Al-Isra' Ayat 21
اُنْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ وَلَلْاٰخِرَةُ اَكْبَرُ دَرَجٰتٍ وَّاَكْبَرُ تَفْضِيْلًا ( الإسراء: ٢١ )
Anžur Kayfa Fađđalnā Ba`đahum `Alaá Ba`đin Wa Lal'ākhiratu 'Akbaru Darajātin Wa 'Akbaru Tafđīlāan. (al-ʾIsrāʾ 17:21)
Artinya:
Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaan. (QS. [17] Al-Isra' : 21)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kemudian Allah menyatakan kepada kedua golongan itu, "Perhatikanlah dan ambillah pelajaran bagimu bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain, dari kesenangan duniawi maupun kesenangan ukhrawi yang diperoleh sebagai ganjaran dari amal perbuatannya. Dan pasti pembalasan berupa kesenangan dalam kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaanya dibandingkan dengan pembalasan di dunia."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Selanjutnya, Allah swt memerintahkan kepada seluruh manusia agar memperhatikan kemurahan yang diberikan-Nya kepada kedua golongan tersebut. Allah swt melebihkan sebagian golongan atas sebagian yang lain. Dari masing-masing golongan, manusia akan mendapat pelajaran, karena meskipun masing-masing berusaha untuk mencari rezeki dan kenikmatan dunia, namun hasilnya berbeda-beda. Nikmat Allah yang diberikan kepada mereka yang mengutamakan kehidupan dunia menyebabkan mereka bertambah ingkar kepada Zat yang memberikan nikmat itu. Sebaliknya, nikmat yang diberikan kepada mereka yang mengutamakan kehidupan akhirat membuat mereka semakin mensyukuri Zat yang memberikan nikmat itu.
Allah swt berfirman:
Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. (al-An'am/6: 165)
Dan firman-Nya:
Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. (az-Zukhruf/43: 32)
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa setiap orang harus mengutama-kan kehidupan akhirat karena lebih tinggi derajatnya dan lebih utama dari kehidupan dunia. Mengenai kehidupan di akhirat ini digambarkan dalam hadis:
Bersabda Nabi saw, "Sesungguhnya orang yang memiliki derajat yang tinggi akan melihat tempat yang mulia di akhirat, seperti engkau melihat bintang di ketinggian langit." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain).
Yaitu di dunia, sehingga di antara mereka ada yang kaya dan ada yang miskin serta ada yang berada di antara keduanya. Di antara mereka ada yang tampan, ada yang buruk rupa, serta ada yang berada di antara keduanya. Di antara mereka ada yang mati dalam usia muda, ada yang diberi usia panjang sehingga berusia lanjut, serta ada pula yang ada di antara usia keduanya.
Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya.
Dikatakan demikian karena perbedaan keadaan mereka di kampung akhirat jauh lebih mencolok daripada kedaan mereka ketika di dunia. Di antara mereka ada yang tinggal di dasar neraka Jahannam dalam keadaan terbelenggu oleh rantai-rantainya, ada pula yang tinggal pada kedudukan yang tertinggi bergelimangan dengan kenikmatan dan kegembiraan. Kemudian ahli neraka pun berbeda-beda pula tingkatan tempatnya, sebagaimana berbeda-bedanya tingkatan kedudukan ahli surga, karena sesungguhnya surga itu terdiri atas seratus derajat (tingkatan), jarak antara satu tingkatan ke tingkat yang lainnya sama dengan jarak antara bumi dan langit. Di dalam kitab Sahihain disebutkan:
Sesungguhnya penduduk surga tingkatan tinggi, benar-benar dapat melihat penduduk surga 'Illiyyin (yang lebih tinggi darinya) sebagaimana kalian melihat bintang-bintang yang terletak jauh di ufuk langit.
Karena itulah dalam ayat ini di sebutkan oleh firman-Nya: Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya.
Di dalam kitab Imam Tabrani melalui riwayat Zazan, dari Salman secara marfu' disebutkan hadis berikut:
Tiada seorang hamba (Allah) pun yang menginginkan diangkat satu tingkat kedudukannya di dunia ini, lalu ia ditinggikan, melainkan merendahkannya di akhirat nanti ketingkatan bawah yang lebih rendah dari itu. Kemudian Salman membacakan firman-Nya:
Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain) dalam hal rezeki dan derajat (Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi) lebih agung (kedudukannya dan lebih besar keutamaannya) daripada kehidupan dunia, oleh karenanya harus lebih dipentingkan dalam meraihnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian hamba Kami atas hamba Kami yang lain dalam harta, kehidupan dan kelapangan jika mereka melaksanakan upaya-upaya penyebabnya di dunia sesuai dengan hikmah yang telah Kami ketahui. Sesungguhnya perbedaan mereka di negeri akhirat jauh lebih besar daripada perbedaan mereka di dunia. Maka seyogianya ini diperhatikan. Di akhiratlah terdapat kemuliaan dan keutamaan yang hakiki.
