Firman Allah Swt.:
dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka.
Telah disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas yang menyebutkan bahwa Allah berfirman (kepada para malaikat-Nya), "Kembalikanlah kepadanya semua miliknya dalam keadaan utuh."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas. Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, juga dari Mujahid. Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan dan Qatadah.
Sebagian orang mengatakan bahwa istri Ayub bernama Rahmah. Jika pendapat ini bersumber dari konteks ayat, sesungguhnya pendapat ini jauh dari kebenaran. Jika bersumber dari berita Ahli Kitab dan memang terbukti berasal dari mereka, maka termasuk ke dalam Bab "Tidak Boleh Dipercayai dan Tidak Boleh pula Didustakan." Akan tetapi, Ibnu Asakir telah menyebutnya di dalam kitab Tarikh-nya dengan sebutan Rahmatullah.
Ibnu Asakir mengatakan bahwa menurut suatu pendapat, nama istri Ayub ialah Layya binti Minsya ibnu Yusuf ibnu Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim. Ibnu Asakir mengatakan pula bahwa menurut pendapat lainnya, nama istri Ayub ialah Layya binti Ya'qub a.s, ia hidup bersamanya di negeri Sanyah.
Mujahid mengatakan bahwa dikatakan kepada Ayub, "Hai Ayub, sesungguhnya keluargamu Kami masukkan ke dalam surga. Jika kamu suka, Kami dapat mendatangkan mereka kepadamu. Dan jika kamu menghendaki, Kami dapat membiarkan mereka di dalam surga, lalu menggantikan buatmu orang-orang sejumlah mereka menjadi keluargamu." Ayub menjawab, "Tidak, biarkanlah mereka di dalam surga."Maka mereka dibiarkan di dalam surga dan diberikan kepada Ayub orang-orang sejumlah mereka di dunia sebagai keluarganya.
Hammad ibnu Zaid telah meriwayatkan dari Abu Imran Al-Juni, dari Nauf Al-Bakkali yang mengatakan bahwa diberikan kepada Ayub pahala kesabaran karena ditinggal mereka kelak di akhirat, dan diberikan kepadanya keluarga baru yang bilangannya sama dengan mereka di dunia. Hammad ibnu Zaid mengatakan bahwa ia menceritakan kisah ini kepada Mutarrif. Maka Mutarrif menjawab,"Saya belum pernah mengetahui jalur periwayatannya sebelum ini." Hal yang sama telah diriwayatkan dari Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf. Hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya.
Firman Allah Swt.:
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami.
Yakni Kami lakukan hal itu kepada Ayub sebagai rahmat dari sisi Kami buatnya.
Firman Allah Swt.:
dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Kami jadikan kisah Ayub ini sebagai suri teladan agar orang-orang yang tertimpa musibah jangan beranggapan bahwa sesungguhnya Kami lakukan cobaan itu kepada mereka tiada lain karena mereka hina dalam pandangan Kami. Dan agar mereka meniru kesabaran Ayub dalam menghadapi takdir Allah dan cobaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam cobaan yang dikehendaki-Nya. Hanya Dia sajalah yang mengetahui hikmah yang tersembunyi di balik semuanya itu.