An-Nahl Ayat 29
فَادْخُلُوْٓا اَبْوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗفَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِيْنَ ( النحل: ٢٩ )
Fādkhulū 'Abwāba Jahannama Khālidīna Fīhā Falabi'sa Mathwaá Al-Mutakabbirīna. (an-Naḥl 16:29)
Artinya:
Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk tempat orang yang menyombongkan diri. (QS. [16] An-Nahl : 29)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka malaikat berkata kepada mereka, "Wahai orang kafir, masukilah pintu-pintu neraka Jahanam yang telah dijanjikan dan disiapkan sebagai tempat kembalimu beserta siksa yang amat pedih di dalamnya. Kamu tinggal dengan kekal di dalamnya. Pasti, neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat orang yang menyombongkan diri.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah swt menegaskan bahwa yang akan mereka terima di akhirat tiada lain hanyalah neraka Jahanam dan merasakan berbagai macam azab. Mereka akan tinggal dalam neraka Jahanam itu selama-lamanya dan menerima azab sesuai dengan berat ringannya dosa yang mereka lakukan. Inilah hukuman yang pantas dan penderitaan yang sesuai bagi orang yang sombong, takabur, dan tidak mau mengikuti pedoman hidup dan petunjuk yang dibawa oleh Rasul.
Allah berfirman:
Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan hingga mereka mati, dan tidak diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Fathir/35: 36)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Artinya, seburuk-buruk tempat tinggal ialah tempat kehinaan bagi orang-orang yang menyombongkan dirinya terhadap ayat-ayat Allah dan tidak mau mengikuti rasul-rasul-Nya. Mereka memasuki neraka Jahanam sejak kematian mereka berikut arwahnya, dan jasad mereka di dalam kuburnya beroleh panas dan angin yang membakar dari neraka Jahanam. Dan apabila hari kiamat terjadi, maka arwah mereka dimasukkan ke dalam tubuhnya masing-masing, lalu mereka tinggal kekal di dalam neraka Jahanam.
Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. (Faathir':36)
Dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (Al-Mu’min: 46)
4 Tafsir Al-Jalalain
Lalu dikatakan kepada mereka ("Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kalian kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat) menetap (orang-orang yang menyombongkan diri itu.")
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Selanjutnya dikatakan kepada mereka, "Tempat kalian adalah neraka dengan siksaan yang kekal, tak ada putus-putusnya. Neraka jahanam merupakan tempat yang buruk bagi setiap orang yang takabur dan enggan untuk tunduk pada kebenaran serta menolak untuk beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan apabila dikatakan terhadap mereka 'Apakah yang telah diturunkan Rabbmu?' Mereka menjawab, 'Dongeng-dongengan orang-orang dahulu.' (Ucapan mereka) menyebabkan mereka me-mikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada Hari Kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah meng-hancurkan rumah-rumah mereka dari pondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu ke-pada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari. Kemudian Allah menghinakan mereka di Hari Kiamat, dan berfirman, 'Di manakah sekutu-sekutuKu itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang Mukmin).' Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu, 'Sesungguhnya ke-hinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.' (Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); 'Kami sekali-kali tidak menger-jakan suatu kejahatan pun.' (Malaikat menjawab), 'Ada, sesung-guhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.' Maka masukilah pintu-pintu Neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyom-bongkan diri itu." (An-Nahl: 24-29).
(24) Allah تعالى berfirman untuk mengabarkan tentang dahsyat-nya pendustaan kaum musyrikin terhadap ayat-ayat Allah, ﴾ وَإِذَا قِيلَ لَهُم مَّاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡ ﴿ "Dan apabila dikatakan terhadap mereka, 'Apakah yang telah diturunkan Rabbmu'." Maksudnya, bila mereka disodori per-tanyaan mengenai al-Qur`an dan wahyu yang merupakan anugerah terbesar yang dicurahkan oleh Allah kepada para hambaNya, "Apa-kah komentar kalian tentangnya? Apakah kalian akan mensyukuri karunia ini dan mengakuinya, ataukah mengingkari dan memerangi-nya?" Ternyata, jawaban mereka merupakan respon terburuk dan paling kasar. Mereka mengatakan, ﴾ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Dongeng-dongeng-an orang-orang dahulu." Maksudnya, merupakan kebohongan yang direkayasa oleh Muhammad atas nama Allah. Tidaklah al-Qur`an itu melainkan hanya kumpulan kisah orang-orang terdahulu yang tersebar di kalangan orang-orang dari generasi ke generasi, sebagian kisahnya nyata dan dan sebagian lagi (hanya) dusta.
