Ilayka Mā Kunta Ta`lamuhā 'Anta Wa Lā Qawmuka Min Qabli Hādhā Fāşbir 'Inna Al-`Āqibata Lilmuttaqīna. (Hūd 11:49)
Artinya:
Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. [11] Hud : 49)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Itulah kisah Nabi Nuh dan umatnya. Kisah yang dipaparkan adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad; tidak pernah engkau mengetahui informasi kisah itu sebelumnya dan tidak pula kaummu mengetahui kisah itu sebelum informasi Al-Qur'an ini datang. Karena itu, maka bersabarlah dalam menyampaikan tuntunan Al-Qur'an dan tabahlah dalam menghadapi gangguan kaummu, sebagaimana Nabi Nuh bersabar. Sungguh, kesudahan yang baik adalah bagi orang yang bertakwa. Kebaikan dan kesabaran akan membuahkan kemenangan dan pahala. Kebaikan didapat manakala seseorang mengerjakan ketaatan, sedang kesabaran akan diperoleh dengan meninggalkan hal-hal yang dilarang.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini, Allah swt menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw, bahwa kisah Nuh a.s. itu dan kisah nabi-nabi lainnya adalah berita penting yang termasuk dalam soal-soal gaib yang diwahyukan Allah kepadanya, yang belum pernah diketahuinya dan belum pernah pula diketahui oleh kaumnya sebelum itu, sehingga mereka bisa menuduhnya bahwa kisah itu diperolehnya dari orang lain. Tetapi Allah-lah yang mewahyukan kisah itu kepada Muhammad sesuai dengan kejadian yang sebenarnya sebagaimana yang diterangkan dalam kitab-kitab para nabi sebelumnya. Seandainya ada di antara kaumnya yang pernah mendengarnya, maka pengetahuan mereka itu hanya secara global dan samar-samar.
Oleh karena itu, sekalipun berbagai tuduhan mereka lemparkan terhadap Muhammad saw, tetapi Allah memerintahkannya supaya bersabar menghadapi kaumnya yang banyak menyakitkan hatinya; sebagaimana Nuh a.s. bersabar menghadapi kaumnya yang mengejek dan mencemoohkannya beratus-ratus tahun lamanya. Hal serupa itu sudah menjadi sunnah Allah pada rasul-rasul-Nya. Namun demikian, kesudahannya adalah kemenangan dan keberuntungan bagi orang-orang yang bertakwa dan sabar. Sebaliknya, kekalahan dan kerugian akan menimpa orang-orang yang membangkang terhadap kebenaran dan orang-orang yang berbuat jahat. Ini sesuai dengan ayat-ayat lain seperti firman Allah:
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (al-Mumin/40: 51)
Dalam Al-Quran tidak diterangkan dengan tegas berapa usia Nabi Nuh a.s., tetapi hanya disebutkan dalam firman-Nya sebagai berikut:
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim. (al-Ankabut/29: 14)
Yang jelas ayat tersebut hanya menyatakan bahwa Nuh a.s. tinggal di antara kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Ada kemungkinan bahwa rentang waktu tersebut hanya menunjuk pada jangka waktu dalam menyampaikan dakwah kepada kaumnya. Dan ada kemungkinan pula bahwa itulah jumlah seluruh usianya termasuk di dalam masa menyampaikan dakwah.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya, bahwa kisah ini dan yang serupa dengannya:
...di antara berita-berita penting tentang yang gaib.
Yakni termasuk di antara berita-berita yang gaib di masa lalu, Kami wahyukan kepadamu dengan apa adanya seakan-akan kamu menyaksikannya sendiri:
Kami wahyukan kepadamu.
Maksudnya, Kami ajarkan kepadamu tentangnya sebagai wahyu yang Kami turunkan kepadamu:
...tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini.
Yakni tidaklah kamu —-tidak pula seseorang pun dari kaummu— mengetahui kisah ini sebelumnya, sehingga berkatalah orang-orang yang mendustakanmu, bahwa sesungguhnya kamu telah mempelajarinya dari seseorang. Tidak, bahkan Allah-Iah yang memberitahukannya kepadamu sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, seperti juga yang dikisahkan oleh kitab-kitab para nabi sebelum kamu.
