Maryam Ayat 36
وَاِنَّ اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ ( مريم: ٣٦ )
Wa 'Inna Allāha Rabbī Wa Rabbukum Fā`budūhu Hādhā Şirāţun Mustaqīmun. (Maryam 19:36)
Artinya:
(Isa berkata), “Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus.” (QS. [19] Maryam : 36)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Nabi Isa menegaskan bahwa Allah tidak memerlukan anak, “Dan sesungguhnya Allah Yang Maha Esa itu tidak mempunyai anak. Dia adalah Tuhanku Yang memelihara dan merahmatiku, dan Dia adalah juga Tuhanmu dan Tuhan semua makhluk. Maka, sembahlah Dia. Ketahuilah bahwa ini adalah jalan yang lurus dan telah Allah wahyukan kepada para nabi-Nya.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menerangkan lagi ucapan Isa di waktu dia masih bayi dalam buaian di samping ucapan-ucapannya pada ayat 30-33 Surah ini yaitu, "Bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyembah-Nya." Isa menegaskan kepada kaumnya bahwa dia hanya hamba Allah seperti mereka juga meskipun dia dilahirkan dengan cara yang luar biasa tanpa bapak. Hal ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah putra Allah, atau dia adalah Tuhan yang patut disembah. Dia hanya manusia biasa diciptakan Allah. Oleh sebab itu dia mengajak kaumnya supaya menyembah Allah Yang menciptakannya dan menciptakan semua makhluk. Yang patut mereka sembah hanyalah Allah Pencipta segala sesuatu.
Selanjutnya Isa menerangkan kepada mereka, bahwa manusia sepatutnya menyembah Allah bukan menyembah setan dan berhala. Inilah jalan yang lurus yang akan membawa mereka pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ini pula jalan yang ditunjukkan oleh nabi-nabi sebelum dia. Barangsiapa yang menempuh jalan itu ia akan berbahagia dan barangsiapa yang menempuh jalan selain itu akan sesat dan celaka.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia oleh kalian. Ini adalah jalan yang lurus.
Yaitu di antara perintah yang dianjurkan oleh Isa kepada kaumnya saat ia masih dalam ayunan ialah memberitahukan kepada mereka bahwa Allah adalah Tuhannya dan Tuhan mereka. Lalu Isa memerintahkan kepada mereka untuk menyembah Allah Swt. Untuk itu ia berkata:
...maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
Yakni agama yang aku sampaikan kepada kalian dari Allah merupakan jalan yang lurus, Barang siapa yang mengikutinya, dibenarkan dan mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang menentangnya, disalahkan dan tersesat.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian, maka sembahlah Dia) jika dibaca Anna maka dengan memperkirakan keberadaan lafal Udzkur, maksudnya: Ingatlah, sesungguhnya Allah dan seterusnya. Jika dibaca Kasrah yaitu Inna maka dengan memperkirakan keberadaan lafal Qul sebelumnya, maksudnya: Katakanlah, sesungguhnya Allah; hal ini dibuktikan oleh firman lainnya, yaitu: Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka melainkan apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu, "Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabb kalian." (Q.S. Al-Maidah, 117). (ini) hal yang telah disebutkan tadi (adalah jalan) penuntun (yang lurus) yang dapat mengantarkan ke surga.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian. Maka sembahlah Dia, dan jangan sekali-kali kalian menyekutukan-Nya. Dan apa yang aku serukan kepada kalian ini adalah jalan menuju kebahagiaan.
6 Tafsir as-Saadi
"Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenaran-nya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka hanya berkata ke-padanya, 'Jadilah,' maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabbmu, maka kalian sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus." (Maryam: 34-36).
(34-35) Maksudnya, orang yang disebut-sebut dengan sifat-sifat itu adalah Isa putra Maryam, tanpa ada keraguan maupun sangsi padanya. Bahkan ﴾ قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ ﴿ "(yang mengatakan) perkataan yang benar." Dan kalamullah (perkataan Allah) yang tidak ada per-kataan yang lebih benar daripadanya dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada Allah. Berita yang meyakinkan itu menge-nai Isa عليه السلام. Sementara berita-berita tentangnya yang berbeda dengan ini, maka itu dipastikan batil. Puncak (sumber permasalahannya) merupakan keragu-raguan dari si pengucapnya, yang tidak tahu-menahu tentangnya. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ ٱلَّذِي فِيهِ يَمۡتَرُونَ ﴿ "yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya," maksudnya mereka ragu-ragu, sehingga berbantah-bantahan dengan keraguan mereka dan berdebat berdasarkan perkiraan mereka. Di antaranya, ada orang yang mengatakan tentang dirinya, "Isa itu adalah Allah, atau anak Allah atau ketiga dari yang tiga. Sungguh Mahatinggi Allah dari kebohongan mereka." ﴾ مَا كَانَ لِلَّهِ أَن يَتَّخِذَ مِن وَلَدٖۖ ﴿ "Tidak layak bagi Allah mempunyai anak," maksudnya tidak wajar dan tidak layak. Karena itu adalah suatu yang mustahil. Allah Mahakaya (tidak membutuhkan orang lain), Maha Terpuji, yang memiliki segala se-suatu, bagaimana mungkin Allah mengangkat seorang anak dari kalangan para hamba?! ﴾ سُبۡحَٰنَهُۥٓۚ ﴿ "Mahasuci Dia," Mahasuci Allah dari segala kekurangan dan anak. ﴾ إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا ﴿ "Apabila Dia telah me-netapkan sesuatu," baik dari perkara yang kecil ataupun yang besar, niscaya tidak akan terhalang dan tidak akan sulit ﴾ فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿ "maka Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah,' maka jadilah ia," jika ketentuan dan kehendakNya pasti terlaksana di langit dan bumi, bagaimana mungkin Dia memiliki anak?! Kalau memang demikian adanya, jika Allah menginginkan sesuatu, maka cukup dengan mengatakan "Jadilah" maka jadilah ia, lalu mengapa dianggap se-buah perkara mustahil, Allah menciptakan Isa tanpa bapak?
(36) Oleh sebab itu, Isa memberitahukan bahwa dirinya seorang hamba yang diasuh sebagaimana manusia lainnya. Isa mengatakan, ﴾ وَإِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ ﴿ "Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian," yang menciptakan kita, membentuk rupa kita, penga-turanNya terealisasikan pada kita dan takdirNya mengondisikan kita, ﴾ فَٱعۡبُدُوهُۚ ﴿ "maka kalian sembahlah Dia." Ikhlaskanlah ibadah hanya kepadaNya, dan bersungguh-sungguhlah dalam bertaubat. Dalam ungkapan ini terdapat pengakuan terhadap tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah serta mengambil dalil dengan jenis yang pertama (tauhid rububiyah) sebagai dalil bagi tauhid jenis kedua (tauhid uluhiyah). Oleh karena itu, dia mengatakan, ﴾ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ 36 ﴿ "Ini adalah jalan yang lurus," yaitu jalan lurus yang menghantarkan menuju Allah. Karena ia merupakan jalan para rasul dan pengikut mereka. Sedangkan jalan selain itu, maka ia termasuk jalan yang menyimpang dan sesat.