(25) Mereka melontarkan omongan ini dan membujuk para pengikut mereka untuk membenarkannya serta (nekat) memikul dosa-dosa orang-orang yang patuh kepada mereka sampai Hari Kiamat. Firman Allah, ﴾ وَمِنۡ أَوۡزَارِ ٱلَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيۡرِ عِلۡمٍۗ ﴿ "Dan sebagian dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan)," yaitu sebagian dosa-dosa orang-orang yang meng-ikuti mereka (muqallidin), yang tidak berbekal ilmu apa pun kecuali hanya mengikuti ajakan mereka. Akibatnya, mereka harus memikul dosa ajakan yang mereka arahkan kepada muqallidin. Adapun orang-orang yang mengetahui persoalan ini, maka masing-masing bertang-gungjawab atas kesalahannya, lantaran dia telah mengetahui apa yang mereka ketahui. ﴾ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ ﴿ "Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu," maksudnya betapa buruknya beban dosa yang memayahkan punggung-punggung mereka yang mesti mereka pikul, yang terdiri dari dosa-dosa mereka sendiri dan dosa-dosa dari orang-orang yang telah berhasil mereka sesatkan.
(26-27) ﴾ قَدۡ مَكَرَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar," terhadap para rasul mereka dan ingin mengecoh dengan berbagai rekayasa untuk me-nolak risalah yang dibawa oleh para rasul kepada mereka. Di an-tara bentuk makar mereka adalah, membangun istana-istana yang luar biasa besarnya ﴾ فَأَتَى ٱللَّهُ بُنۡيَٰنَهُم مِّنَ ٱلۡقَوَاعِدِ ﴿ "maka Allah menghancur-kan rumah-rumah mereka dari pondasinya," maksudnya, Allah men-datangkan hukuman bencana yang menerjang rumah-rumah itu dari dasar dan pondasinya, ﴾ فَخَرَّ عَلَيۡهِمُ ٱلسَّقۡفُ مِن فَوۡقِهِمۡ ﴿ "lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas," maka gedung yang mereka bangun berubah menjadi siksaan, mereka tersiksa karenanya, ﴾ وَأَتَىٰهُمُ ٱلۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari," demikian itu, lantaran mereka menyangka bahwa bangunan itu akan bermanfaat bagi mereka dan melindungi mereka dari azab. Akhirnya, siksaan (yang menimpa) mereka bersumber dari rumah yang mereka bangun dan mereka dirikan sendiri. Ini termasuk bentuk perumpamaan terbaik perihal Allah menggugurkan makar para musuhNya. Mereka telah memeras pikiran dan memperkirakan tentang risalah yang disampaikan oleh para rasul ketika mereka mendustakannya. Untuk menghadapi para rasul, mereka membuat asas-asas dan kaidah-kaidah yang batil, yang mereka jadikan rujukan untuk menolak risalah yang dibawa oleh para rasul. Mereka juga menerapkan siasat untuk me-nimpakan hal-hal buruk dan bahaya pada para rasul dan para peng-ikut mereka. Maka, usaha makar mereka ini justru berubah menjadi bencana bagi mereka, strategi yang mereka susun menjadi sumber kehancuran mereka. Hal ini karena usaha makar mereka sungguh tidak baik, dan tidaklah tindakan makar itu melainkan akan kembali menimpa pelakunya. Ini akibat buruk mereka di dunia, dan sung-guh siksaan akhirat lebih menghinakan lagi. Untuk itu, Allah ber-firman, ﴾ ثُمَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يُخۡزِيهِمۡ ﴿ "Kemudian Allah menghinakan mereka di Hari Kiamat," maksudnya mempermalukan mereka di hadapan seluruh makhluk dan menjelaskan kedustaan dan kebohongan mereka yang mengatas-namakan Allah. ﴾ وَيَقُولُ أَيۡنَ شُرَكَآءِيَ ٱلَّذِينَ كُنتُمۡ تُشَٰٓقُّونَ فِيهِمۡۚ ﴿ "Dan berfirman, 'Di manakah sekutu-sekutuKu itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang Mukmin)'," maksudnya kalian memerangi dan memusuhi Allah dan golonganNya. Karena mereka (sekutu-sekutu itu), kalian mempunyai asumsi bahwa mereka merupakan sekutu-sekutu bagi Allah. Apabila Allah menanyakan hal ini kepada mereka, niscaya mereka tidak mempunyai jawaban selain pengakuan atas kesesatan dan permusuhan mereka. Mereka mengakui,
﴾ ضَلُّواْ عَنَّا وَشَهِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰفِرِينَ 37 ﴿
"Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami, dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." (Al-A'raf: 37).
﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ ﴿ "Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu," yaitu para ulama rabbani, ﴾ إِنَّ ٱلۡخِزۡيَ ٱلۡيَوۡمَ ﴿ "Sesungguhnya kehinaan pada hari ini," yaitu Hari Kiamat, ﴾ وَٱلسُّوٓءَ ﴿ "dan keburukan," yaitu azab ﴾ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "ditimpakan atas orang-orang yang kafir." Dalam ayat ini termuat keterangan tentang keutamaan para ulama, dan bahwa mereka adalah para juru bicara yang menyampaikan kebenaran di dunia ini dan pada hari ketika para saksi hadir, dan ucapan mereka memiliki tempat di sisi Allah dan para makhluk.
(28) Berikutnya, dibeberkan kejadian-kejadian yang ditimpa-kan kepada mereka di saat kematian dan Hari Kiamat ﴾ ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّىٰهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ظَالِمِيٓ أَنفُسِهِمۡۖ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri," maksudnya orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam kondisi ter-sebut, adalah orang yang sarat dengan tindak kezhaliman dan ke-sesatan mereka. Dan sungguh, sudah dimaklumi bersama segala sesuatu yang mendera orang-orang yang berbuat aniaya pada momen itu, berupa aneka macam bentuk siksa, kehinaan, dan kenistaan.
﴾ فَأَلۡقَوُاْ ٱلسَّلَمَ ﴿ "lalu mereka menyerah diri," maksudnya mereka ber-pasrah diri dan mengingkari sesembahan yang dahulu mereka sembah selain Allah. Mereka berkata, ﴾ مَا كُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭۚ ﴿ "Kami sekali-kali tidak mengerjakan suatu kejahatan pun." Maka dikatakan kepada mereka ﴾ بَلَىٰٓۚ ﴿ "Ya, ada," kalian memang pernah berbuat kejelekan. Maka ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan," pengingkaran kalian tidak berguna sama sekali. Dialog ini terjadi pada sebagian peristiwa di Hari Kiamat, mereka tidak mengakui apa yang mereka perbuat di dunia, dengan asumsi akan bermanfaat bagi mereka. Manakala anggota-anggota tubuh bersaksi buruk atas mereka, maka menjadi jelaslah fakta tindakan mereka terdahulu. Mereka (akhirnya) meng-amini dan mengakui(nya). Oleh karena itu, mereka tidak dimasuk-kan neraka sampai mengeluarkan pengakuan atas dosa-dosa mereka.
(29) Apabila mereka memasuki pintu-pintu Neraka Jahanam, maka setiap orang yang mengamalkan suatu amalan akan mema-suki pintunya yang sesuai dengan kondisinya. Maka, itu adalah sejelek-jelek, ﴾ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ ﴿ "tempat orang-orang yang menyombong-kan diri," yaitu Neraka Jahanam. Sesungguhnya ia merupakan tem-pat kesedihan dan penyesalan, hunian (yang sarat) kesengsaraan dan kepedihan, sumber kegelisahan dan kerisauan, pusat kemurka-an dari Dzat Yang Mahahidup kekal lagi terus mengurusi (makhluk-Nya). Siksaan tidak dikendorkan atas mereka, dan kepedihan hu-kumannya tidak pernah dihentikan bagi mereka. Rabb yang Maha Penyayang telah berpaling dari mereka, dan menimpakan siksaan berat pada mereka.