Maka bersabarlah terhadap pendustaan orang-orang yang mendustakanmu dari kalangan kaummu, juga bersabarlah dalam menghadapi gangguan mereka yang menyakitkan terhadap dirimu. Karena sesungguhnya Kami pasti akan memenangkan kamu dan meliputi kamu dengan perhatian Kami, dan Kami jadikan akibat yang terpuji bagimu dan bagi para pengikutmu di dunia dan di akhirat. Perihalnya sama dengan apa yang telah Kami lakukan terhadap para utusan lainnya, Kami menolong mereka dari musuh-musuhnya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman. (Al-Mu’min: 51), hingga akhir ayat.
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. (Ash Shaaffat:171-172)
Adapun firman Allah Swt.:
Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Itu adalah) ayat-ayat yang mengandung kisah Nabi Nuh (di antara berita-berita penting yang gaib) berita-berita yang belum engkau ketahui (yang Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad (tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini) sebelum diturunkannya Alquran ini. (Maka bersabarlah) di dalam menyampaikan risalah dan menghadapi perlakuan kaummu yang menyakitkan itu, sebagaimana Nabi Nuh bersabar (sesungguhnya kesudahan yang baik) yang terpuji (adalah bagi orang-orang yang bertakwa).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kisah Nûh dan kaumnya yang Kami paparkan kepadamu, wahai Muhammad, termasuk berita gaib yang hanya diketahui oleh Allah. Sebelum diturunkan wahyu, kamu dan kaummu tidak mengetahuinya secara teliti dan terperinci. Maka bersabarlah dalam menghadapi penindasan kaummu sebagaimana kesabaran para nabi sebelum kamu. Sesungguhnya kamu, pada gilirannya, akan mendapatkan kemenangan seperti para nabi terdahulu. Akhir yang baik akan selalu berada di pihak mereka yang menghindari azab Allah, dengan beriman dan mengerjakan amal saleh.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaum-nya, (dia berkata), 'Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagimu, agar kamu tidak menyembah kecuali Allah. Sesungguhnya aku mengkhawatirkanmu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.' Maka berkatalah pemimpin-pemim-pin yang kafir dari kaumnya, 'Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta'." (Hud: 25-27)
"Nuh berkata, 'Hai kaumku, bagaimana pendapatmu, jika aku sudah mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku, dan Dia membe-riku rahmat dari sisiNya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakan kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya.' Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepadamu (sebagai upah) bagi seruanku. Tidaklah upahku melainkan dari Allah, dan aku sekali-kali tidak akan me-ngusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Rabbnya, akan tetapi aku memandangmu sebagai kaum yang tidak mengetahui.' Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku meng-usir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran.' Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa), aku mempunyai gudang-gudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak juga menge-tahui yang ghaib, dan tidak (pula) aku mengatakan, sesungguhnya aku adalah malaikat, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, 'Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka.' Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, ka-lau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zhalim." (Hud: 28-31)
"Mereka berkata, 'Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah ber-bantah-bantahan dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.' Nuh menjawab, 'Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Dan tidaklah nasihatku bermanfaat kepadamu jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Rabbmu, dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan.' Malahan kaum Nuh itu berkata, 'Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja.' Kata-kanlah, 'Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat'." (Hud: 32-35)
"Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan mata (pengawasan) dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bi-carakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu; sesung-guhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh mem-buat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, maka mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, 'Jika kamu me-ngejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagai-mana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan siapa yang akan ditimpa azab yang kekal.' Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur perapian telah memancarkan air, maka Kami berfirman, 'Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang ketetapan (takdir) terhadapnya telah terdahulu dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.' Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit." (Hud: 36-40)
"Dan Nuh berkata, 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya de-ngan menyebut Nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.' Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam ge-lombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya -sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil-, 'Hai anakku, naik-lah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.' Anaknya menjawab, 'Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!' Nuh berkata, 'Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang.' Dan gelombang men-jadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (Hud: 41-43)
"Dan difirmankan, 'Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit (hujan), berhentilah,' dan air pun disurutkan, perintah pun disele-saikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dika-takan, 'Binasalah orang-orang yang zhalim.' Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMu itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.' Allah berfirman, 'Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya ada-lah perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Se-sungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan'." (Hud: 44-46).
"Nuh berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu untuk memohon sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepa-daku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.' Difirmankan, 'Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan akan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kese-nangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.' Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Hud: 47-49)
(25) ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh", Rasul pertama ﴾ إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ ﴿ "kepada kaumnya." Mengajak mereka kepada Allah dan melarang mereka berbuat syirik. Dia berkata,﴾ إِنِّي لَكُمۡ نَذِيرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagimu." Maksudnya, aku menjelaskan kepadamu sesuatu yang mana aku memperingatkanmu dengannya sebagai penjelasan yang menghilangkan kerancuan permasalahan.
