Al-Mu'minun Ayat 30
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ وَّاِنْ كُنَّا لَمُبْتَلِيْنَ ( المؤمنون: ٣٠ )
'Inna Fī Dhālika L'āyātin Wa 'In Kunnā Lamubtalīna. (al-Muʾminūn 23:30)
Artinya:
Sungguh, pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah); dan sesungguhnya Kami benar-benar menimpakan siksaan (kepada kaum Nuh itu). (QS. [23] Al-Mu'minun : 30)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sungguh, pada kisah Nabi Nuh itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah dan kesempurnaan kekuasaan-Nya; dan sesungguhnya Kami benar-benar menguji hamba-hamba Kami dengan menimpakan siksaan kepada yang ingkar, di antaranya kaum Nabi Nuh yang mendustakan risalahnya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Sesungguhnya dalam peristiwa topan besar yang membinasakan kaum Nuh yang mendustakan Rasul-Nya, dengan mengingkari keesaan Allah dan menyembah berhala-berhala, terdapat pelajaran bagi kaum Quraisy yang mendustakan kerasulan Muhammad saw, bahwa peristiwa yang menimpa kaum Nuh itu dapat pula menimpa kaum Quraisy yang berani mendustakan Rasulullah dan memusuhinya. Pada kejadian itu benar-benar terdapat beberapa azab yang sangat besar kepada kaum Nuh itu, supaya orang-orang yang datang kemudian mengambil pelajaran daripadanya, sesuai dengan firman Allah:
Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (al-Qamar/54: 15)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah).
Artinya, sesungguhnya pada kejadian itu —yakni diselamatkan-Nya kaum mukmin dan dibinasakan-Nya orang-orang kafir— benar-benar terdapat tanda-tanda dan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kebenaran para nabi tentang apa yang mereka sampaikan dari Allah Swt. Yang Maha Berbuat terhadap segala sesuatu yang dikehendaki-Nya lagi Maha Mengetahui segala sesuatu.
Firman Allah Swt.:
dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu).
Yakni benar-benar mencoba hamba-hamba-Nya dengan mengutus para rasul kepada mereka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya pada kejadian itu) kisah Nabi Nuh dan bahteranya serta dibinasakan-Nya orang-orang kafir (benar-benar terdapat beberapa tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. (dan sesungguhnya) huruf In di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan isimnya adalah Dhamir Sya'an, bentuk asalnya adalah Innahu yakni sesungguhnya hal itu (Kamilah yang mencoba mereka) menguji kaum Nuh dengan mengutus Nuh kepada mereka supaya Nuh memberi nasihat dan pelajaran kepada mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Pada kisah Nabi Nûh a. s. itu benar-benar terdapat pelajaran. Kami menguji hamba-hamba Kami dengan ujian berupa kebaikan dan keburukan, dan pada diri mereka terdapat bekal kesiapan untuk kedua-duanya.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, (karena) sekali-kali tidak ada tuhan (yang haq) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)? Maka pemuka-pemuka orang yang kafir dari kaumnya menjawab, 'Orang ini tidak lain hanya-lah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi se-orang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpe-nyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu.' Nuh berdoa, 'Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.' Lalu Kami wahyukan kepadanya, 'Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila pe-rintah Kami telah datang dan tannur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu di-tetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang lalim, ka-rena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah, 'Segala puji bagi Allah yang telah menyelamat-kan kami dari orang-orang yang lalim.' Dan berdoalah, 'Ya Tuhan-ku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.' Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu)." (Al-Mu`minun: 23-30).
(23) Allah تعالى mengisahkan risalah (misi) hamba dan Rasul-Nya Nuh عليه السلام, rasul yang pertama kali diutus ke penduduk dunia. Allah mengirim beliau kepada kaumnya yang menyembah berhala-berhala. Beliau memerintahkan mereka untuk menyembah Allah semata. Allah berfirman, ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ ﴿ "Hai kaumku, sembahlah Allah," maksudnya, murnikanlah ibadah (hanya) kepadaNya. Karena ibadah tidak sah kecuali dengan memurnikannya (kepada Allah), ﴾ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۚ ﴿ "(karena) sekali-kali tidak ada tuhan (yang haq) bagimu selain Dia." Dalam ayat ini terdapat pengguguran ketuhanan selain Allah dan penetapannya hanya bagi Allah تعالى. Karena Allah adalah Dzat Yang menciptakan, Pemberi rizki, yang memiliki segala ke-sempurnaan. Sesembahan selainNya berbeda dengan itu. ﴾ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?" Maksudnya (tidak takut) atas tindakan kalian beribadah kepada berhala-berhala dan patung-patung yang dipahat mirip rupa orang-orang yang shalih, lalu mereka menyembahnya bersama penyembahan kepada Allah?
