Skip to main content

وَلَىِٕنْ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنٰهَا مِنْهُۚ اِنَّهٗ لَيَـُٔوْسٌ كَفُوْرٌ  ( هود: ٩ )

wala-in
وَلَئِنْ
dan jika
adhaqnā
أَذَقْنَا
Kami rasakan
l-insāna
ٱلْإِنسَٰنَ
manusia
minnā
مِنَّا
dari Kami
raḥmatan
رَحْمَةً
rahmat
thumma
ثُمَّ
kemudian
nazaʿnāhā
نَزَعْنَٰهَا
Kami cabutnya
min'hu
مِنْهُ
daripadanya
innahu
إِنَّهُۥ
sesungguhnya dia
layaūsun
لَيَـُٔوسٌ
menjadi putus asa
kafūrun
كَفُورٌ
ingkar

Wa La'in 'Adhaqnā Al-'Insāna Minnā Raĥmatan Thumma Naza`nāhā Minhu 'Innahu Laya'ūsun Kafūrun. (Hūd 11:9)

Artinya:

Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih. (QS. [11] Hud : 9)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang penciptaan langit dan bumi serta apa-apa yang ada pada keduanya, untuk menguji manusia, apakah mensyukuri nikmat Allah atau mengingkarinya, maka pada ayat ini Allah menerangkan tentang tabiat manusia pada umumnya. Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia berupa kesehatan, harta kekayaan, kedudukan, keturunan, dan rasa aman, kemudian rahmat itu Kami cabut kembali, maka pastilah dia menjadi putus asa. Mereka hanya memperlihatkan keingkaran dan tidak berterima kasih serta tidak pula menghargai nikmat-nikmat yang masih ada pada dirinya.