(26) ﴾ أَن لَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَۖ ﴿ "Agar kamu tidak menyembah kecuali Allah." Maksudnya, ikhlaskanlah ibadah hanya kepada Allah semata, tinggalkan semua yang disembah selain Allah.﴾ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ أَلِيمٖ ﴿ "Sesungguhnya aku mengkhawatirkanmu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan." Jika kamu tidak mentauhidkan Allah dan menaatiku.
(27) ﴾ فَقَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Maka berkatalah pemimpin-pe-mimpin yang kafir dari kaumnya", yakni orang-orang terhormat dan para pembesar kaumnya menolak dakwah Nuh عليه السلام sebagaimana kebiasaan yang berlaku pada orang seperti mereka bahwa mereka-lah yang pertama kali menolak dakwah para rasul, ﴾ مَا نَرَىٰكَ إِلَّا بَشَرٗا مِّثۡلَنَا ﴿ "Kami tidak melihatmu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami." Ini adalah penghalang –menurut mereka– untuk me-ngikutinya, padahal sebenarnya itulah yang benar yang tidak ada kebenaran selainnya, karena manusia hanya mungkin belajar dari manusia dan berdialog dengannya dalam segala urusan, lain halnya dengan malaikat. ﴾ وَمَا نَرَىٰكَ ٱتَّبَعَكَ إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمۡ أَرَاذِلُنَا ﴿ "Dan kami tidak me-lihat orang-orang yang mengikutimu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami." Maksudnya, kami melihat yang mengikutimu hanyalah orang-orang hina lagi rendah di antara kami –menurut mereka– padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang yang mulia dan manusia yang berakal yang tunduk kepada kebenaran. Mereka bukan orang-orang hina seperti yang dibilang oleh pembe-sar-pembesar kaum yang mengikuti semua setan yang bengal dan mengangkat tuhan-tuhan dari batu dan pohon lalu mereka mende-katkan diri kepadanya dan bersujud. Apakah kamu tahu ada yang lebih hina dan rendah daripada mereka? Ucapan mereka, ﴾ بَادِيَ ٱلرَّأۡيِ ﴿ "yang lekas percaya saja." Maksudnya, mereka hanya mengikutimu tanpa berpikir dan menimbang, tetapi hanya disebabkan kamu me-ngajak mereka, langsung mereka mengikutimu. Maksud mereka dengan itu adalah bahwa mereka bukanlah orang-orang yang menge-tahui urusan. Mereka tidak mengetahui bahwa akal yang spontan mengajak kepada kebenaran yang nyata. Begitu kebenaran sampai kepada ulul albab, mereka langsung mengenali dan mengetahuinya, tidak seperti perkara yang samar yang memerlukan pemikiran dan perenungan panjang.
﴾ وَمَا نَرَىٰ لَكُمۡ عَلَيۡنَا مِن فَضۡلِۭ ﴿ "Dan kami tidak melihatmu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami." Maksudnya, kamu tidak lebih baik dari-pada kami yang membuat kami tunduk kepadamu. ﴾ بَلۡ نَظُنُّكُمۡ كَٰذِبِينَ ﴿ "Bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta." Mereka berbohong dalam ucapan mereka. Ini karena mereka telah melihat ayat-ayat yang Allah jadikan sebagai duku-ngan bagi Nuh yang membuat mereka merasa yakin dengan pasti terhadap kebenarannya.
(28) Oleh karena itu, ﴾ قَالَ ﴿ "Nuh berkata" kepada mereka menanggapi, ﴾ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي ﴿ "Hai kaumku, bagaimana pen-dapatmu, jika aku sudah mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku." Maksudnya berada di atas keyakinan dan kepastian, yakni dia adalah Rasul yang sempurna dan teladan yang ditaati oleh orang-orang yang berakal. Akal tokoh-tokoh besar dibanding akal Nuh adalah kecil. Dia adalah orang yang benar-benar jujur, maka jika dia berkata, "Sesungguhnya aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku." Cukuplah ucapan ini sebagai bukti dan saksi atas kebe-narannya. ﴾ وَءَاتَىٰنِي رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِهِۦ ﴿ "Dan Dia memberiku rahmat dari sisiNya." Maksudnya, Dia memberiku wahyu, mengangkatku menjadi rasul dan memberiku nikmat hidayah. ﴾ فَعُمِّيَتۡ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Tetapi rahmat itu di-samarkan bagimu." Maksudnya, tidak jelas bagimu, dan dengannya kamu bermalas-malasan. ﴾ أَنُلۡزِمُكُمُوهَا ﴿ "Apa akan kami paksakan kamu menerimanya." Maksudnya, apakah kami akan memaksamu atas sesuatu yang telah jelas bagi kami sementara kamu masih ragu pada-nya dan kamu tidak menyukainya sehingga kamu berusaha menolak sesuatu yang aku bawa? Itu semua tidak merugikan kami dan tidak menodai keyakinan kami sedikit pun. Ucapan dan dustamu atas kami, tidak menghalangi kami dari sesuatu yang kami imani, paling-paling ia justru menjadi penghalang bagimu yang mengakibatkan kamu menolak tunduk kepada kebenaran yang menurutmu adalah kebatilan. Jika keadaannya telah sampai di sini maka kami tidak kuasa memaksamu kepada perintah Allah dan mewajibkanmu ke-pada sesuatu yang kamu lari darinya. Oleh karena itu, dia berkata, ﴾ أَنُلۡزِمُكُمُوهَا وَأَنتُمۡ لَهَا كَٰرِهُونَ ﴿ "Apa akan kami paksakan kamu menerimanya pa-dahal kamu tiada menyukainya?"
