Ar-Ra'd Ayat 4
وَفِى الْاَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجٰوِرٰتٌ وَّجَنّٰتٌ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّزَرْعٌ وَّنَخِيْلٌ صِنْوَانٌ وَّغَيْرُ صِنْوَانٍ يُّسْقٰى بِمَاۤءٍ وَّاحِدٍۙ وَّنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلٰى بَعْضٍ فِى الْاُكُلِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ ( الرعد: ٤ )
Wa Fī Al-'Arđi Qiţa`un Mutajāwirātun Wa Jannātun Min 'A`nābin Wa Zar`un Wa Nakhīlun Şinwānun Wa Ghayru Şinwānin Yusqaá Bimā'in Wāĥidin Wa Nufađđilu Ba`đahā `Alaá Ba`đin Fī Al-'Ukuli 'Inna Fī Dhālika L'āyātin Liqawmin Ya`qilūna. (ar-Raʿd 13:4)
Artinya:
Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. (QS. [13] Ar-Ra'd : 4)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan di bumi yang terhampar dengan gunung-gunung yang tegak berdiri dan sungai-sungai yang berkelok-kelok dan bermuara ke laut, terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan dengan jarak yang berbeda serta kualitas kesuburan yang berbeda pula. Ada bagian tanah yang baik menjadi kebun-kebun anggur, ada yang cocok ditanami tanaman-tanaman tertentu, dan ada pula yang cocok ditanami pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang. Bagian-bagian tanah yang ditanami itu disirami dengan air yang sama. Tanaman-tanaman itu tumbuh, berkembang, lalu mengeluarkan bunga dan buah yang jenisnya beragam. Meski demikian, Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya, baik dalam hal rasa, warna, ukuran, maupun bobot-nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mau mengerti.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ungkapan ayat ini merupakan kelanjutan dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di bumi, yaitu bahwa di bumi terdapat bagian-bagian tanah yang berdekatan dan berdampingan tetapi berlainan kesuburannya. Ada tanah yang sangat subur untuk ditanami tanaman apa saja, ada pula tanah yang hanya dapat ditanami pohon-pohon besar saja, tetapi tidak baik untuk ditanami tanaman palawija atau sebaliknya, ada pula tanah yang lunak dan ada pula yang keras yang sulit untuk digemburkan. Di bumi terdapat kebun-kebun anggur, tanaman palawija, dan pohon yang bercabang dan tidak bercabang. Semuanya itu disiram dengan air yang sama tetapi menghasilkan buah yang beraneka ragam rasanya, seperti pohon tebu yang rasanya manis, buah jeruk yang rasanya manis dan masam, serta buah paria yang rasanya pahit, dan lain sebagainya. Allah melebihkan sebahagian tanaman-tanaman atas sebagian yang lain baik dari bentuknya, rasanya dan baunya. Semua tanda-tanda itu menunjukkan kekuasaan Allah dan menjadi dalil yang bisa menimbulkan keyakinan bagi orang-orang yang mau berpikir.
Menurut kajian saintis, perbedaan rasa dari buah-buahan atau tanaman, disebabkan perbedaan kandungan kimiawi yang ada di dalamnya. Zat atau molekul kimiawi ini, dalam bahasa ilmu biokimia dikenal dengan sebutan metabolit. Perbedaan jenis maupun kuantitas metabolit inilah yang memberikan rasa yang berbeda-beda dari tanaman atau buah yang berbeda. Biji dari semua tanaman, hampir semuanya berbentuk sama atau dikenal sebagai mempunyai morfologi yang sama, atau hampir sama, yaitu morfologi-nya bulat atau sedikit lonjong. Semua biji ini, di dalamnya terkandung embrio tanaman (Encyclopedia Britannica, 1965,Vol.20, Seed, 273-275). Dalam embrio tanaman itu terkandung materi-materi genetik (atau yang sering disebut dengan DNA, Desoxyribo Nucleic Acid, atau Asam Desoksiribo Nukleat).
