Al-Mu'minun Ayat 89
سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ فَاَنّٰى تُسْحَرُوْنَ ( المؤمنون: ٨٩ )
Sayaqūlūna Lillāhi Qul Fa'annā Tusĥarūna. (al-Muʾminūn 23:89)
Artinya:
Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?” (QS. [23] Al-Mu'minun : 89)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai Nabi Muhammad! pengingkaran orang-orang kafir itu sama sekali tidak berdasar, maka katakanlah kepada mereka, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, memelihara, dan memenangkan siapa yang dikehendaki-Nya, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari azab-Nya apabila Allah sudah menetapkan siksa baginya? Jawablah pertanyaan itu jika kamu mengetahui?” Mereka pasti akan menjawab, “Milik Allah.” Maka, jelas sudah apa yang sebenarnya ada di benak mereka. Katakanlah lagi, “Bila demikian maka bagaimana kamu sampai tertipu oleh hawa nafsu dan bujukan setan untuk mendurhakai-Nya dan meyakini hari Kebangkitan tidak akan terjadi?”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Mereka pasti akan menjawab bahwa yang demikian itu sifatnya adalah Allah semata. Oleh sebab itu, Allah memastikan bahwa mereka akan menjawab seperti itu dan memerintahkan kepada Nabi untuk menanyakan kembali kepada mereka. Kalau mereka mengetahui bahwa Allah Yang Mahakuasa dan Mahaperkasa, mengapa mereka sampai tertipu dan berpaling dari agama tauhid dan selalu menentang Allah dan durhaka kepada-Nya? Dengan menyembah berhala atau lainnya seakan-akan mereka telah kena sihir dan pikiran mereka tak dapat mempercayai lagi sehingga akidah mereka menjadi kacau balau, mencampur aduk yang benar dengan yang salah, sehingga mereka mempersekutukan Allah dengan lain-Nya. Padahal Allah tidak akan membenarkan tindakan mereka itu bahkan sangat murka.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah.”
Yakni mereka mengakui bahwa Tuhan Yang Mahabesar yang memberikan perlindungan dan tidak ada yang dapat dilindungi dari azab-Nya adalah Allah Swt. semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Katakanlah, "(Kalau demikian) maka dari jalan manakah kalian ditipu?”
Maksudnya mengapa akal sehat kalian bisa hilang sehingga kalian menyembah selain-Nya bersama Dia, padahal kalian mengakui dan mengetahui bahwa hanya Allah-lah yang patut disembah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah") menurut qiraat yang lain dibaca Allah, baik dalam ayat ini maupun dalam ayat sebelumnya. Demikian itu karena makna yang dimaksud adalah, kepunyaan siapakah hal-hal yang telah disebutkan itu (Katakanlah! "Kalau demikian maka dari jalan manakah kalian merasa ditipu?") ditipu dan dikelabui dari perkara yang hak, yaitu menyembah Allah semata. Maksudnya, bagaimanakah bisa terbayangkan dalam benak kalian bahwasanya hal ini batil?
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka akan menyatakan, "Allah." Kalau begitu, katakan kepada mereka, "Lalu mengapa kalian tertipu oleh keinginan hawa nafsu dan oleh bujukan setan, lalu tidak taat kepada Allah?"
6 Tafsir as-Saadi
"Katakanlah, 'Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kamu tidak ingat?' Katakanlah, 'Siapakah Pemilik langit yang tujuh dan Pemilik Arasy yang besar?' Mereka akan menjawab, 'kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kamu tidak bertakwa?' Katakanlah, 'Siapakah yang di TanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya, jika kamu mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?' " (Al-Mu`minun: 84-89)
(84-85) Maksudnya, katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan Hari Kebangkitan, yang berbelok arah dari Allah kepada sesembahan lain, sebagai pemberian hujjah kepada mereka melalui keyakinan yang mereka tetapkan dan akui, berupa tauhid rububiyah dan hak kepemilikan Allah atas tauhid itu secara prero-gatif (ditujukan) pada pengingkaran mereka terhadap tauhid ulu-hiyah dan ibadah, dan (pemberian hujjah) melalui penetapan mereka mengenai penciptaan segala makhluk yang besar (ditujukan) pada pengingkaran mereka tentang menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati yang hal ini lebih mudah dilakukan daripada itu.
﴾ لِّمَنِ ٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهَآ ﴿ "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya." Maksudnya siapakah yang menciptakan bumi dan segala makhluk yang berada di atas permukaannya, berupa hewan, tumbuhan, benda mati, lautan, sungai-sungai dan gunung-gunung, Dzat Yang Memiliki dan Mengaturnya? Sesungguhnya bila engkau menanyai mereka tentang masalah itu, mereka pasti menyatakan, "Allah semata."