(29) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ لَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ ﴿ "Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, aku tiada meminta bagi seruanku," atas dakwahku kepada kalian ﴾ مَالًاۖ ﴿ "harta benda (sebagai upah)", karena kamu akan merasakan beratnya beban. ﴾ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۚ ﴿ "Tidaklah upahku melainkan dari Allah." Dan sepertinya mereka menuntut pengusiran orang-orang Mukmin yang lemah, maka dia menjawab mereka, ﴾ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۚ ﴿ "Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman", tidak layak dan tidak pantas bagiku untuk melakukan hal itu, justru aku menyambut mereka dengan gembira, penghormatan, penghargaan dan kegembiraan. ﴾ إِنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ ﴿ "Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Rabbnya." Maka Dia membalas iman dan takwa mereka dengan surga kenikmatan. ﴾ وَلَٰكِنِّيٓ أَرَىٰكُمۡ قَوۡمٗا تَجۡهَلُونَ ﴿ "Akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui." Di mana kamu menyuruhku mengusir wali-wali Allah dan menjauhkan mereka dariku, di mana kamu telah menolak kebenaran, karena mereka adalah para pengikutnya, di mana kamu berdalil atas batilnya kebe-naran dengan ucapan, "Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa sepertimu, dan bahwa kami tidak memiliki keutamaan atasmu."
(30) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ مَن يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِن طَرَدتُّهُمۡۚ ﴿ "Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir me-reka." Maksudnya, siapa yang melindungiku dari azabNya, karena mengusir mereka menyebabkan turunnya azab dan siksa yang mana tidak ada pelindung selain Allah. ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?" Apa yang lebih berguna dan lebih baik bagi-mu, dan semestinya kamu merenungkan segala urusan.
(31) ﴾ وَلَآ أَقُولُ لَكُمۡ عِندِي خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ وَلَآ أَقُولُ إِنِّي مَلَكٞ ﴿ "Dan aku ti-dak mengatakan kepada kamu (bahwa), 'aku mempunyai gudang-gudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib, dan tidak (pula) aku mengatakan, 'Sesungguhnya aku adalah malaikat'." Aku hanyalah seorang Rasul Allah kepadamu, aku memberimu berita gembira dan peringatan, selain itu aku tidak sedikitpun mempunyai wewenang. Kekayaan Allah tidak ada padaku sehingga aku bisa mengaturnya dan memberikannya kepada orang yang aku kehen-daki, dan menghalanginya dari orang yang aku kehendaki. ﴾ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ ﴿ "Dan aku tiada mengetahui yang ghaib", sehingga aku bisa me-ngabarkan rahasiamu dan batinmu. ﴾ وَلَآ أَقُولُ إِنِّي مَلَكٞ ﴿ "Dan tidak (pula) aku mengatakan, 'Sesungguhnya aku adalah malaikat'." Maknanya adalah aku tidak mengklaim tingkatan di atas tingkatanku, tidak pula posisi melainkan posisi di mana Allah mendudukkanku pada-nya, tidak pula aku menghukum manusia berdasarkan dugaanku. Aku tidak ﴾ أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزۡدَرِيٓ أَعۡيُنُكُمۡ ﴿ "mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu", yakni orang-orang Mukmin yang lemah yang diremehkan oleh para pembesar orang-orang kafir. ﴾ لَن يُؤۡتِيَهُمُ ٱللَّهُ خَيۡرًاۖ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا فِيٓ أَنفُسِهِمۡ ﴿ "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka, Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka." Jika mereka benar dalam urusan iman mereka, maka me-reka mendapatkan banyak kebaikan, jika tidak demikian, maka hisab mereka menjadi tanggung jawab Allah. ﴾ إِنِّيٓ إِذٗا ﴿ "Sesungguh-nya aku kalau begitu", jika aku mengatakan sesuatu dari yang di atas ﴾ لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "benar-benar termasuk orang-orang yang zhalim." Ini adalah pemutus asaan dari Nuh kepada kaumnya untuk mengusir orang-orang Mukmin yang miskin atau membenci mereka sekaligus meyakinkan kaumnya dengan cara-cara yang meyakinkan bagi orang yang berpikir obyektif. 9
