Al-Hijr Ayat 5
مَا تَسْبِقُ مِنْ اُمَّةٍ اَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُوْنَ ( الحجر: ٥ )
Mā Tasbiqu Min 'Ummatin 'Ajalahā Wa Mā Yasta'khirūna. (al-Ḥijr 15:5)
Artinya:
Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(nya). (QS. [15] Al-Hijr : 5)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ajal adalah ketetapan yang sudah Allah tentukan waktunya, karena itu tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak pula dapat meminta penundaan darinya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa tidak ada satu negeri yang dihancurkan Allah, kecuali jika telah ditentukan Allah waktu kehancurannya di dalam Lauh Mahfudh, tidak ada sesuatu pun yang lupa dituliskan-Nya, tidak ada yang terlambat, dan tidak pula terjadi sebelum ketentuan waktu yang telah ditetapkan.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah swt tidak akan mengazab suatu kaum sebelum ada alasan untuk menjatuhkan azab. Yang dimaksud dengan alasan ialah telah diutus seorang rasul kepada umat tersebut untuk menyampaikan agama Allah, tetapi mereka menolak rasul itu atau mengingkari ajarannya.
Ayat ini merupakan peringatan bagi orang-orang musyrik Mekah yang selalu menghalang-halangi Rasulullah dan para sahabatnya menyampaikan risalahnya. Peringatan ini berlaku juga bagi orang-orang yang datang kemudian yang melakukan tindakan yang serupa dengan berbagai tindakan orang-orang musyrik Mekah. Keputusan dan peringatan Allah itu pasti berlaku.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan bahwa tidak sekali-kali Dia membinasakan penduduk suatu kota melainkan setelah tegaknya bukti atas kota itu dan telah sampai ajal mereka. Dia tidak akan menangguhkan suatu umat pun dari ajalnya bila telah tiba saatnya, dan mereka tidak dapat pula dibinasakan terlebih dahulu dari waktu ajalnya. Hal ini mengandung peringatan bagi ahli Mekah dan sekaligus mengandung petunjuk agar mereka menanggalkan kemusyrikan, keingkaran, dan kekafirannya yang membuat mereka berhak untuk dibinasakan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Tiada yang dapat mendahului) huruf min adalah zaidah (suatu umat pun akan ajalnya, dan tiada pula yang dapat mengundurkannya) menangguhkan saat ajalnya dari waktu yang telah ditentukan oleh Allah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka tidak dapat mempercepat dan menunda ajal yang telah ditentukan itu.
6 Tafsir as-Saadi
"Alif, lam, ra. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat al-Kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-ayat) al-Qur`an yang mem-beri penjelasan. Orang-orang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan ber-senang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan kosong , maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). Dan tidaklah Kami membinasakan suatu negeri pun melainkan telah ditentukan masa kebinasaannya. Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan-(nya)." (Al-Hijr: 1-5).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang"
(1) Allah سبحانه وتعالى berfirman untuk mengagungkan kitabNya lagi untuk memujinya, ﴾ تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "(Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat al-Kitab (yang sempurna)", ayat-ayat yang menunjukkan makna-makna yang paling bagus dan tuntutan yang paling mulia, ﴾ وَقُرۡءَانٖ مُّبِينٖ ﴿ "yaitu (ayat-ayat) al-Qur`an yang memberi penjelasan", untuk fakta-fakta dengan lafazh yang terindah dan paling jelas ser-ta lebih mengarah kepada maksud pembicaraan.
(2) Ini merupakan salah satu faktor yang mengharuskan para makhluk untuk tunduk patuh kepadaNya, berserah diri terhadap hukumNya, dan menanggapinya dengan tangan terbuka, riang dan gembira.
Sedangkan orang yang menyikapi nikmat agung ini dengan menampik dan mengingkarinya, maka dia termasuk orang-orang yang mendustakan lagi sesat. Mereka akan kedatangan satu waktu, yang nantinya mereka akan berandai-andai untuk menjadi orang-orang Muslim. Maksudnya, tunduk patuh kepada hukum-hukum-Nya. Peristiwa itu terjadi tatkala tabir penutup tersingkap dan tan-da-tanda datangnya Hari Akhirat serta gejala-gejala permulaan tibanya ajal tampak. Saat berada dalam suasana akhirat kelak, mereka berharap menjadi orang-orang yang berserah diri, namun kesem-patan sudah hilang. Tapi memang mereka di dunia ini, tertipu.
(3) ﴾ ذَرۡهُمۡ يَأۡكُلُواْ وَيَتَمَتَّعُواْ ﴿ "Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang", dengan kelezatan-kelezatan (hidup) mereka ﴾ وَيُلۡهِهِمُ ٱلۡأَمَلُۖ ﴿ "dan dilalaikan oleh angan-angan kosong", maksudnya mengimpikan keabadian hidup di dunia sehingga melalaikan me-reka dari akhirat. ﴾ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)" mereka akan mengetahui bahwa keyakin-an yang mereka pegangi adalah batil, amalan-amalan mereka akan lenyap menjelma kerugian yang mesti mereka tanggung. Janganlah mereka terperdaya dengan penangguhan tempo oleh Allah (bagi mereka). Ini sudah menjadi ketetapan Allah pada umat-umat ma-nusia.
(4) ﴾ وَمَآ أَهۡلَكۡنَا مِن قَرۡيَةٍ ﴿ "Dan tidaklah Kami membinasakan suatu negeri pun", umat manusia yang pantas untuk ditimpa siksaan, ﴾ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٞ مَّعۡلُومٞ ﴿ "melainkan telah ditentukan masa kebinasaannya", sudah ditentukan waktu pemusnahannya.
(5) ﴾ مَّا تَسۡبِقُ مِنۡ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسۡتَـٔۡخِرُونَ ﴿ "Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan-(nya)", (semua sudah ditentukan waktunya), kalau tidak demikian, dosa-dosa pasti memperlihatkan pengaruh (buruk)nya, kendati-pun tidak langsung muncul (berupa siksaan).