Dalam biji tanaman yang berbeda, kandungan embrioniknya berbeda, demikian pula kandungan materi DNA-nya juga berbeda. DNA suatu materi yang akan sangat menentukan proses pembentukan metabolit dalam semua makhluk hidup termasuk tanaman. Maka Mahabesar Allah, apabila biji-biji yang berbeda itu ditanam dan disiram dengan air yang sama, biji-biji itu akan tumbuh menjadi berbagai tanaman yang berbeda rasanya, tergantung materi genetik yang dikandungnya; karena materi genetik inilah yang akan menentukan (membuat) metabolit-metabolit di dalam tanaman itu yang menentukan rasa buah atau tanaman itu..
3 Tafsir Ibnu Katsir
Setelah menyebutkan tentang alam langit, maka Allah menyebutkan kekuasaan, kebijaksanaan, dan hukum-hukumnya di alam bagian bawah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi.
Yaitu menjadikannya luas membentang secara memanjang dan melebar, lalu Allah memancangkan gunung-gunung yang kokoh dan tinggi-tinggi untuk memantapkannya, serta mengalirkan padanya sungai-sungai, mata air-mata air, dan sungai-sungai kecil untuk mengairi segala sesuatu yang Dia ciptakan padanya, yaitu buah-buahan yang beraneka ragam warna, bentuk, rasa, dan baunya. berpasang-pasangan. (Ar Ra'du:3) Artinya, dari tiap jenis ada dua macam yang berpasangan.
Allah menutupkan malam kepada siang.
Dia menjadikan masing-masing dari keduanya menyusul yang lainnya dengan cepat. Dengan kata lain, apabila yang satunya pergi, maka yang lainnya datang, dan apabila yang lainnya pergi, maka yang satunya datang. Allah pulalah yang mengatur waktu, sebagaimana Dia mengatur tempat dan penduduknya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Yakni memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah, kebijaksanaan, dan bukti-bukti yang menunjukkan keesaan-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan di bumi terdapat bagian-bagian) berbagai macam daerah (yang berdampingan) yang saling berdekatan; di antaranya ada yang subur dan ada yang tandus; dan di antaranya lagi ada yang kekurangan air dan yang banyak airnya; hal ini merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kepada kekuasaan-Nya (dan kebun-kebun) ladang-ladang (anggur, tanam-tanaman) dibaca rafa', yaitu zar'un karena diathafkan kepada lafal jannatun. Kalau dibaca jar, yaitu zar'in diathafkan kepada lafal a'naabin, demikian pula firman-Nya: (dan pohon kurma yang bercabang) lafal shinwaanun adalah bentuk jamak dari kata tunggal shinwun, artinya pohon kurma yang banyak cabangnya (dan yang tidak bercabang) pohon kurma yang tidak banyak cabangnya (disirami) kalau dibaca tusqaa, artinya kebun-kebun dan pohon-pohon yang ada padanya disirami. Dan kalau dibaca yusqa, artinya hal tersebut disirami (dengan air yang sama. Kami melebihkan) dapat dibaca nufadhdhilu dan yufadhdhilu (sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya) dapat dibaca al-ukuli dan al-ukli, artinya dalam hal rasa; yaitu ada yang manis dan ada yang masam. Hal ini merupakan tanda yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) dalam hal tersebut (terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir) yaitu bagi orang-orang yang mau memikirkannya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Bumi juga mengandung berbagai keajaiban. Ada kepingan-kepingan tanah yang saling berdekatan. Meskipun demikian, jenis tanahnya dapat berbeda-beda. Ada yang kering tandus, ada pula yang basah subur. Ada pula tanah yang, kalaupun jenisnya sama, menjadi lahan perkebunan anggur, lahan persawahan, dan lahan perkebunan korma. Kebun-kebun itu ada yang berkumpul di atas satu area, ada pula yang tumbuh berpisah-pisah. Selain itu, meskipun kebun-kebun itu disiram dan tumbuh dari sumber air yang sama, rasa yang dihasilkan oleh buah-buahannya beraneka ragam. Sungguh, di dalam keajaiban alam itu, benar-benar terdapat bukti yang jelas atas kemahakuasaan Allah bagi orang yang memiliki akal dan mau berfikir(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan adanya ilmu tentang tanah (geologi dan geofisika) dan ilmu lingkungan hidup (ekologi) serta pengaruhnya terhadap sifat tumbuh-tumbuhan. Sudah diketahui secara ilmiah, bahwa tanah persawahan terdiri atas butir-butir mineral yang beraneka ragam