(32) Tatkala mereka melihat Nuh tidak berhenti dari dak-wahnya dan mereka sendiri tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka ﴾ قَالُواْ يَٰنُوحُ قَدۡ جَٰدَلۡتَنَا فَأَكۡثَرۡتَ جِدَٰلَنَا فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿ "mereka berkata, 'Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah-bantahan dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?" Betapa bodohnya me-reka, betapa sesatnya mereka, di mana mereka mengucapkan kata-kata ini kepada Nabi mereka yang tulus. Jika mereka benar, mengapa mereka tidak mengatakan, 'Hai Nuh, kamu telah menasihati kami, mengasihi kami dan menyeru kami kepada perkara-perkara yang belum jelas bagi kami, maka kami ingin kamu menjelaskannya agar kami bisa mengikutimu, jika tidak maka terima kasih atas nasihat-mu." Sungguh ini adalah jawaban yang obyektif bagi orang yang di-seru kepada perkara yang samar baginya, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang dusta dalam kata-kata mereka, lancang terhadap Nabi mereka. Mereka tidak menolak kata-katanya dengan syubhat paling rendah, terlebih lagi menolak dengan hujjah. Oleh karena itu, mereka membelok karena kebodohan dan kesesatan mereka kepada permintaan disegerakannya azab, dan menantang Allah.
(33) Oleh karena itu, Nuh menjawab mereka dengan ber-kata, ﴾ إِنَّمَا يَأۡتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن شَآءَ ﴿ "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki." Maksudnya, jika hikmah dan kehendakNya menuntutNya menurunkan siksa kepadamu, maka Dia akan melakukan itu ﴾ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ ﴿ "Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri", dari Allah, sedangkan aku sendiri tidak memiliki wewenang apa pun.
(34) ﴾ وَلَا يَنفَعُكُمۡ نُصۡحِيٓ إِنۡ أَرَدتُّ أَنۡ أَنصَحَ لَكُمۡ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغۡوِيَكُمۡۚ ﴿ "Dan tidaklah nasihatku bermanfaat kepadamu jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkanmu." Maksudnya, keinginan Allah-lah yang akan menang, jika Dia hendak menyesatkanmu karena kamu menolak kebenaran meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga memberimu nasihat dengan baik –Nuh telah mela-kukan itu– tetap saja hal itu tidak berguna bagimu sedikit pun.﴾ هُوَ رَبُّكُمۡ ﴿ "Dia adalah Rabbmu," melakukan apa yang dikehendakiNya dan menetapkan hukum yang diinginkanNya. ﴾ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan." Lalu Dia membalas perbuatanmu.
(35) ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Malahan kaum Nuh itu berkata, 'Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja." Kata ganti ini mengandung ke-mungkinan kembali kepada Nuh sebagaimana konteks ucapan yang membicarakan Nuh dengan kaumnya, maknanya adalah bahwa kaumnya berkata, "Nuh telah berdusta atas Nama Allah, berdusta tentang wahyu yang dia klaim bahwa ia dari Allah. Dan bahwa Allah memintanya untuk berkata, ﴾ قُلۡ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُۥ فَعَلَيَّ إِجۡرَامِي وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُجۡرِمُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." Masing-masing memikul dosanya.
﴾ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٞ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۗ ﴿
"Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain." (Al-Isra`: 15).
Dan mengandung kemungkinan ia kembali kepada Nabi Muhammad ﷺ. Jadi ayat ini merupakan sisipan di tengah-tengah kisah Nuh dengan kaumnya karena ia termasuk perkara yang tidak diketahui oleh para Nabi. Tatkala Allah mulai menceritakannya kepada RasulNya, dan itu termasuk bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran risalahnya, maka Dia pun menyebutkan pendustaan ka-umnya kepadanya dengan penjelasan yang sempurna, seraya Dia berfirman, ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Apakah mereka berkata, 'Dia telah membuat-buatnya?'" Yakni al-Qur`an ini dibuat-buat oleh Muhammad dari dirinya sendiri.
