Ar-Ra'd Ayat 43
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَسْتَ مُرْسَلًا ۗ قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۙ وَمَنْ عِنْدَهٗ عِلْمُ الْكِتٰبِ ࣖ ( الرعد: ٤٣ )
Wa Yaqūlu Al-Ladhīna Kafarū Lasta Mursalāan Qul Kafaá Billāhi Shahīdāan Baynī Wa Baynakum Wa Man `Indahu `Ilmu Al-Kitābi (ar-Raʿd 13:43)
Artinya:
Dan orang-orang kafir berkata, “Engkau (Muhammad) bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu Al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.” (QS. [13] Ar-Ra'd : 43)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kaum kafir menolak kerasulan Nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir berkata, "Engkau, wahai Muhammad, bukanlah seorang rasul, melainkan pesihir." Jika mereka berkata demikian, katakanlah kepada mereka, "Cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui dan orang yang menguasai ilmu Al-Kitab-Yahudi dan Nasrani yang mengimani risalahku dan Al-Qur'an yang aku sampaikan-yang bertindak menjadi saksi antara aku sebagai penyampai kebenaran yang termaktub dalam AlQur'an dan kamu yang menolak kebenaran Al-Qur'an itu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menunjukkan dialog antara orang-orang kafir Mekah dan Rasulullah, di mana mereka mengingkari kerasulannya dengan mengatakan, "Engkau bukanlah seorang yang dijadikan rasul." Untuk menghadapi pengingkaran mereka ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menjawabnya dengan mengatakan, "Cukuplah Allah menjadi saksi dalam pertikaian yang terjadi antara kita seputar kerasulanku. Orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-Kitab dari kalanganmu yang telah masuk Islam dapat menjadi saksi tentang kebenaran kerasulanku."
Sesuai dengan penegasan Allah dalam ayat yang lalu bahwa tugas pokok Nabi Muhammad adalah menyampaikan agama Islam kepada manusia. Beliau tidak perlu gelisah menghadapi sikap ingkar dari kaum kafir tersebut, sebab Allahlah yang mengangkat dan mengutusnya menjadi rasul.
Para ulama ahlul kitab memilih menganut agama Islam karena telah mengetahui bahwa dalam kitab Injil dan Taurat yang diwahyukan Allah kepada Nabi Isa dan Nabi Musa telah ada keterangan yang jelas tentang kedatangan nabi dan rasul terakhir, yaitu Muhammad saw. Oleh karena itu, mereka sama sekali tidak mengingkari kerasulan beliau.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah berfirman, bahwa orang-orang kafir itu mendustakanmu (Muhammad) dan mereka mengatakan:
Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul.
Artinya, Allah tidaklah menjadikanmu sebagai seorang rasul.
Katakanlah, "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kalian.
Yakni cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dan kalian yang menyaksikan atas diriku terhadap apa yang aku sampaikan dari risalahNya, dan menjadi saksi atas kalian, hai orang-orang yang berdusta dalam ucapannya, apa yang kalian buat-buat itu adalah kedustaan belaka.
Firman Allah Swt.:
...dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab."
Menurut suatu pendapat, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Salam, menurut Mujahid. Tetapi pendapat ini dinilai garib, mengingat ayat ini adalah ayat Makkiyyah, sedangkan Abdullah ibnu Salam hanya baru masuk Islam setelah Nabi Saw. tiba di Madinah.
Pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah yang dikemukakan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa mereka adalah sebagian dari kalangan pemeluk agama Yahudi dan Nasrani. Qatadah menegaskan bahwa di antara mereka adalah Ibnu Salam, Salman, dan Tamim Ad-Dari.
Dalam suatu riwayat yang bersumberkan darinya Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Allah Swt. Disebutkan bahwa Sa'id ibnu Jubair mengingkari bila makna yang dimaksud oleh ayat ini adalah Abdullah ibnu Salam, dengan alasan bahwa ayat ini Makkiyyah. Dan ia membaca ayat ini: dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab. (Ar Ra'du:43) Lalu ia mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ilmu dari sisi Allah. Bacaan yang sama dikemukakan oleh Mujahid dan Al-Hasan Al-Basri.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui hadis Harun Al-A'war, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini dengan bacaan:
...dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan bahwa hadis ini tidak ada pokoknya melalui riwayat Az-Zuhri di kalangan para perawi yang siqah.
Menurut kami, hadis ini telah diriwayatkan oleh Abu Ya'la di dalam kitab Musnad-nya melalui jalur Harun ibnu Musa melalui Sulaiman ibnu Arqam — sedangkan dia berpredikat daif—, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya secara marfu' pula, tetapi masih belum kuat.
Pendapat yang benar sehubungan dengan masalah ini ialah yang mengatakan bahwa firman-Nya:
...dan antara orang yang mempunyai.