(24) Beliau tetap melangsungkan dakwah, menyeru me-reka dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, di malam dan siang hari selama seribu tahun kurang lima puluh tahun lama-nya (sembilan ratus lima puluh tahun lamanya). Mereka tidaklah bertambah kecuali kesombongan dan antipati saja. ﴾ فَقَالَ ٱلۡمَلَؤُاْ ﴿ "Maka pemuka-pemuka orang yang kafir dari kaumnya menjawab," yaitu dari kalangan para pembesar dan para pimpinannya yang menjadi panutan untuk melawan Nabi mereka Nuh dan memperingatkan (para pengikut mereka) darinya, ﴾ مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُرِيدُ أَن يَتَفَضَّلَ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu," maksudnya, ti-daklah dia melainkan manusia (biasa) seperti kalian juga. Obsesinya saat dia mengklaim sebagai seorang nabi adalah untuk menambah keutamaannya atas diri kalian supaya menjadi orang yang diikuti. Kalau tidak demikian maksudnya, lalu apakah yang mengunggul-kannya di atas kalian padahal dia berasal dari komunitas kalian!? Penolakan semacam ini senantiasa melekat pada orang-orang yang mendustakan para rasul. Allah telah menyanggah komentar itu de-ngan sanggahan yang tuntas melalui lisan para rasul, seperti yang termaktub dalam FirmanNya, ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "Mereka berkata," kepada para rasul mereka,
﴾ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُنَا تُرِيدُونَ أَن تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَا فَأۡتُونَا بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ 10 قَالَتۡ لَهُمۡ رُسُلُهُمۡ إِن نَّحۡنُ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ ﴿
"Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu meng-hendaki untuk menghalang-halangi kami dari apa yang selalu disembah oleh nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata. Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, 'Kami tidak lain hanya-lah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki dari para hambaNya'." (Ibrahim: 10-11).
Maka, mereka (para rasul) memberitahukan bahwa risalah itu merupakan kemurahan dan karunia Allah. Kalian tidak berhak untuk membatasi dan menghalangiNya untuk mencurahkan ke-utamaanNya kepada kami.
Mereka juga berkomentar, ﴾ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَنزَلَ مَلَٰٓئِكَةٗ ﴿ "Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat." Ini juga bentuk penolakan yang batil terhadap kehendak Allah. Sekiranya Allah berkehendak, niscaya Allah mengutus beberapa malaikat. Sesungguhnya Dia Mahabijak lagi Maha Penyayang. Sifat hikmah dan rahmatNya (kepada manusia) menuntut supaya seorang rasul berasal dari jenis manusia. Karena (bila rasul berbentuk) malaikat, orang-orang itu tidak akan mampu menjalin komunikasi dengan mereka. Dan tidak mungkin berhasil kecuali dalam rupa manusia. Kemudian, kekaburan kembali menyelimuti mereka sebagaimana semula. Mereka berkata, ﴾ مَّا سَمِعۡنَا بِهَٰذَا ﴿ "Belum pernah kami mendengar (seruan seperti) ini," yaitu pengutusan seorang rasul ﴾ فِيٓ ءَابَآئِنَا ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "pada masa nenek moyang kami yang dahulu," model alasan apakah ini (yang mendasarkan pada pengakuan mereka) tidak pernah men-dengar pengiriman seorang rasul kepada nenek moyang mereka?! Karena pengetahuan mereka itu tidak meliputi seluruh kejadian lampau. Maka, janganlah ketidaktahuan mereka dijadikan sebagai alasan pembelaan diri!
Anggap saja, Allah belum pernah mengutus seorang rasul dari kalangan mereka. Kondisi mereka tidak lepas dari dua opsi; pertama, berada di atas petunjuk sehingga tidak membutuhkan pengutusan seorang rasul saat itu. Kedua, mereka tidak berada di atas petunjuk, maka hendaklah mereka memuji dan mensyukuri Allah, lantaran telah mengistimewakan mereka dengan kenikmatan yang tidak datang kepada nenek moyang mereka, dan mereka tidak merasakannya. Dan janganlah mereka menjadikan sikap tidak baik mereka kepada orang lain sebagai penyebab pengingkaran mereka terhadap curahan kebaikan yang tertuju pada mereka.