Ini termasuk kata-kata yang paling aneh dan yang paling batil, karena mereka mengetahui bahwa dia (Muhammad) tidak mem-baca dan tidak menulis serta tidak pernah pergi dari mereka untuk mengkaji kitab-kitab, lalu dia hadir dengan kitab ini yang menantang mereka agar menghadirkan satu surat yang semisal dengannya. Jika mereka tetap mengklaim –dengan realita yang demikian– bahwa Muhammad membuat-buatnya, maka jelaslah bahwa mereka itu hanya sekedar menentang. Tak ada lagi guna berdebat dengan me-reka, bahkan yang cocok dalam kondisi ini adalah berpaling dari mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ قُلۡ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُۥ فَعَلَيَّ إِجۡرَامِي ﴿ "Kata-kanlah, 'Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku", dan kebohonganku. ﴾ وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُجۡرِمُونَ ﴿ "Dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." Yakni mengapa kamu terus menuduhku berdusta.
(36) FirmanNya, ﴾ وَأُوحِيَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤۡمِنَ مِن قَوۡمِكَ إِلَّا مَن قَدۡ ءَامَنَ ﴿ "Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja)." Yakni mereka adalah orang-orang yang keras (hatinya). ﴾ فَلَا تَبۡتَئِسۡ بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ﴿ "Ka-rena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan." Jangan bersedih, jangan hiraukan mereka dan keadaan mereka, karena Allah telah murka kepada mereka dan menimpakan azabNya yang tak bisa ditolak.
(37) ﴾ وَٱصۡنَعِ ٱلۡفُلۡكَ بِأَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا ﴿ "Dan buatlah bahtera itu dengan mata (pengawasan) dan petunjuk wahyu Kami." Maksudnya, di bawah penjagaan Kami, pengawasan Kami dan keridhaan dari Kami.﴾ وَلَا تُخَٰطِبۡنِي فِي ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ ﴿ "Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu." Maksudnya, jangan mendebatku dalam perkara pembinasaan mereka. ﴾ إِنَّهُم مُّغۡرَقُونَ ﴿ "Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." Maksudnya, ketetapanKu telah berlaku atas mereka dan takdirKu telah berjalan pada mereka.
(38) Nuh menaati perintah Allah تعالى, dia mulai membuat bahtera. ﴾ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيۡهِ مَلَأٞ مِّن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Dan setiap kali pemimpin kaumnya ber-jalan melewati Nuh", dan melihat perahu yang Nuh buat ﴾ سَخِرُواْ مِنۡهُۚ قَالَ إِن تَسۡخَرُواْ مِنَّا ﴿ "mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, 'Jika kamu mengejek kami", sekarang ﴾ فَإِنَّا نَسۡخَرُ مِنكُمۡ كَمَا تَسۡخَرُونَ ﴿ "maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)."
(39) ﴾ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن يَأۡتِيهِ عَذَابٞ يُخۡزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيۡهِ عَذَابٞ مُّقِيمٌ ﴿ "Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakan-nya dan siapa yang akan ditimpa azab yang kekal". Kami atau kamu? Mereka mengetahuinya ketika azab turun menimpa mereka.
(40) ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Hingga apabila perintah Kami datang", yakni takdir kami tentang turunnya azab kepada mereka, ﴾ وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ ﴿ "dan dapur perapian telah memancarkan air." Yakni Allah menurun-kan hujan deras dan memancarkan bumi dengan mata air sampai-sampai tungku di dapur yang biasanya menyala dengan api dan jauh dari air ikut serta memancarkan air, maka kedua air itu bertemu atas dasar perkara yang telah ditakdirkan. ﴾ قُلۡنَا ﴿ "Kami berfirman, kepada Nuh, ﴾ ٱحۡمِلۡ فِيهَا مِن كُلّٖ زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِ ﴿ "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina)." Maksud-nya, jantan dan betina dari setiap spesies makhluk agar cikal bakal makhluk tetap terjaga. Adapun sisa spesies yang lebih dari sepasang, maka ia tidak diangkut karena perahu tidak mampu membawanya. ﴾ وَأَهۡلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيۡهِ ٱلۡقَوۡلُ ﴿ "Dan keluargamu kecuali orang yang ketetapan (takdira) terhadapnya telah terdahulu", dari golongan kaum kafir seperti anaknya yang tenggelam. ﴾ وَمَنۡ ءَامَنَۚ ﴿ "Dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Padahal ketika itu ﴾ م َ ا ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٞ ﴿ "tidak beriman ber-sama dengan Nuh itu kecuali sedikit."