Lafaz min adalah isim jinis yang pengertiannya mencakup ulama ahli kitab yang menjumpai sifat Nabi Muhammad dan ciri khasnya dalam kitab-kitab mereka yang terdahulu melalui berita-berita gembira yang diwartakan oleh para nabi. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (Yaitu), orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil. (Al A'raf:156-157)
Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (Asy Syu'ara:197), hingga akhir ayat.
Demikian pula dalam ayat-ayat lainnya yang semisal yang di dalamnya disebutkan berita tentang ulama Bani Israil, bahwa mereka mengetahui hal tersebut melalui kitab-kitab suci mereka. Telah disebutkan pula di dalam hadis mengenai para rahib yang diriwayatkan melalui Abdullah ibnu Salam, bahwa ia telah masuk Islam di Mekah sebelum hijrah.
Al-Hafiz Abu Na'im Al-Asbahani di dalam kitab Dalailun Nubuwwah (yaitu sebuah kitab yang besar) menyebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad At-Tabrani, telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musaffa, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Muhammad ibnu Hamzah ibnu Yusuf ibnu Abdullah ibnu Salam, dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Abdullah ibnu Salam), bahwa ia pernah berkata kepada para rahib Yahudi, "Sesungguhnya aku bermaksud memperbaharui perjanjian di masjid bapak kami, Ibrahim dan Ismail." Maka berangkatlah Ibnu Salam menuju tempat Rasulullah Saw. yang saat itu masih berada di Mekah. Ibnu Salam menjumpai orang-orang baru pulang dari menunaikan ibadah haji, dan ia menjumpai Rasulullah Saw. di Mina. Saat itu beliau sedang dikelilingi oleh banyak orang. Maka ia ikut bergabung bersama orang-orang itu.
Ketika Rasulullah Saw. melihatnya, beliau bertanya, "Apakah kamu yang bernama Abdullah ibnu Salam?" Ia menjawab, "Ya." Rasulullah Saw. bersabda, "Mendekatlah kamu." Ibnu Salam mendekat kepada Rasulullah Saw., kemudian Rasulullah Saw. bersabda, "Saya mau bertanya kepadamu dengan nama Allah, hai Abdullah ibnu Salam. Bukankah kamu menjumpai di dalam kitab Taurat nama Rasulullah?" Ibnu Salam balik bertanya, "Ceritakanlah tentang Tuhan kita!" Rasulullah Saw. pada saat itu juga kedatangan Malaikat Jibril yang langsung berdiri di hadapannya. Lalu Malaikat Jibril menyampaikan firman Allah Swt.: Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (Al-Ikhlas: 1-2), hingga akhir surat.
Kemudian Rasulullah Saw. membacakan surat Al-Ikhlas itu kepada Abdullah ibnu Salam Setelah itu Ibnu Salam berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah." Setelah peristiwa itu Abdullah ibnu Salam kembali ke Madinah dan menyembunyikan keislamannya.
Ketika Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, Abdullah ibnu Salam sedang berada di atas pohon kurma, memetik buahnya. Maka setelah mendengar berita itu ia menjatuhkan dirinya dari atas pohon kurma.
Ibunya berkata, "Ya Allah, apa yang engkau lakukan ini? Seandainya yang datang itu adalah Musa ibnu Imran, tidaklah layak bagimu menjatuhkan dirimu dari puncak pohon kurma itu." Abdullah ibnu Salam menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya aku lebih gembira dengan kedatangan Rasulullah Saw. ketimbang Musa ibnu Imran saat dia diutus." Hadis ini berpredikat garib sekali.
Demikianlah akhir dari tafsir surat Ar-Ra'd, segala puji bagi Allah Swt.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Berkatalah orang-orang kafir) kepadamu ("Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." Katakanlah) kepada mereka ("Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kalian) atas kebenaranku (dan antara orang yang mempunyai ilmu Kitab.") dari kalangan orang-orang yang beriman, Yahudi dan Nasrani.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Tujuan yang dilakukan oleh orang-orang yang ingkar dan tidak tunduk kepada kebenaran adalah agar mereka mengatakan kepadamu, wahai Nabi, "Kamu bukan seorang utusan Allah." Katakan kepada mereka, "Cukuplah bagiku, bahwa Allah dan orang yang mengetahui hakikat al-Qur'ân dengan bukti-bukti kebenaran yang dapat dipahami oleh akal sehat, menjadi hakim antara aku dan kalian."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (yaitu kafir Makkah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang di-usahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu. Orang-orang kafir berkata, 'Kamu bukan orang yang dijadikan Rasul.' Katakanlah, 'Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu al-Kitab'." (Ar-Ra'd: 42-43)
(42) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَقَدۡ مَكَرَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ ﴿ "Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (yaitu kafir Makkah) telah meng-adakan tipu daya," kepada para rasul (yang diutus kepada) mereka dan kepada kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Rencana makar mereka tidak berguna, dan mereka tidak berkutik sedikit pun. Me-reka memusuhi Allah dan menentangNya.