sumber, ukuran dan susunannya; air yang bersumber dari hujan; udara; zat organik yang berasal dari limbah tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang ada di atas maupun di dalam lapisan tanah. Lebih dari itu, terdapat pula berjuta-juta makhluk hidup yang amat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena ukurannya yang sangat kecil. Jumlahnya pun sangat bervariasi, berkisar antara puluhan juta sampai ratusan juta pada setiap satu gram tanah pertanian. Sifat-sifat tanah yang bermacam-macam itu, baik secara kimia, fisika maupun secara biologi, menunjukkan kemahakuasaan Allah Sang Pencipta dan kesempurnaan penciptaan-Nya. Tanah, seperti dikatakan sendiri oleh para petani, benar-benar berbeda dari satu jengkal ke satu jengkal lainnya. Para ahli menyatakan bahwa kekurangan salah satu zat utama yang diperlukan sebagai bahan makanan, akan mengakibatkan perubahan yang berpengaruh pada tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, para petani umumnya menggunakan pupuk yang sesuai dengan jenis tanah. Hal itu ternyata cukup berpengaruh pada buah yang dihasilkan, baik buah yang dihasilkan oleh pohon yang berasal dari satu jenis, maupun yang berbeda jenisnya. Allah Mahasuci, yang memiliki kerajaan segala sesuatu, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
6 Tafsir as-Saadi
"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagai-mana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya), supaya kamu me-yakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu. Dan Dia-lah Rabb yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan ber-pasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesung-guhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat ba-gian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-an-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan se-bagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasa-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Ar-Ra'd: 2-4).
(2) Allah تعالى memberitahukan tentang keesaanNya dalam penciptaan, pengaturan, dan keagungan, serta kekuasaan yang me-nandakan bahwa Dia-lah Dzat satu-satunya yang berhak disembah, tidak sepantasnya ibadah dilakukan kecuali untukNya saja. Allah berfirman, ﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي رَفَعَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ﴿ "Allah-lah Yang meninggikan langit," sesuai dengan bentuknya yang besar dan begitu luas dengan (menggunakan) kekuasaanNya yang agung ﴾ بِغَيۡرِ عَمَدٖ تَرَوۡنَهَاۖ ﴿ "tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat," maksudnya tidak ada tiang dari arah bawahnya. Karena seandainya langit mempunyai tiang, niscaya kalian akan benar-benar menyaksikannya.
﴾ ثُمَّ ﴿ "Kemudian" usai menciptakan langit dan bumi ﴾ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ﴿ "Dia bersemayam di atas 'Arasy," yang agung yang merupakan makhluk Allah yang berada di tempat paling tinggi, dengan cara istiwa` (bersemayam) yang selaras dengan keagunganNya dan sesuai dengan kesempurnaanNya. ﴾ وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ ﴿ "Dan menundukkan ma-tahari dan bulan," bagi kepentingan manusia dan kemaslahatan bagi hewan-hewan ternak serta tanaman-tanaman mereka. ﴾ كُلّٞ ﴿ "Ma-sing-masing," dari matahari dan bulan ﴾ يَجۡرِي ﴿ "beredar," atas dasar pengaturan al-'Aziz al-'Alim (Yang Mahaperkasa lagi Maha Menge-tahui) ﴾ لِأَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ ﴿ "hingga waktu yang ditentukan," dengan bentuk perjalanan yang teratur, tidak lamban dan tidak melemah, sampai datang masa yang telah ditentukan, yaitu saat Allah melipat alam semesta ini dan mengalihkan mereka ke kampung akhirat, yang merupakan tempat hunian abadi.
Pada waktu itu, Allah melipat langit-langit dan bulan, serta merubah bumi dan menggantikannya. Matahari dan bulan terbelah dan [disatukan], selanjutnya keduanya dilemparkan di neraka, agar orang yang menyembah keduanya (matahari dan bulan) menyaksi-kan bahwa keduanya (matahari dan bulan) tidak sepantasnya me-nerima ibadah (dari manusia). Dengan kejadian itu, dia akan mera-sakan penyesalan yang tiada taranya, dan supaya orang-orang kafir mengetahui bahwa mereka sebenarnya telah berbohong.