(41) ﴾ وَقَالَ ﴿ "Dan Nuh berkata", kepada orang-orang yang Allah perintahkan agar mereka diangkut. ﴾ ٱرۡكَبُواْ فِيهَا بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡر۪ىٰهَا وَمُرۡسَىٰهَآۚ ﴿ "Naik-lah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Bahtera itu berlayar dengan nama Allah, berlabuh dengan nama Allah dan berjalan dengan perintah dan instruksiNya. ﴾ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Di mana Dia mengampuni kami, menyayangi kami dan menyelamatkan kami dari kaum yang zhalim.
(42) Kemudian Allah menjelaskan bagaimana bahtera itu berlayar seolah-olah kita melihatnya, seraya Dia berfirman,﴾ وَهِيَ تَجۡرِي بِهِمۡ ﴿ "Dan bahtera itu berlayar membawa mereka", Nuh dan orang-orang yang bersamanya ﴾ فِي مَوۡجٖ كَٱلۡجِبَالِ ﴿ "dalam gelombang laksana gunung." Allah-lah Penjaganya dan Penjaga penumpangnya. ﴾ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبۡنَهُۥ ﴿ "Dan Nuh memanggil anaknya", ketika dia naik supaya sang anak naik bersamanya, ﴾ وَكَانَ فِي مَعۡزِلٖ ﴿ "sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil", dari mereka ketika mereka naik. Maksudnya, dia menjauh sementara Nuh ingin agar dia mendekat untuk naik. Nuh berkata kepadanya, ﴾ يَٰبُنَيَّ ٱرۡكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami, dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Akibatnya kamu akan tertimpa azab yang menimpa mereka.
(43) Anaknya menyanggah untuk mendustakan ucapan ba-paknya bahwa tiada yang selamat kecuali orang yang naik perahu bersamanya. ﴾ سَـَٔاوِيٓ إِلَىٰ جَبَلٖ يَعۡصِمُنِي مِنَ ٱلۡمَآءِۚ ﴿ "Aku akan mencari perlindu-ngan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Maksudnya, aku akan naik ke gunung yang melindungiku dari banjir. Nuh ber-seru, ﴾ لَا عَاصِمَ ٱلۡيَوۡمَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَۚ ﴿ "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Tidak ada gunung dan lainnya yang menyelamatkan seseorang meskipun dia mengambil cara apa pun, dia tetap tidak akan selamat jika Allah tidak menyelamatkannya. ﴾ وَحَالَ بَيۡنَهُمَا ٱلۡمَوۡجُ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُغۡرَقِينَ ﴿ "Dan gelom-bang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan."
(44) Ketika Allah menenggelamkan mereka dan menyela-matkan Nuh dan orang-orangnya maka ﴾ وَقِيلَ يَٰٓأَرۡضُ ٱبۡلَعِي مَآءَكِ ﴿ "Difirman-kan, 'Hai bumi telanlah airmu'," yang keluar darimu dan yang turun kepadamu, telanlah air yang ada di permukaanmu, ﴾ وَيَٰسَمَآءُ أَقۡلِعِي ﴿ "dan hai langit (hujan) berhentilah," maka keduanya menaati perintah Allah. Bumi menelan airnya dan langit menghentikan hujannya, hingga air di bumi pun surut. ﴾ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ ﴿ "Perintah pun diselesaikan", dengan dibinasakannya orang-orang yang mendustakan dan diselamatkan-nya orang-orang Mukmin. ﴾ وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِيِّۖ ﴿ "Dan bahtera itu pun ber-labuh di atas bukit Judi", yaitu perahu itu berhenti di gunung itu yang terkenal dari negeri Maushil. ﴾ وَقِيلَ بُعۡدٗا لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang yang zhalim'." Maksudnya, kebinasaan me-reka diikuti dengan laknat, kemurkaan dan kemarahan yang selalu bersama mereka.