﴾ فَلِلَّهِ ٱلۡمَكۡرُ جَمِيعٗاۖ ﴿ "Tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah," tidak ada seorang pun yang bisa menciptakan makar kecuali dengan izinNya dan di bawah ketentuan dan takdirNya. Apabila mereka ingin berbuat makar terhadap agamaNya, niscaya (dampak) makar mereka akan berbalik kepada mereka dengan kegagalan dan penyesalan.
Sesungguhnya Allah ﴾ يَعۡلَمُ مَا تَكۡسِبُ كُلُّ نَفۡسٖۗ ﴿ "Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri," yaitu mengetahui pikiran-pikiran-nya, kehendak dan amalan-amalan lahiriyah dan batiniahnya. Dan tindakan makar itu mesti muncul dari usahanya, sehingga makar mereka tidak tersembunyi di hadapan Allah. Tidak akan terjadi (tindakan) mereka melancarkan makar yang akan membahayakan kebenaran dan para pengikutnya dan (tidak akan terjadi) keman-faatan bagi mereka sama sekali. ﴾ وَسَيَعۡلَمُ ٱلۡكُفَّٰرُ لِمَنۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ﴿ "Dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu," apakah bagi mereka atau para rasul? Dan sudah diketahui, bahwa akibat yang baik adalah diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa, bukan untuk kekufuran dan ahli kufur itu.
(43) ﴾ وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَسۡتَ مُرۡسَلٗاۚ ﴿ "Orang-orang kafir berkata, "Kamu bukan orang yang dijadikan Rasul," maksudnya, mereka men-dustakanmu dan mendustakan risalahmu ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah," kepada mereka bila mereka meminta saksi ﴾ كَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدَۢا بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡ ﴿ "Cu-kuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu," dan persaksian Allah itu dengan ucapan, tindakan, dan penetapanNya. Adapun (persaksi-an) ucapanNya, maka dengan segala berita yang diwahyukan ke-pada makhlukNya yang paling jujur yang menguatkan risalahNya. Sedangkan (persaksian) tindakanNya, maka dengan cara Allah telah mendukung RasulNya dan menolongnya dengan pertolongan yang di luar jangkauan kemampuannya dan kemampuan para sahabat serta para pengikutnya. Ini adalah persaksianNya melalui tindakan dan dukungan. Sedangkan penetapanNya, maka (perwujudannya adalah bahwa) Rasulullah telah memberitahukan tentang dirinya bahwa ia seorang rasul (Allah), dan memerintahkan orang-orang untuk mengikutinya. Barangsiapa yang mengikutinya, maka akan meraih kemuliaan dan keridhaanNya. Barangsiapa yang tidak meng-ikutinya, maka dia mendapatkan neraka dan murka. Harta dan nyawanya halal. Dan Allah menetapkannya atas hal tersebut. Se-andainya, beliau berbicara macam-macam, niscaya beliau akan segera dikenakan hukuman.
﴾ وَمَنۡ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "Dan antara orang yang mempunyai ilmu al- Kitab," ini mencakup semua ulama ahli kitab dari dua golongannya (Yahudi dan Nasrani). Karena mereka bersaksi atas (kebenaran) Rasulullah. Barangsiapa yang beriman dan mengikuti kebenaran, niscaya akan menyampaikan kesaksian yang menjadi kewajibannya. Sedangkan orang yang menyembunyikannya, maka pemberitahuan Allah tentang dirinya, bahwa dia mempunyai persaksian adalah lebih gamblang daripada pernyataannya (dari dirinya sendiri). Se-andainya dia tidak memiliki kesaksian, maka kesaksiannya akan tertolak dengan petunjuk bukti. Karena itu, sikap diamnya menun-jukkan bahwa dia mempunyai kesaksian yang disembunyikan. Allah memerintahkan beliau untuk meminta persaksian ahli kitab, sebab mereka orang-orang yang berkompeten dalam masalah ini. Dan setiap perkara, maka hanya para ahlinyalah yang dimintai keterangan dan orang-orang yang lebih tahu daripada orang lain tentang itu. Berbeda dengan orang yang tidak tahu sama sekali tentangnya, misalnya bangsa yang buta huruf, dari kalangan kaum musyrikin Arab dan lainnya, maka tidak ada manfaatnya untuk memintai keterangan dari mereka. Karena mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti. Wallahu a'lam.
Sudah tuntas tafsir Surat ar-Ra'd. Walhamdulillahi Rabbil 'Alamin.