Allah menganugerahkan kepada makhluk-Nya tanda-tanda kekuasaan-Nya yang Mahabesar, antara lain perbedaan malam dan siang hari, supaya mereka beristirahat dengan tenang di malam hari, sedangkan di siang harinya mereka bertebaran untuk mencari penghidupan, bekerja, dan berkarya serta melakukan perjalanan. Dengan adanya perbedaan itu mereka mengetahui bilangan hari, minggu, bulan, dan tahun. Dan agar mereka mengetahui berlalunya masa yang telah ditetapkan untuk pembayaran utang, juga waktu ibadah, muamalat, sewa-menyewa serta lain-lainnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
...agar kalian mencari karunia dari Tuhan kalian.
Yakni dalam kerja kalian dan misi perjalanan kalian serta hal-hal lainnya yang semisal.
...dan supaya kalian mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan.
Karena sesungguhnya jikalau semua waktu sama saja, tidak ada perbedaannya, maka tentulah hal-hal ini tidak dapat diketahui. Seperti hal yang disebutkan oleh Allah melalui firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untuk kalian malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepada kalian?" Maka apakah kalian tidak mendengar?” Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untuk kalian siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepada kalian yang kalian beristirahat padanya? Maka apakah kalian tidak memperhatikan?” Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat pada malam itu dan supaya kalian mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kalian bersyukur kepada-Nya. (Al Qashash:71-73)
Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Al Furqaan:61-62)
dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. ((Al Mu'minun:80)
Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (Az Zumar:5)
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Al An'am:96)
Dan firman Allah Swt.:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Yaa Siin:37-38)
Sesungguhnya Allah menjadikan tanda bagi malam hari, yaitu munculnya kegelapan dan terbitnya bulan di malam hari. Allah juga menjadikan tanda bagi siang hari, yaitu munculnya cahaya dengan terbitnya matahari yang meneranginya. Dan Allah membedakan antara sinar matahari dan cahaya rembulan agar yang ini dapat dibedakan dengan yang lainnya, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kalian mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu), Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. (Yunus:5)
sampai dengan firman-Nya:
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (Yunus:6)
Dan firman Allah Swt.:
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.” (Al Baqarah:189), hingga akhir ayat.
Mujahid mengatakan, yang dimaksud ialah bercak-bercak hitam yang ada pada rembulan, dan memang demikianlah keadaannya sejak Allah menciptakannya.
Abu Ja'far ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui berbagai jalur yang baik, bahwa Ibnul Kawa pernah bertanya kepada Amirul Mu’minin Ali ibnu Abu Talib r.a. Untuk itu ia berkata, "Hai Amirul Mu’minin, apakah bercak hitam yang ada pada rembulan itu?" Khalifah Ali r.a. menjawab, "Celakalah kamu, tidakkah kamu pernah membaca firman Allah Swt. yang menyebutkan: 'lalu Kami hapuskan tanda malam.’ (Al Israa':12)" Maka itulah yang dimaksud dengan penghapusannya.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
...lalu Kami hapuskan tanda malam hari.
Kami dahulu selalu memperbincangkan bahwa penghapusan tanda malam hari ialah bercak hitam yang ada pada rembulan.
...dan Kami jadikan tanda siang itu terang.
Yakni terang benderang. Lalu Allah menciptakan matahari yang bentuk dan sinarnya jauh lebih terang serta lebih besar daripada rembulan.