لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرٰى ( طه: ٦ )
Lahu Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi Wa Mā Baynahumā Wa Mā Taĥta Ath-Tharaá. (Ṭāʾ Hāʾ 20:6)
Artinya:
Milik-Nyalah apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah. (QS. [20] Taha : 6)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah adalah Pencipta semua yang ada, karena itu milik-Nya lah apa saja yang ada di langit seperti matahari, bulan, dan planet, serta apa saja yang ada di bumi seperti tumbuhan, hewan, dan manusia, apa saja yang ada di antara keduanya seperti awan, dan apa saja yang ada di bawah tanah, seperti bahan tambang dan sumber mineral.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa semua yang ada di langit, di bumi, di antara langit dan bumi, begitu juga semua yang ada di dalam tanah, baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui adalah kepunyaan Allah. Dialah yang menguasai semuanya, dan mengatur sekehendak-Nya. Dialah yang mengetahui segala yang ada, baik yang gaib maupun yang nyata. Tidak ada sesuatu yang bergerak, diam, berubah, tetap, dan lain-lain sebagainya kecuali dengan izin-Nya, sesuai dengan kodrat iradat-Nya. Firman Allah:
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (al-Baqarah/2: 284)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...dan semua yang di bawah tanah.
Muhammad ibnu Ka'b mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah semua yang ada di bawah bumi lapis ketujuh.
Al-Auza'i mengatakan, sesungguhnya Yahya ibnu Abu Kasir pernah menceritakan kepadanya bahwa Ka'b pernah ditanya, "Apakah yang ada di bawah bumi ini?" Ka'b menjawab, "Air." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah air?" Ka'b menjawab.”Tanah." Ditanyakan lagi.”Apakah yang ada di bawah tanah?" Ka'b menjawab, "Air." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah air?" Ka'b menjawab, "Tanah." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah tanah?" Ka'b menjawab, "Air." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah air?" Ka'b menjawab, "Tanah." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah tanah?" Ka'b menjawab, "Air." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah air?" Ka'b menjawab, "Tanah." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah tanah?" Ka'b menjawab, "Batu besar." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah batu besar?" Ka'b menjawab, "Malaikat". Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah Malaikat?" Ka'b menjawab, "Ikan yang menggantungkan buntutnya ke ' Arasy." Ditanyakan lagi, "Apakah yang ada di bawah ikan itu?" Ka'b menjawab, "Udara dan kegelapan," lalu terputuslah pengetahuannya sampai di sini.
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan di dalam kitab Musnad-nya, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Musa Al-Harawi, dari Al-Abbas ibnul Fadl. Abu Ya'la bertanya, "Apakah dia adalah Ibnul Fadl Al-Ansari?" Abu Musa Al-Harawi menjawab, "Ya." Dia meriwayatkan dari Al-Qasim yang mengatakan bahwa ia pernah bersama Rasulullah Saw. dalam perang Tabuk. Ketika kaum muslim yang terlibat dalam perang tabuk itu pulang di hari yang panas sekali, dan kaum muslim berjalan secara berpencar. Perawi saat itu berada di bagian paling depan dari pasukan kaum muslim. Tiba-tiba ada seorang lelaki berpapasan dengan kami, lalu lelaki itu bertanya, "Siapakah di antara kalian yang bernama Muhammad?" Teman-temanku meneruskan perjalanannya, sedangkan aku berhenti meladeni lelaki itu. Tiba-tiba Rasulullah Saw. muncul di tengah pasukan kaum muslim dengan mengendarai unta merah seraya menutupi kepalanya dari sengatan panas matahari yang terik. Lalu saya berkata kepada lelaki itu, "Hai kamu yang bertanya, inilah Rasulullah Saw. telah tiba menuju ke arahmu!" Lelaki itu bertanya, "Siapakah dia di antara mereka?" Aku menjawab, "orang