Skip to main content

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا   ( الفرقان: ٢٧ )

wayawma
وَيَوْمَ
dan pada hari
yaʿaḍḍu
يَعَضُّ
menggigit
l-ẓālimu
ٱلظَّالِمُ
orang yang zalim
ʿalā
عَلَىٰ
atas
yadayhi
يَدَيْهِ
dua tangannya
yaqūlu
يَقُولُ
ia berkata
yālaytanī
يَٰلَيْتَنِى
kiranya dulu
ittakhadhtu
ٱتَّخَذْتُ
aku mengambil
maʿa
مَعَ
bersama
l-rasūli
ٱلرَّسُولِ
Rasul
sabīlan
سَبِيلًا
jalan

Wa Yawma Ya`ađđu Až-Žālimu `Alaá Yadayhi Yaqūlu Yā Laytanī Attakhadhtu Ma`a Ar-Rasūli Sabīlāan. (al-Furq̈ān 25:27)

Artinya:

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zhalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. (QS. [25] Al-Furqan : 27)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Kekecewaan itu tergambarkan dalam sikap fisik dan gumaman mereka. Dan ingatlah pada hari ketika orang-orang zalim kepada diri sendiri, seperti melakukan kemusyrikan dan kekafiran, menggigit dua jarinya, sebagai tanda bahwa mereka menyesali perbuatannya, seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) ketika aku masih di dunia aku mengambil jalan bersama Rasul, dengan mengimaninya, mengikuti semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya." Namun penyesalan itu sudah tak bermanfaat lagi. Nasi sudah menjadi bubur.