6 Tafsir as-Saadi
"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehen-daki bagi orang yang Kami kehendaki, kemudian Kami tentukan baginya Neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang dia adalah Mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Rabbmu. Dan kemurahan Rabbmu tidak dapat dihala-ngi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari me-reka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya." (Al-Isra`: 18-21).
(18) Allah تعالى memberitahukan bahwasanya ﴾ مَّن كَانَ يُرِيدُ ﴿ "ba-rangsiapa menghendaki," (kehidupan) dunia ﴾ ٱلۡعَاجِلَةَ ﴿ "kehidupan se-karang," yang akan berakhir lagi fana, kemudian dia bekerja dan ber-usaha untuk meraihnya sehingga dia lupa tempat asal dan tujuan akhir hidupnya (akhirat), maka Allah akan segera memberikan sebagian kekayaan dan perhiasan dunia yang dia inginkan dan kehendaki, (sesuai jatah) yang telah Allah tulis baginya di Lauhul Mahfuzh. Hanya saja, semua itu bukanlah kenikmatan yang mem-punyai nilai manfaat lagi tidak kekal baginya. Kemudian di akhirat kelak, Allah menyediakan baginya ﴾ جَهَنَّمَ يَصۡلَىٰهَا ﴿ "Neraka Jahanam, dia memasukinya," maksudnya dia merasakan langsung siksaanNya ﴾ مَذۡمُومٗا مَّدۡحُورٗا ﴿ "dalam keadaan tercela dan terusir," dalam keadaan ke-hinaan, terbongkar seluruh aibnya dan tercela di hadapan Allah dan para makhluk (juga) jauh dari rahmat Allah. Maka Allah menyatu-kan baginya antara deraan siksa dengan kehinaan bagi orang itu.
(19) ﴾ وَمَنۡ أَرَادَ ٱلۡأٓخِرَةَ ﴿ "Dan barangsiapa yang menghendaki kehi-dupan akhirat," kemudian dia menyukai dan mengutamakannya daripada kehidupan dunia ﴾ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا ﴿ "dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh," (tempat) yang mana kitab samawi dan atsar nabi mengajak kepadanya, lalu dia beramal sesuai dengan batas (maksimal) kemampuannya ﴾ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ ﴿ "sedang dia orang yang beriman," kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, dan Hari Akhir, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ كَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورٗا ﴿ "maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik," maksudnya, amalnya diterima, berkembang dan tersimpan. Bagi mereka pahala dan ganjaran di sisi Rabbnya.
(20) Walaupun demikian, jatah mereka di dunia tidak terle-watkan. Masing-masing pihak dibantu oleh Allah dari bagian kenik-matan dunia, karena itu merupakan cerminan curahan karunia dan kebaikan Allah تعالى.
(21) ﴾ ٱنظُرۡ كَيۡفَ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ ﴿ "Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain)," di dunia dengan kelapangan rizki dan keterbatasannya, kemudahan dan kesusahan, pengetahuan dan kebodohan, kecerdasan dan ketololan, dan aspek-aspek lainnya yang mana Allah melebihkan sebagian orang dari sebagian yang lain dengannya.
﴾ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا ﴿ "Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya." Maka tidak bisa di-perbandingkan antara kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhi-rat dalam segala sudut. Alangkah jauh perbedaan antara orang yang berada di istana-istana yang tinggi, aneka kelezatan yang bermacam-macam, beragam jenis kebaikan, rangkaian kebahagiaan, dengan orang yang menggelepar-gelepar di dalam Neraka Jahim, tersiksa dengan azab yang pedih, dan kemurkaan Rabb Yang Maha Penya-yang sudah mengenainya. Dan masing-masing dari dua kampung itu (dunia dan akhirat) di hadapan para penghuninya mempunyai sisi-sisi perbedaan yang tidak terhitung jumlahnya oleh seseorang.