Firman Allah, ﴾ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ ﴿ "Allah mengatur urusan (makh-lukNya) dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya)," keterangan ini berbentuk kombinasi antara al-Khalqu (kekuasaan dalam mencip-takan) dan al-amru (perintah). Maksudnya, Allah al-'Azhim (Yang Mahaagung) bersemayam di singgasana kerajaan, mengendalikan segala urusan di alam semesta bagian atas dan di bagian bawah. Dia menciptakan dan memberi rizki, membuat orang menjadi ke-cukupan dan kekurangan, mengangkat derajat sejumlah orang dan menghinakan yang lain. Dia memuliakan dan merendahkan, me-nurunkan dan mengangkat (tingkatan makhlukNya), memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan (makhluk), mengentaskan ber-bagai permasalahan pelik, mengaktualisasikan berbagai ketentuan takdir di waktu-waktunya yang telah diketahui sebelumnya oleh Allah dan ditulis dengan al-Qalam (penaNya).
Allah mendelegasikan para malaikat yang mulia untuk meng-atur segala sesuatu, sehingga semua makhluk berada di bawah peng-aturanNya. Dia menurunkan kitab-kitab ilahiyah (yang berasal dari-Nya) kepada para rasulNya, menerangkan apa saja yang mereka butuhkan, berupa hukum-hukum syariat, perintah-perintah dan larangan-larangan. Dia memaparkannya dengan sangat gamblang, melalui keterangan dan penjelasan dan pemilah-milahannya.
﴾ لَعَلَّكُم ﴿ "Supaya kamu," disebabkan berbagai tanda-tanda ke-kuasaan alam dan ayat-ayat al-Qur`an yang sudah ditampilkan ﴾ بِلِقَآءِ رَبِّكُمۡ تُوقِنُونَ ﴿ "meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu". Karena kuantitas dalil yang banyak, keterangan dan kejelasannya termasuk sebab kausalitas yang bisa menghadirkan keyakinan dalam perkara-per-kara ilahiyah (yang berhubungan dengan Allah), terutama dalam perkara-perkara akidah yang sangat prinsipil, seperti Hari Kebangkit-an, hari Penyebaran dan keluar dari kubur.
Begitu pula, telah diketahui bahwa Allah تعالى Mahabijaksana, tidak menciptakan makhluk tanpa tujuan pasti, tidak membiarkan mereka (dalam permainan) yang sia-sia. Sebagaimana Dia telah meng-utus para rasulNya dan menurunkan kitab-kitabNya untuk memerin-tahkan para hamba dan melarang mereka, maka pasti Dia juga me-mindahkan mereka menuju tempat pembalasan bagi mereka. Dia akan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan balasan ter-baik dan membalas orang-orang yang berbuat buruk sesuai keburuk-an mereka.
(3) ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي مَدَّ ٱلۡأَرۡضَ ﴿ "Dan Dia-lah Rabb yang membentangkan bumi," Dia menciptakannya bagi manusia dan melebarkannya serta mencurahkan berkah padanya. Dia mempersiapkannya sebagai pijakan bagi manusia serta memasukkan ke dalamnya segala sesuatu yang menjadi maslahat bagi mereka.
﴾ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ ﴿ "Dan menjadikan gunung-gunung padanya," yaitu gunung-gunung yang besar, supaya bumi tidak bergoncang disebab-kan penghuninya. Bila wujud gunung-gunung tidak ada, sudah tentu bumi akan bergoncang beserta isinya. Sebab, bumi berada di atas aliran air, sehingga tidak ada kekokohan dan tidak ada kestabilan kecuali dengan sebab keberadaan gunung-gunung yang besar yang Allah jadikan sebagai pasak-pasaknya. ﴾ و َ ﴿ "dan" menjadikan di dalamnya ﴾ أ َ ن ْ ه َ ا ر ً ا ﴿ "sungai-sungai," yang menyediakan air minum bagi manusia dan hewan-hewan ternak serta tanaman pertanian mereka. Dengan air itu, Dia mengeluarkan berbagai kebaikan yang banyak dalam bentuk pepohonan, tanaman, buah-buahan.
