Skip to main content

فَاَرْسَلْنَا فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ ࣖ   ( المؤمنون: ٣٢ )

fa-arsalnā
فَأَرْسَلْنَا
maka Kami utus
fīhim
فِيهِمْ
kepada mereka
rasūlan
رَسُولًا
seorang Rasul
min'hum
مِّنْهُمْ
dari mereka
ani
أَنِ
agar
uʿ'budū
ٱعْبُدُوا۟
sembahlah
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
مَا
tidak ada
lakum
لَكُم
bagi kalian
min
مِّنْ
dari
ilāhin
إِلَٰهٍ
Tuhan
ghayruhu
غَيْرُهُۥٓۖ
selain Dia
afalā
أَفَلَا
apakah maka tidak
tattaqūna
تَتَّقُونَ
kamu bertakwa

Fa'arsalnā Fīhim Rasūlāan Minhum 'An A`budū Allāha Mā Lakum Min 'Ilahin Ghayruhu 'Afalā Tattaqūna. (al-Muʾminūn 23:32)

Artinya:

Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. [23] Al-Mu'minun : 32)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Azab atas orang-orang yang membangkang terhadap dakwah Nabi Nuh bukanlah suatu kebetulan, melainkan ketetapan dari Allah. Allah berfirman, “Kemudian setelah mereka binasa, Kami ciptakan umat yang lain, yaitu kaum ‘Ad. Lalu Kami utus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Hud. Dia menyeru kaumnya, ‘Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya, yakni menjauhkan diri dari siksa-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?’”