(45) ﴾ وَنَادَىٰ نُوحٞ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبۡنِي مِنۡ أَهۡلِي وَإِنَّ وَعۡدَكَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Dan Nuh ber-seru kepada Rabbnya sambil berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMu itulah yang benar'." Maksudnya, Engkau telah berkata kepadaku, "Angkutlah dari ma-sing-masing hewan (jantan dan betina) dan keluargamu," dan Engkau tidak akan menyelisihi janjiMu kepadaku. Boleh jadi Nuh terbawa oleh rasa kasih sayangnya, dan bahwa Allah menjanjikan kesela-matan keluarganya, sehingga dia mengira bahwa janjiNya berlaku umum kepada keluarganya yang beriman dan yang tidak beriman. Oleh karena itu, dia berdoa kepada Allah dengan doa itu, meski begitu dia menyerahkan urusannya kepada hikmah Allah yang mendalam.
(46) Allah berfirman kepadanya, ﴾ إِنَّهُۥ لَيۡسَ مِنۡ أَهۡلِكَۖ ﴿ "Sesungguh-nya dia bukanlah termasuk keluargamu", yang Aku janjikan kepadamu selamat. ﴾ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيۡرُ صَٰلِحٖۖ ﴿ "Sesungguhnya (perbuatannya) adalah perbuatan yang tidak baik." Maksudnya, doa yang kamu ucapkan untuk kese-lamatan orang kafir yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya. ﴾ فَلَا تَسۡـَٔلۡنِ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۖ ﴿ "Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu se-suatu yang kamu tidak mengetahui hakikat(nya)." Yang kamu tidak mengetahui akhirnya dan akibatnya, apakah ia baik atau tidak baik. ﴾ إِنِّيٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ ﴿ "Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." Sesungguhnya Aku menasihatimu dengan nasihat yang dengan-nya kamu termasuk orang-orang yang sempurna, dan dengannya kamu selamat dari sifat orang-orang yang bodoh.
(47) Pada saat itu Nuh sangat menyesal atas apa yang dila-kukannya, dan ﴾ قَالَ رَبِّ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِكَ أَنۡ أَسۡـَٔلَكَ مَا لَيۡسَ لِي بِهِۦ عِلۡمٞۖ وَإِلَّا تَغۡفِرۡ لِي وَتَرۡحَمۡنِيٓ أَكُن مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "Nuh berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada- Mu untuk memohon sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang me-rugi." Dengan ampunan dan rahmat, seorang hamba selamat dari kerugian. Ini menunjukkan bahwa Nuh عليه السلام tidak memiliki ilmu bahwa pertanyaannya kepada Allah tentang anaknya adalah haram dan termasuk ke dalam Firman Allah, ﴾ وَلَا تُخَٰطِبۡنِي فِي ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِنَّهُم مُّغۡرَقُونَ ﴿ "Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." Akan tetapi ada dua perkara yang bertentangan padanya, dia mengira ia masuk ke dalam FirmanNya, ﴾ وَأَهۡلَكَ ﴿ "Dan keluargamu." Dan setelah itu, jelaslah baginya bahwa ia termasuk ke dalam larangan terhadap mendoakan mereka dan mengulang-ulangnya untuk mereka.
(48) ﴾ قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهۡبِطۡ بِسَلَٰمٖ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيۡكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٖ مِّمَّن مَّعَكَۚ ﴿ "Difirmankan, 'Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang Mukmin) dari orang-orang yang bersamamu", dari kalangan manusia dan pasangan binatang yang dia bawa bersamanya. Allah memberkahi semuanya sehingga me-reka memenuhi seluruh penjuru bumi. ﴾ وَأُمَمٞ سَنُمَتِّعُهُمۡ ﴿ "Dan akan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka", dalam kehi-dupan dunia, ﴾ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." Penyelamatan ini tidak menghalangi Kami untuk menghukum orang yang kafir setelah itu meskipun dia diberi kenikmatan sesaat, dia tetap akan dihukum setelah itu.
(49) Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad setelah menyampaikan kisah yang gamblang ini yang tidak diketahui ke-cuali oleh orang yang Allah beri nikmat kerasulan. ﴾ تِلۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهَآ إِلَيۡكَۖ مَا كُنتَ تَعۡلَمُهَآ أَنتَ وَلَا قَوۡمُكَ مِن قَبۡلِ هَٰذَاۖ ﴿ "Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini." Me-reka berkata, "Dia mengetahuinya, maka bersyukurlah kepada Allah dan bersabarlah kamu, berpegang teguhlah pada agamamu yang benar, jalan yang lurus dan dakwah kepada Allah. ﴾ إِنَّ ٱلۡعَٰقِبَةَ لِلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang ber-takwa." Orang-orang yang menjauhi syirik dan dosa-dosa yang lain, maka kesudahan yang baik akan menjadi milikmu dan milik kaum-mu sebagaimana terjadi pada Nuh dan kaumnya.