Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan bencana kepada mereka. Orang-orang kafir adalah penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (QS. [25] Al-Furqan : 55)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Betapa pun demikian, masih banyak orang-orang yang tak mau menyembah Allah, tapi menyembah sesuatu yang tidak mempunyai kekuasaan apa pun. Dan mereka orang-orang kafir itu menyembah benda-benda selain Allah, baik berupa patung-patung dan lainnya apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka baik di dunia, seperti mendatangkan rezeki, menurunkan hujan, dan lain-lainnya, apalagi di akhirat, dan tidak pula mendatangkan bencana kepada mereka jika mereka tidak menyembah patung-patung itu, seperti kematian, kelaparan dan lainnya. Orang-orang kafir adalah penolong bagi setan untuk berbuat durhaka terhadap Tuhannya dengan menyekutukan-Nya dalam beribadah. Padahal Tuhannya yang telah memberikan kepadanya kehidupan, rezeki, dan anugerah lainnya yang demikian besar. Inilah bentuk kezaliman yang sangat besar.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang musyrik itu menyembah tuhan selain Allah, yaitu patung-patung dan berhala yang tidak memberi manfaat kepada mereka. Mereka menyembahnya hanya sekadar mengikuti hawa nafsu dan melanjutkan tradisi nenek moyang mereka saja, dan meninggalkan ibadah kepada Allah yang menciptakan mereka dan telah melimpahkan berbagai kenikmatan. Di samping itu, mereka telah membuat kemungkaran dengan membantu setan dalam tindakannya memusuhi Allah, rasul-Nya dan kaum Mukminin, seperti digambarkan dalam firman-Nya: Dan teman-teman mereka (orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan. (al-A'raf/7: 202)
Kata dhahir dalam ayat lain diartikan penolong. Sebagian ahli tafsir mengartikan terhina atau tersia-sia sehingga arti ayat itu menjadi: Dan orang-orang kafir pada sisi Tuhannya sangat hina dan sia-sia.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menyebutkan kebodohan orang-orang musyrik karena mereka menyembah selain Allah berupa berhala-berhala yang tidak memiliki mudarat dan manfaat bagi diri mereka. Mereka melakukan penyembahan ini tanpa dalil yang menuntun mereka melakukan penyembahan itu dan tanpa alasan, bahkan hanya semata-mata berdasarkan pendapat sendiri dan keinginan hawa nafsu mereka. Mereka membela berhala-berhala itu dan berperang demi mempertahankan berhala-berhala mereka serta memusuhi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang ada di kalangan mereka. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Adalah orang-orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (Al Furqaan:55)
Yakni pembantu yang menolong jalan setan untuk memerangi balatentara Allah, padahal bala tentara Allah-lah yang menang. Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka, sedangkan mereka sendirilah yang menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga berhala-berhala itu. (Yaa Siin:74-75)
Maksudnya, berhala-berhala yang mereka jadikan sembahan mereka selain Allah tidak dapat menolong para penyembahnya. Tetapi justru sebaliknya, mereka sendirilah yang menjadi bala tentara yang disiapkan untuk membela berhala-berhala sembahannya dan mempertahankan keberadaannya. Akan tetapi, akibat yang terpuji dan kemenangan hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin di dunia dan akhirat.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Adalah orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (Al Furqaan:55) Yaitu membantu setan dan menolongnya untuk berbuat durhaka terhadap Allah.
Said ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Adalah orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (Al Furqaan:55) Mereka menolong setan untuk memusuhi Tuhannya dan mempersekutukan-Nya.
Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Adalah orang kafir itu penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (Al Furqaan:55) Yakni berpaling dari Tuhannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan mereka menyembah) yakni orang-orang kafir (selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka) dengan menyembahnya (dan tidak pula memberi mudarat kepada mereka) jika tidak disembah, yang dimaksud adalah berhala-berhala. (Adalah orang kafir itu selalu menentang Rabbnya) selalu membantu setan dengan cara taat kepadanya dan menentang Rabbnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Setelah datangnya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa hanya Allahlah yang pantas disembah, tidak selain-Nya, sebagian manusia masih ada yang menyembah berhala-berhala yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan bahaya. Dengan keyakinannya itu, mereka berarti telah menolong setan. Padahal setan itu bermaksud menyesatkan mereka. Mereka menolak kebenaran yang diserukan oleh Allah.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan mereka menyembah selain Allah sesuatu yang tidak (dapat) memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudarat kepada mereka. Orang-orang kafir itu penolong (setan untuk durhaka) terhadap RabbNya." (Al-Furqan: 55). (55) Maksudnya, mereka menyembah patung-patung dan orang-orang mati yang tidak (dapat) membahayakan dan tidak pula memberi manfaat, dan mereka menjadikannya sebagai sekutu-sekutu bagi Maha Pemilik manfaat dan bahaya, (Pemilik) pem-berian dan pencegahan; padahal yang wajib atas mereka adalah agar mereka menjadi orang-orang yang mengikuti petunjuk dan arahan Rabb mereka, serta membela agamaNya, namun mereka menyalahi perintah itu. ﴾ وَكَانَ ٱلۡكَافِرُ عَلَىٰ رَبِّهِۦ ظَهِيرٗا ﴿ "Orang-orang kafir itu penolong (setan untuk durhaka) terhadap RabbNya." Jadi kebatilan itu adalah berhala-ber-hala dan sekutu-sekutunya yang menjadi musuh Allah. Orang kafir menolong dan membelanya melawan Rabbnya, dan ia menjadi musuh bagi Rabbnya dan menentangNya dalam permusuhan dan perang. Dia-lah Allah yang telah menciptakannya, memberinya rizki dan melimpahkan kepadanya berbagai nikmat yang nampak dan yang tidak nampak, sedangkan ia tidak keluar dari kekuasaan, kerajaan dan genggamanNya, dan Allah tidak pernah memutus kebaikan dan karuniaNya darinya, sedangkan dia dengan kebo-dohannya terus melakukan permusuhan dan penentangan.