Al-Hajj Ayat 7
وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ ( الحج: ٧ )
Wa 'Anna As-Sā`ata 'Ātiyatun Lā Rayba Fīhā Wa 'Anna Allāha Yab`athu Man Fī Al-Qubūri. (al-Ḥajj 22:7)
Artinya:
Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur. (QS. [22] Al-Hajj : 7)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan ketahuilah, wahai manusia, sesungguhnya hari Kiamat itu pasti datang, meskipun Allah merahasiakan waktunya. Oleh karena itu, tidak ada keraguan padanya, karena Kiamat itu ketetapan Allah; dan sungguh, pada hari Kiamat itu Allah akan membangkitkan semua yang berada di dalam kubur untuk dikumpulkan di Mahsyar.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah Allah mengemukakan proses perkembangan manusia dan tumbuh-tumbuhan itu pada ayat-ayat yang lalu, maka pada ayat-ayat berikut ini disimpulkan lima hal:
1. Tuhan yang diterangkan pada ayat-ayat di atas adalah Tuhan yang sebenarnya, Tuhan Yang Mahakuasa, yang menentukan segala sesuatu. Tidak ada seorang pun yang sanggup menciptakan manusia dengan proses yang demikian itu, yaitu menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi mani, nutfah (zygat), sel-sel, mudhgah, janin, kemudian lahir ke dunia, lalu menjadi dewasa, berketurunan, bertambah tua, akhirnya meninggal dunia menjadi makhluk yang mati kembali. Siapakah yang sanggup membuat proses kejadian manusia seperti itu. Siapakah yang sanggup merubah tanah yang mati dan tandus menjadi tanah yang subur serta ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Siapakah yang membuat ketentuan dan aturan-aturan yang demikian rapi dan teliti itu, selain dari Allah yang wajib disembah?
2. Dialah yang menghidupkan yang mati. Menghidupkan yang mati berarti memberi nyawa kepada yang mati itu, di samping memberi kelengkapan untuk kelangsungan hidup makhluk itu, baik kelangsungan hidup makhluk itu sendiri atau pun kelangsungan hidup jenisnya. Kemudian Dia mematikannya kembali. Zat yang dapat menghidupkan yang mati, kemudian mematikannya, tentu Zat itu sanggup pula menghidupkannya kembali pada hari Kebangkitan. Menghidupkan makhluk kembali itu adalah lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama.
3. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya; tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah dan menghalangi kehendak-Nya itu.
4. Hari Kiamat yang dijanjikan itu pasti datang; tidak ada keraguan sedikit pun, agar orang-orang yang ingkar itu mengetahui.
5. Bahwa setelah kiamat manusia akan dihidupkan kembali untuk diperiksa amal-amalnya dan menerima balasan amal-amal itu.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya.
Yakni kejadian hari kiamat itu pasti, tiada keraguan padanya.
dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
Maksudnya, Allah mengembalikan mereka menjadi hidup sesudah tubuh mereka hancur, dan menciptakan kembali mereka sesudah tiada. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya. Ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Tuhan yang menjadikan untuk kalian api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu." (Yaa Siin:78-80)
Ayat-ayat lain yang semakna cukup banyak.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah yang mengatakan bahwa Ya'la ibnu Ata telah menceritakan kepada kami dari Waki', dari Addi, dari pamannya Abu Razin Al-Uqaili yang nama aslinya ialah Laqit ibnu Amir, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan melihat Tuhan kita kelak di hari kiamat, dan apakah perumpamaan hal tersebut pada makhluk-Nya?" Rasulullah Saw. menjawab, "Bukankah kalian semua dapat melihat bulan tanpa berdesak-desakan?" Kami (para sahabat) menjawab, "Ya, benar." Rasulullah Saw. bersabda, "Allah lebih besar lagi." Laqit ibnu Amir melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati? Berilah perumpamaan hal itu pada makhluk-Nya." Rasulullah Saw. bersabda, "Bukankah kamu pernah melewati lembah tempat keluargamu yang tandus itu?" Ia menjawab, "Ya, benar." Rasulullah Saw. bersabda lagi, "Kemudian kamu melewatinya lagi (di lain waktu) yang ternyata tampak hijau lagi subur?" Ia menjawab, "Ya, benar." Rasulullah berkata, "Demikian pula Allah menghidupkan orang-orang mati. Itulah tanda kekuasaan-Nya pada makhluk-Nya."
Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad telah meriwayatkan pula telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Abu Razin Al-Uqaili yang mengatakan bahwa ia datang kepada Rasulullah Saw. dan bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati?" Rasulullah Saw. bersabda, "Bukankah kamu pernah melewati suatu daerah dari kawasan tempat tinggal kaummu yang tampak tandus, kemudian di lain waktu kamu melewatinya dalam keadaan subur?" Ia menjawab, "Benar." Rasulullah Saw. bersabda, "Demikianlah caranya kejadian di hari berbangkit nanti."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Marhum, telah menceritakan kepada kami Bukair ibnus Samit, dari Qatadah, dari Abul Hajjaj, dari Mu'az ibnu Jabal yang mengatakan, "Barang siapa yang meyakini bahwa Allah adalah Hak yang Jelas, dan bahwa hari kiamat pasti terjadi tiada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan orang-orang yang mati dari dalam kuburnya, tentulah ia masuk surga."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan) tidak diragukan lagi (padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Penciptaan manusia dan penumbuhan tanaman yang telah disebut tadi adalah suatu saksi bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, yang menghidupkan orang mati pada hari pembangkitan, yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hal itu pun menjadi suatu bukti bahwa hari kiamat benar-benar akan datang berdasarkan perwujudan janji-Nya, serta menjadi saksi bahwa Dia menghidupkan orang mati dari kuburnya untuk diadili dan diberi balasan.
6 Tafsir as-Saadi
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebang-kitan (dari kubur); maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari nuthfah (setetes mani), kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu, dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai pada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjang-kan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena Allah, Dia-lah yang haq, dan bahwa Dia-lah yang menghidupkan segala yang mati, dan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (Al-Hajj: 5-7).
(5) Allah تعالى berfirman, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٖ مِّنَ ٱلۡبَعۡثِ ﴿ "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur)," keragu-raguan, kesangsian, serta ketidakyakinan akan kejadiannya, padahal kewajiban kalian adalah mempercayai Rabb kalian dan membenarkan para RasulNya dalam masalah itu. Akan tetapi, jika kalian menampik segalanya selain sikap ragu-ragu semata, maka ambillah dua bukti logis yang kalian saksikan. Masing-masing menunjukkan dengan bukti yang pasti kepada perkara yang kalian ragu tentangnya dan menghilangkan unsur syak pada hati-hati kalian.
Pertama, pengambilan bukti melalui penciptaan manusia pertama kali, dan bahwa Dzat yang memulai penciptaannya akan (bisa) mengulanginya kembali. Allah berfirman mengenai ini,﴾ فَإِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن تُرَابٖ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah," maksudnya menciptakan nenek moyang manusia, Adam عليه السلام. ﴾ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٖ ﴿ "Kemudian dari setetes air mani," yakni dari mani. Inilah per-mulaan proses penciptaan manusia. ﴾ ثُمَّ مِنۡ عَلَقَةٖ ﴿ "Kemudian dari segumpal darah," maksudnya air mani itu berubah menjadi darah yang merah dengan izin Allah. ﴾ ثُمَّ مِن مُّضۡغَةٖ ﴿ "Kemudian dari segumpal daging," maksudnya darah itu beralih wujud menjadi mudhghah, yakni segumpal daging dengan ukuran yang bisa dikunyah. Se-gumpal daging tersebut, terkadang ﴾ مُّخَلَّقَةٖ ﴿ "sempurna kejadiannya," maksudnya terbentuk bakal manusia dan terkadang ﴾ وَغَيۡرِ مُخَلَّقَةٖ ﴿ "tidak sempurna," karena rahim mengeluarkannya sebelum diproses pembentukannya ﴾ لِّنُبَيِّنَ لَكُمۡۚ ﴿ "agar Kami jelaskan kepadamu," asal muasal penciptaan kalian, meskipun Allah mampu menyempurna-kan penciptaannya dalam sekejap saja. Hanya saja, untuk menjelas-kan kepada kita sekalian kesempurnaan hikmahNya dan keagungan kekuasaanNya serta keluasan rahmatNya.