(25) ﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا رَجُلُۢ بِهِۦ جِنَّةٞ ﴿ "Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila," maksudnya, yang terkena penyakit gila ﴾ فَتَرَبَّصُواْ بِهِۦ ﴿ "maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya," tunggulah ﴾ حَتَّىٰ حِينٖ ﴿ "sampai suatu waktu," sampai kematian menghampirinya.
Syubhat-syubhat ini [yang] mereka kemukakan untuk me-nolak kenabian Nabi mereka menunjukkan dahsyatnya kekufuran dan penentangan mereka, dan (juga menandakan) bahwa mereka berada di puncak kebodohan dan kesesatan. Sesungguhnya lon-taran-lontaran itu tidak tepat dipergunakan sebagai perlawanan dari segi apa pun, seperti yang sudah kami jelaskan, bahkan me-ngandung sisi yang saling bertolak-belakang dan kontradiktif.
Perkataan mereka, ﴾ مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُرِيدُ أَن يَتَفَضَّلَ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak men-jadi seorang yang lebih tinggi dari kamu," maksudnya mereka menga-kui keberadaan akal pada beliau untuk memperdayai mereka, guna menguasai dan memimpin mereka. Bersama dengan ini mesti diwaspadai agar tidak tertipu dengannya. Lalu bagaimana bisa omongan ini selaras dengan ucapan mereka, ﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا رَجُلُۢ بِهِۦ جِنَّةٞ ﴿ "Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila." Bukankah ucapan ini tidak lain muncul dari penyerupa yang sesat, yang cara pandangnya terbalik, nalurinya ingin menolak dengan cara apa pun yang sesuai dengan kata hatinya, tidak memahami apa yang diucapkannya. Allah enggan (menerimanya) kecuali untuk mem-perlihatkan kehinaan orang-orang yang memusuhi beliau dan para RasulNya.
(26) Ketika Nuh menyaksikan bahwa dakwahnya tidaklah memberikan manfaat bagi mereka kecuali (menambah mereka) lari, ﴾ قَالَ رَبِّ ٱنصُرۡنِي بِمَا كَذَّبُونِ ﴿ "Nuh berdoa, 'Ya Rabbku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku'." Lalu beliau memohon pertolongan kepada Rabbnya atas bahaya mereka, dalam rangka marah karena Allah. Sebab mereka telah menyia-nyiakan perintahNya dan mendustakan para RasulNya. Beliau berkata,
﴾ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا 26 إِنَّكَ إِن تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّواْ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓاْ إِلَّا فَاجِرٗا كَفَّارٗا 27 ﴿
"Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorang pun dari orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan kecuali anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir." (Nuh: 26-27).
Allah berfirman,
﴾ وَلَقَدۡ نَادَىٰنَا نُوحٞ فَلَنِعۡمَ ٱلۡمُجِيبُونَ 75 ﴿
"Sungguh Nuh telah menyeru Kami, maka sungguh sebaik-baik yang memperkenankan (seruan adalah Kami)." (Ash-Shaffat: 75).
(27) ﴾ فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡهِ ﴿ "Lalu Kami wahyukan kepadanya ," ketika Kami telah mengabulkan doanya sebagai faktor penyebab dan sarana untuk keselamatan sebelum timbul gejala-gejalanya, ﴾ أَنِ ٱصۡنَعِ ٱلۡفُلۡكَ ﴿ "Buatlah bahtera ," yaitu kapal laut ﴾ بِأَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا ﴿ "di bawah peni-likan dan petunjuk Kami," maksudnya, dengan perintah dan perto-longan Kami, sementara engkau tetap berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Kami, yang mana Kami melihat dan mendengar-mu. ﴾ فَإِذَا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Maka apabila perintah Kami telah datang," dengan mengirimkan angin topan yang menjadi siksaan bagi mereka ﴾ وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ ﴿ "dan tannur[7] telah memancarkan air," maksudnya bumi me-mancarkan air dan mengucurlah mata air-mata air bahkan di tempat penyulutan api, yang tidak biasa terjadi kecuali ketika berada di tempat jauh dari air, ﴾ فَٱسۡلُكۡ فِيهَا مِن كُلّٖ زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِ ﴿ "maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis)," maksudnya, ma-sukkanlah ke dalam kapal dari setiap jenis binatang jantan dan betinanya, supaya menjadi sumber keberlangsungan keturunan bagi seluruh hewan yang dituntut oleh hikmah Allah harus ada di permukaan bumi ﴾ وَأَهۡلَكَ ﴿ "dan (juga) keluargamu," maksudnya masukkanlah mereka ﴾ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيۡهِ ٱلۡقَوۡلُ ﴿ "kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka," seperti anaknya. ﴾ وَلَا تُخَٰطِبۡنِي فِي ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ ﴿ "Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim," maksudnya janganlah engkau memohon kepadaKu untuk menyelamatkan mereka. Sesungguh-nya keputusan dan takdir telah ditetapkan. ﴾ إِنَّهُم مُّغۡرَقُونَ ﴿ "Sesung-guhnya mereka itu akan ditenggelamkan."
