Wa Man 'Arāda Al-'Ākhirata Wa Sa`aá Lahā Sa`yahā Wa Huwa Mu'uminun Fa'ūlā'ika Kāna Sa`yuhum Mashkūrāan. (al-ʾIsrāʾ 17:19)
Artinya:
Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. (QS. [17] Al-Isra' : 19)
Dan barang siapa yang menghendaki dengan amal perbuatannya pembalasan kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu, yakni untuk memperoleh kehidupan akhirat dengan sungguh-sungguh dengan melakukan amal salih, sedangkan dia beriman kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik di sisi Allah dan mendapat ganjaran sesuai dengan amalnya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah swt menyebutkan golongan yang kedua. Allah swt menyatakan bahwa barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh serta tetap beriman, maka dialah orang yang usahanya mendapat balasan yang baik. Yang dimaksud dengan orang-orang yang menghendaki kehidupan akhirat ialah orang-orang yang mencita-citakan kebahagiaan hidup di akhirat, dan berusaha untuk mendapatkannya dengan mematuhi bimbingan Allah serta menjauhi tuntutan hawa nafsunya. Orang yang demikian ini selama hidupnya di dunia menganggap bahwa kenikmatan hidup di dunia serta kemewahannya adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dan digunakan sebagai sarana untuk beribadah kepada-Nya. Itulah sebabnya di akhir ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa orang yang demikian itulah yang akan mendapat balasan dari Allah dengan pahala yang berlimpah-limpah, sebagai imbalan dari amalnya yang saleh dan ketabahannya melawan kehendak hawa nafsu. Ia akan dimasukkan ke dalam surga Firdaus dan kekal selama-lamanya di sana. Dalam ayat ini disebut tiga syarat yang harus dipenuhi agar seseorang itu mencapai kebahagiaan yang abadi yakni: 1. Adanya kehendak untuk melakukan suatu perbuatan dengan meng-utamakan kebahagiaan akhirat di atas kepentingan duniawi. 2. Melakukan amal saleh sebagai perwujudan niatnya mendapatkan kebahagiaan akhirat dengan jalan menaati perintah Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. 3. Menjadi orang mukmin, karena iman merupakan dasar untuk diterima atau tidaknya amal perbuatan. Seseorang yang hatinya kosong dari iman, tidak akan mungkin menerima kebahagiaan yang abadi itu.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat.
Yaitu menginginkan kampung akhirat berikut segala kenikmatan dan kegembiraan yang ada padanya.
...berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh.
Maksudnya, dia mencari hal itu dengan menempuh jalannya dan selalu mengikuti Rasul Saw.
...sedangkan ia adalah mukmin.
Yakni hatinya beriman dan membenarkan adanya pahala dan pembalasan di hari akhirat.
...maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh) yakni ia beramal dengan amal yang dengannya ia berhak untuk mendapatkan kehidupan akhirat (sedangkan ia adalah mukmin) kalimat ini berkedudukan menjadi hal (maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik) di sisi Allah; artinya amalnya diterima oleh-Nya dan mendapat pahala dari-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Barangsiapa menghendaki perbuatannya untuk akhirat, dan dia melakukannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan pembalasan-Nya, maka perbuatan mereka diterima Allah dan akan menerima pahala atas perbuatannya.