Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang agung.” (QS. [27] An-Naml : 26)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
"Dialah Allah, tidak ada tuhan yang wajib dan patut disembah melainkan Dia. Dialah Tuhan yang mempunyai ‘Arsy dan bersemayam di atas singgasana-Nya yang agung.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Selanjutnya hud-hud mengatakan bahwa sebenarnya Allah-lah yang berhak disembah. Dialah yang mempunyai 'Arasy yang besar, mempunyai kekuasaan yang mutlak, dan tak ada sesuatu pun yang dapat mengatasinya. Nabi Sulaiman heran dan tercengang mendengar keterangan dan tanggapan burung hud-hud itu. Kenapa burung itu sanggup dalam waktu yang singkat mengetahui keadaan negeri Saba', tata cara pemerintahannya, kekayaan dan pengaruhnya, dan mengetahui pula agama yang mereka anut. Burung hud-hud juga tahu dan meyakini kekuasaan dan keesaan Allah, mengakui bahwa tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah semata, tidak ada yang lain. Ia juga mengetahui bahwa menyembah matahari adalah kepercayaan yang batil, dan mengetahui pula bentuk perbuatan yang baik dan tidak baik menurut agama. Dari ayat ini dipahami bahwa berdasar pengetahuan dan pengalamannya di negeri Saba', seakan-akan burung hud-hud itu menganjurkan kepada Nabi Sulaiman agar beliau segera menyeru Ratu Balqis dan rakyatnya untuk beriman kepada Allah dan mengikuti seruan Nabi Sulaiman.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
Allah, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arasy yang besar. (An Naml:26)
Yakni Dialah Allah yang berhak diseru, Yang tiada Tuhan selain Dia yang memiliki 'Arasy yang besar, yang tiada sesuatu pun dari makhluk-Nya lebih besar daripada 'Arasy-Nya.
Mengingat burung hud-hud menyeru kepada kebaikan dan menyembah Allah semata serta bersujud kepada-Nya, maka burung hud-hud dilarang dibunuh, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, dan Imam Ibnu Majah melalui Abu Hurairah r.a. yang telah mengatakan:
Nabi Saw. melarang membunuh empat macam hewan, yaitu semut, lebah, burung hud-hud, dan burung Surad.
Sanad hadis berpredikat sahih.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan hanya Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy yang besar") ayat ini merupakan jumIah Isti'naf, dimaksud sebagai pujian yang menyangkut pula di dalamnya sebutan Arasy Tuhan Yang Maha Penyayang sebagai imbangan dari arasy ratu Balqis, sekalipun perbedaan antara keduanya jauh sekali.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dialah Pemilik kekuasaan mutlak atas segala yang ada di alam ini.