(28) ﴾ فَإِذَا ٱسۡتَوَيۡتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى ٱلۡفُلۡكِ ﴿ "Dan apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu," maksudnya kalian telah berada di atasnya dan (kapal itu) telah tenang bersama kalian dalam arus gelombang air dan ombak lautan, maka pujilah Allah atas kebebasan dan keselamatan. Dan katakanlah, ﴾ فَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي نَجَّىٰنَا مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zhalim." Ini merupakan pengajaran dari Allah bagi beliau dan orang-orang yang beserta beliau, agar mereka mengucapkannya sebagai wujud syukur dan pujian bagiNya atas keselamatan mereka dari kaum yang berbuat aniaya dalam tindakan dan siksa mereka.
(29) ﴾ وَقُل رَّبِّ أَنزِلۡنِي مُنزَلٗا مُّبَارَكٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡمُنزِلِينَ ﴿ "Dan berdoalah, 'Ya Rabbku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat," maksudnya, masih ada kenikmatan lain bagi kalian, maka mohonlah kepada Allah. Yaitu, Allah memudah-kan wujud tempat tinggal yang berkah bagi kalian. Maka Allah mengabulkan doanya. Allah berfirman,
﴾ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِيِّۖ وَقِيلَ بُعۡدٗا لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ 44 وَنَادَىٰ نُوحٞ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبۡنِي مِنۡ أَهۡلِي وَإِنَّ وَعۡدَكَ ٱلۡحَقُّ وَأَنتَ أَحۡكَمُ ٱلۡحَٰكِمِينَ 45 قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيۡسَ مِنۡ أَهۡلِكَۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيۡرُ صَٰلِحٖۖ فَلَا تَسۡـَٔلۡنِ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۖ إِنِّيٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ 46 قَالَ رَبِّ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِكَ أَنۡ أَسۡـَٔلَكَ مَا لَيۡسَ لِي بِهِۦ عِلۡمٞۖ وَإِلَّا تَغۡفِرۡ لِي وَتَرۡحَمۡنِيٓ أَكُن مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ 47 قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهۡبِطۡ بِسَلَٰمٖ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيۡكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٖ مِّمَّن مَّعَكَۚ وَأُمَمٞ سَنُمَتِّعُهُمۡ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٞ 48 ﴿
"Perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang yang lalim.' Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMu itulah yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.' Allah berfirman, 'Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang di-janjikan akan diselamatkan). Sesungguhnya (perbuatannya) adalah per-buatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.' Nuh berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari memohon kepadaMu sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.' Difirmankan, 'Hai Nuh, turun-lah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang Mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami'." (Hud: 44-48).
(30) ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya pada (kejadian) itu," yaitu dalam kisah ini ﴾ لَأٓيَٰتٖ ﴿ "benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah)," yang menunjukkan bahwa Allah satu-satuNya Dzat yang berhak disembah, dan bahwa utusanNya, Nuh adalah orang yang jujur, sedangkan kaumnya itulah pihak yang berbohong, dan menunjuk-kan bahwa curahan rahmat Allah bagi para hambaNya, yaitu Allah telah mengangkut mereka di dalam tulang sulbi Nabi Nuh di dalam kapal, ketika semua penduduk dunia tenggelam. Begitu pula kapal itu juga merupakan tanda kebesaran Allah. Allah berfirman,
﴾ وَلَقَد تَّرَكۡنَٰهَآ ءَايَةٗ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ 15 ﴿
"Dan sungguh telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (Al-Qamar: 15).
Oleh karena itu, Allah menyatukan kisah ini di sini, lantaran membuktikan beberapa tanda kebesaran Allah dan beberapa orien-tasi. ﴾ وَإِن كُنَّا لَمُبۡتَلِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu)."