﴾ وَنُقِرُّ فِي ٱلۡأَرۡحَامِ مَا نَشَآءُ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى ﴿ "Dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan," [mak-sudnya] Kami menetapkan kehamilan dalam rahim yang tidak di-campakkannya yang Kami kehendaki keberlangsungannya sampai waktu yang telah ditentukan, yaitu masa kehamilan. ﴾ ثُمَّ نُخۡرِجُكُمۡ ﴿ "Kemudian Kami keluarkan kamu," dari perut-perut ibu kalian ﴾ طِفۡلٗا ﴿ "sebagai bayi," yang mana kalian tidak mengetahui apa pun dan kalian tidak punya kekuatan. Selanjutnya Kami mengerahkan para ibu bagi kalian dan mengadakan rizki bagi kalian melalui air susu-nya. Kemudian kalian tumbuh dari fase ke fase berikutnya sampai memasuki masa kedewasaan. Yaitu masa kematangan kekuatan dan daya pikir.
﴾ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ ﴿ "Dan di antara kamu ada yang diwafatkan," se-belum mencapai usia kedewasaan. Dan di antara kalian ada yang melewati usia tua sehingga ﴾ يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ ﴿ "dipanjangkan umurnya sampai pikun," usia yang mengenaskan dan hina, yaitu masa tua renta dan pikun, yang menyebabkan akal sehat hilang dan ber-kurang. Sebagaimana kekuatan fisiknya yang lain juga hilang dan melemah ﴾ لِكَيۡلَا يَعۡلَمَ مِنۢ بَعۡدِ عِلۡمٖ شَيۡـٔٗاۚ ﴿ "supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya," maksudnya agar orang yang dipanjangkan umurnya ini tidak mengetahui perkara-perkara yang mereka ketahui sebelumnya. Lantaran melemahnya kekuatan akal yang dimilikinya. Kekuatan seorang manusia dikeli-lingi oleh dua kelemahan:(1). Kelemahan pada masa kanak-kanak dan kekurangan padanya; (2). Kelemahan masa tua dan kekurangan padanya. Seperti yang difirmankan oleh Allah تعالى,
﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ 54 ﴿
"Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemu-dian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya, dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa." (Ar-Rum : 54).
Kedua: Menghidupkan bumi setelah mati. Allah berfirman, ﴾ وَتَرَى ٱلۡأَرۡضَ هَامِدَةٗ ﴿ "Dan kamu lihat bumi ini kering," diam, penuh debu-debu, tidak ada tanaman dan juga tidak ada hijau-hijauan padanya ﴾ فَإِذَآ أَنزَلۡنَا عَلَيۡهَا ٱلۡمَآءَ ٱهۡتَزَّتۡ ﴿ "kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu," maksudnya bergerak-gerak karena ada tumbuh-tumbuhan ﴾ وَرَبَتۡ ﴿ "dan suburlah," maksudnya menjadi semakin tinggi pasca diamnya. Yaitu dengan pertumbuhan ta-namannya ﴾ وَأَنۢبَتَتۡ مِن كُلِّ زَوۡجِۭ ﴿ "dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan," yaitu satu jenis dari jenis-jenis tumbuhan ﴾ بَهِيجٖ 5 ﴿ "yang indah," mengagumkan orang-orang yang melihat-nya dan menyenangkan orang-orang yang memandangnya.
(6-7) Dua bukti kuat di atas menunjukkan lima perkara penting. Yaitu, berikut ini: ﴾ ذَٰلِكَ ﴿ "Yang demikian itu." Dzat yang menciptakan manusia dari bahan yang sudah Allah sebutkan ciri-nya, dan menghidupkan bumi setelah kekeringannya ﴾ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "karena Allah, Dia-lah yang haq," Rabb yang berhak diibadahi yang tidak sepantasnya ibadah diarahkan kepada selainNya. Ibadah kepadaNya-lah yang merupakan tindakan benar. Sementara ber-ibadah kepada selainNya merupakan bentuk kebatilan. ﴾ وَأَنَّهُۥ يُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ ﴿ "Dan bahwa Dia-lah yang menghidupkan segala yang mati," sebagaimana Allah memulai penciptaan makhluk-makhlukNya dan menghidup-kan bumi pasca kekeringannya ﴾ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ 6 ﴿ "dan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu," sebagaimana Allah telah memper-tontonkan kepada kalian bentuk kekuasaanNya yang spesial, dan ciptaanNya yang agung yang sudah kalian saksikan ﴾ وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٞ لَّا رَيۡبَ فِيهَا ﴿ "dan bahwa Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya." Tidak ada alasan untuk menganggapnya mustahil ﴾ وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبۡعَثُ مَن فِي ٱلۡقُبُورِ 7 ﴿ "dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." Dia akan membalasi kalian berdasarkan amalan-amalan kalian, yang baik dan yang buruk.