yang mengendarai unta merah." Lelaki itu mendekatinya dan memegang tali kendali untanya. Maka unta yang dikendarai oleh Nabi Saw. berhenti, dan lelaki itu bertanya, "Engkaukah yang bernama Muhammad?" Nabi Saw. menjawab, "Ya." Lelaki itu berkata, "Sesungguhnya aku hendak bertanya kepadamu tentang beberapa perkara yang tiada seorang pun dari kalangan penduduk bumi mengetahuinya kecuali hanya seorang atau dua orang saja." Rasulullah Saw. bersabda, "Tanyakanlah apa yang kamu kehendaki!" Lelaki itu berkata, "Hai Muhammad, apakah seorang nabi tidur?" Rasulullah Saw. menjawab, "Kedua matanya tidur, tetapi hatinya tidak tidur." Si lelaki berkata, "Engkau benar." Kemudian lelaki itu bertanya, "Hai Muhammad, mengapa anak itu mirip ayahnya dan (adakalanya) mirip ibunya?" Rasulullah Saw. menjawab: Air mani lelaki putih lagi kental, sedangkan air mani wanita kuning lagi encer. Maka mana saja di antara kedua air mani itu yang mengalahkan lainnya, anak tersebut akan lebih mirip kepadanya. Lelaki itu berkata, "Engkau benar." Lalu ia bertanya, "Apa sajakah yang diciptakan dari air mani lelaki dan air mani perempuan dalam tubuh anaknya?" Maka Rasulullah Saw. bersabda: Air mani laki-laki membentuk tulang dan urat-urat serta otot-otot, sedangkan air mani wanita membentuk daging, darah, dan rambut. Lelaki itu berkata, "Engkau benar." Kemudian lelaki itu bertanya, "Hai Muhammad, apakah yang ada di bawah tanah ini?" Rasulullah Saw. menjawab, "Makhluk." Lelaki itu bertanya, Di bawah mereka itu ada apa?" Rasulullah Saw. menjawab, "Bumi." Lelaki itu bertanya, "Apakah yang ada di bawah bumi itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Air." Ia bertanya, "Lalu apakah yang ada di bawah air itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Kegelapan." Ia bertanya, "Lalu apakah yang ada di bawah kegelapan itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Udara." Ia bertanya, "Apakah yang ada di bawah udara itu?" Rasulullah Saw. menjawab, "Bumi." Ia bertanya, "Lalu apakah yang ada di bawah bumi itu?" Rasulullah Saw. menangis dan bersabda, "Hanya sampai di situlah pengetahuan makhluk bila dibandingkan dengan pengetahuan Pencipta. Hai orang yang bertanya, tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya." Lelaki itu berkata, "Engkau benar, saya bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Hai manusia, tahukah kalian siapakah orang ini?" Mereka menjawab," Hanya Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih mengetahui." Rasulullah Saw. bersabda,"Orang ini adalah Jibril a.s.
Hadis berpredikat garib sekali, dan konteksnya sangat aneh, ia hanya diriwayatkan oleh Al-Qasim ibnu Abdur Rahman. Yahya ibnu Mu'in mengatakan tentangnya, bahwa ia adalah orang yang tidak pantas menjadi rawi hadis. Abu Hatim Ar-Razi menilainya daif, sedangkan menurut Ibnu Addi, Al-Qasim ibnu Abdur Rahman adalah perawi yang tidak dikenal.
Menurut kami hadis ini bercampur aduk, sesuatu dimasukkan ke dalam sesuatu yang lain, dan suatu hadis dimasukkan ke dalam hadis lainnya menjadi satu. Dapat dikatakan bahwa perawinya sengaja melakukan pencampuradukan itu atau memasukkan ke dalamnya sesuatu yang lain. Hanya Allah-lah yang lebih mengetahui kebenarannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kepunyaan-Nyalah semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, semua yang ada di antara keduanya) yakni makhluk-makhluk yang ada di antara keduanya (dan semua yang di bawah tanah) yaitu lapisan tanah yang masih basah, yang dimaksud adalah di bawah semua lapisan bumi yang tujuh, karena lapisan bumi yang berjumlah tujuh itu berada di bawah lapisan tanah yang basah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Hanya milik-Nyalah semua yang ada di langit, di bumi dan di antara keduanya, serta semua barang tambang dan kekayaan yang tersimpan di dalam bumi.