Jika mereka mengaku ini, katakanlah kepada mereka, ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak ingat?" Maksudnya, tidakkah kalian kembali kepada (pengakuan bahwa Allah adalah Rabb yang di-sembah) yang kalian sudah diingatkan oleh Allah, yang sudah dimaklumi bersama, sudah mapan dalam fitrah-fitrah kalian yang mana sikap berpaling dapat berpotensi menyembunyikannya pada waktu tertentu? Padahal, pada prinsipnya, jika kalian itu merujuk ingatan kalian hanya dengan perenungan saja, niscaya kalian akan mengetahui bahwa Dzat Yang memilikinya, itulah Dzat yang patut disembah semata, sementara ketuhanan dari obyek yang berada dalam kepemilikan (mamluk) merupakan ketuhanan yang paling batil.
(86-87) Berikutnya, beralihlah kepada perkara yang lebih besar darinya. Allah berfirman, ﴾ قُلۡ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلسَّبۡعِ ﴿ "Katakanlah, 'Siapakah Pemilik langit yang tujuh'," dan benda-benda yang berada di dalamnya, seperti benda yang bercahaya, bintang-bintang yang bergerak-gerak dan yang statis di tempatnya saja. ﴾ وَرَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "Dan Pemilik 'Arasy yang besar," yang merupakan makhluk yang tertinggi dan paling luas serta terbesar. Siapakah yang mencipta-kan dan mengatur serta menanganinya dengan berbagai macam aturan? ﴾ سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ ﴿ "Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah'," maksudnya mereka akan mengakui bahwa Allah adalah Rabb (pemilik) itu semua. Bila mereka mengakuinya, katakanlah, ﴾ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak bertakwa," dari beribadah kepada makhluk-makhluk yang lemah dan (hanya) bertakwa kepada Rabb yang Mahaagung, sempurna kekuasaanNya dan agung kerajaan-Nya?! Ungkapan ini mengandung dengan jelas nada pembicaraan yang lembut (persuasif) dari Firman Allah, ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apa-kah kamu tidak ingat?" dan ﴾ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak ber-takwa?" Menasihati melalui metode pemaparan yang memikat hati manfaatnya tidak perlu diragukan lagi.
(88-89) Berikutnya, beralih kepada pengakuan mereka mengenai sesuatu yang lebih umum dari itu semuanya. Allah ber-firman, ﴾ قُلۡ مَنۢ بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيۡءٖ ﴿ "Katakanlah, 'Siapakah yang di Tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu'." Maksudnya, segala kerajaan di wilayah atas maupun di wilayah bawah, yang dapat kita saksi-kan maupun tidak dapat kita tangkap. Kata malakut, merupakan bentuk mubalaghah (exaggeration), yang artinya kerajaan.
﴾ وَهُوَ يُجِيرُ ﴿ "Sedang Dia melindungi," para hambaNya dari ke-jelekan dan menyingkirkan hal-hal yang tidak mengenakkan, serta melindungi mereka dari marabahaya yang membahayakan mereka. ﴾ وَلَا يُجَارُ عَلَيۡهِ ﴿ "Tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya," maksudnya tidak ada seorang pun yang mampu menghalangi Allah dan menyingkirkan keburukan yang telah Allah tetapkan. Bahkan tidak ada seorang pun yang bisa mengeluarkan syafa'at di sisiNya kecuali dengan izinNya. ﴾ سَيَقُولُونَ لِلَّهِۚ ﴿ "Mereka akan menjawab, 'Ke-punyaan Allah'," mereka akan menyampaikan pengakuan bahwa Allah-lah Dzat Yang Memiliki segala sesuatu, Yang melindungi, tanpa ada kekuatan apa pun yang sanggup menghalangi (siksa)Nya.
﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah," kepada mereka manakala mengakuinya untuk menuntut mereka ﴾ فَأَنَّىٰ تُسۡحَرُونَ ﴿ "maka dari jalan manakah kamu ditipu," kemana akal-akal kalian lenyap, saat kalian beribadah kepada obyek-obyek yang sudah kalian ketahui tidak mempunyai kerajaan, ataupun tidak mempunyai bagian dari kerajaan itu. Me-reka lemah dari seluruh segi, sementara kalian meninggalkan pe-murnian ibadah kepada Dzat Pemilik Yang Mahaagung, Mahakuasa, Yang Mengatur segala urusan?
Akal-akal yang menuntun kalian kepada fakta ini, telah ter-sihir. Tidak syak lagi telah dirasuki sihir oleh setan melalui tipuan yang ia hiasi dengan indah pada pandangan mereka dan ia telah mempercantiknya dan memutarbalikkan fakta kepada mereka, hingga berhasil menyihir akal-akal mereka, sebagaimana para tu-kang sihir berhasil memperdayai pandangan manusia.