Oleh karenanya, Dia berfirman, ﴾ وَمِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ جَعَلَ فِيهَا زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ ﴿ "dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan," dua jenis yang dibutuhkan manusia. ﴾ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَۚ ﴿ "Dia menutupkan malam kepada siang," sehingga cakrawala menjadi gelap dan setiap binatang berteduh kepada tempat bermalamnya. Manusia beristirahat dari rasa capek dan kelelahan di siang hari. Lantas, bila mereka telah menuntaskan kebutuhan-kebutuhan mereka berupa tidur, maka siang akan menutupi malam. Kemudian mereka akan berada di pagi hari untuk [bertebaran] kembali memenuhi kepentingan-ke-pentingan dan pekerjaan-pekerjaan mereka di siang hari.
﴾ وَمِن رَّحۡمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسۡكُنُواْ فِيهِ وَلِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ 73 ﴿
"Dan karena rahmatNya, Dia menjadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu men-cari sebagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepadaNya." (Al-Qashash: 73).
﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)," yang menunjukkan orientasi-orientasi ilahiyah ﴾ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ﴿ "bagi kaum yang memikirkan," tentangnya, dan mencermatinya dengan pandangan kognitif yang menunjukkan bahwa Dzat yang menciptakan, mengatur, dan mengendalikannya adalah Allah, yang tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Dia, tidak ada sesembahan selainNya. Dia mengetahui alam ghaib dan alam nyata, ar-Rahman ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, al-Hakim (Maha-bijaksana) dalam segala urusan, al-Mahmud (Yang Maha Terpuji) atas seluruh yang diciptakan dan diperintahkanNya Yang Mahasuci lagi Mahatinggi.
(4) ﴾ و َ ﴿ "Dan," di antara tanda kebesaran Allah yang menun-jukkan kesempurnaan kekuasaan dan keistimewaan ciptaanNya, Dia menjadikan ﴾ ف ِ ي ٱلۡأَرۡضِ قِطَعٞ مُّتَجَٰوِرَٰتٞ وَجَنَّٰتٞ ﴿ "di bumi ini bagian-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun," di dalamnya terdapat berbagai macam pepohonan, berupa pohon anggur, kurma, biji-bijian dan lain-lain. Ada pohon kurma yang sebagiannya ﴾ صِنۡوَانٞ ﴿ "bercabang-cabang," artinya beberapa batang pohon berada di atas satu pongkol tanaman ﴾ وَغَيۡرُ صِنۡوَانٖ ﴿ "yang tidak bercabang-cabang," maksudnya setiap pohon berada pada pongkolnya masing-masing. Semuanya ﴾ يُسۡقَىٰ بِمَآءٖ وَٰحِدٖ ﴿ "disirami dengan air yang sama," dan tanahnya pun sejenis.
﴾ وَنُفَضِّلُ بَعۡضَهَا عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلۡأُكُلِۚ ﴿ "Kami melebihkan sebagian tanaman itu di atas sebagian tanaman yang lain tentang rasanya," dalam aspek warna, cita rasa, manfaat, dan tingkat kelezatan. Ada jenis tanah yang baik (subur), bisa menumbuhkan ilalang dan rerumputan yang banyak, bermacam pohon dan tanaman. Ada tanah yang berada di dekat tanah tadi, (namun) tidak bisa menumbuhkan tanaman atau-pun menyimpan cadangan air. Ada tanah yang mampu menyimpan suplai air, namun tidak mampu menumbuhkan ilalang. Ada tanah yang lain mampu menumbuhkan tanaman biji-bijian dan berbagai pepohonan, namun tidak menumbuhkan rumput ilalang. Buah ini begitu manis, sementara buah itu pahit. Dan buah yang lain rasanya sedang-sedang saja. Apakah keanekaragaman ini muncul dari dzat-nya itu sendiri dan karakteristiknya, ataukah merupakan ketentuan dari al-Aziz ar-Rahim (Dzat Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang)?
﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir," mak-sudnya bagi orang-orang yang mempunyai akal pikiran yang meng-antarkan mereka menuju hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan mengajak mereka kepada kematangan hidayah dan berpikir tentang Allah, berupa pesan-pesan, perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Adapun orang-orang yang kerap berpaling dan orang-orang yang berpikiran tumpul, maka mereka berada dalam kubangan ke-gelapan tanpa mengetahui apa-apa, berjalan mondar-mandir dalam kesesatan mereka, tidak mendapatkan jalan petunjuk kepada Rabb mereka, dan tidak memahami ucapan-ucapanNya. 9