Ulama tafsir Salaf dan lain-lainnya telah menceritakan bahwa Ratu Balqis mengirimkan hadiah yang sangat besar jumlahnya kepada Nabi Sulaiman, berupa sejumlah emas, permata, mutiara, dan lain-lainnya. Sebagian dari ulama tafsir mengatakan bahwa ia mengirimkan hadiah berupa emas-emas batangan. Pendapat yang benar mengatakan bahwa Ratu Balqis mengirimkan hadiah berupa wadah-wadah yang semuanya terbuat dari emas.
Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair serta selain keduanya mengatakan bahwa Balqis mengirimkan pelayan-pelayan wanita yang berpakaian pelayan-pelayan pria, serta pelayan-pelayan pria yang berpakaian wanita. Lalu Ratu Balqis berkata, "Jika Sulaiman mengetahui bahwa yang berpakaian pria adalah pelayan wanita, dan yang berpakaian wanita adalah pelayan pria, berarti dia adalah seorang nabi."
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan kepada mereka untuk melakukan wudu. Maka pelayan yang wanita menuangkan air ke tangannya, sedangkan pelayan yang pria mencedokkan tangannya ke air. Melalui hal inilah Nabi Sulaiman dapat membedakan mereka.
Menurut pendapat lain, bahkan pelayan yang asalnya wanita terlebih dahulu mencuci bagian dalam tangannya sebelum bagian luarnya, dan dengan pelayan yang asalnya pria sebaliknya. Menurut pendapat yang lainnya lagi, pelayan yang wanita mencuci tangannya dari telapak tangan sampai ke sikunya, sedangkan pelayan yang pria mencuci tangannya dari siku ke telapak tangannya. Pada kesimpulannya tidak ada pertentangan di antara pendapat-pendapat tersebut, hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Sebagian ulama menceritakan bahwa Balqis mengirimkan kepada Nabi Sulaiman sebuah wadah air agar dipenuhi oleh Nabi Sulaiman dengan air yang bukan berasal dari langit, bukan pula dari bumi. Maka Nabi Sulaiman melarikan kudanya, dan manakala kuda itu berkeringat, lalu dia menampungnya dan memenuhi wadah tersebut dengan keringat kudanya. Balqis pun mengirimkan mutiara serta talinya agar mutiara-mutiara itu diuntaikan dengan tali tersebut, dan semua permintaannya itu dipenuhi oleh Nabi Sulaiman a.s. Hanya Allah-lah yang mengetahui, apakah hal itu benar ataukah tidak, yang jelas kisah-kisah seperti ini bersumber dari kisah Israiliyat.
Pada kesimpulannya Nabi Sulaiman a.s. tidak melirik sedikit pun terhadap hadiah yang mereka bawa dan tidak memperhatikannya, bahkan berpaling darinya. Lalu Nabi Sulaiman a.s. berkata dengan nada yang menyanggah:
Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? (An Naml:36)
Yakni apakah kamu membujuk diriku dengan harta ini agar aku membiarkan kalian tetap dalam kemusyrikan kalian dan agar kerajaan kalian tetap lestari?
maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang kalian bawa. (An Naml:36)
Yaitu kerajaan, harta, dan bala tentara yang diberikan oleh Allah kepadaku jauh lebih baik daripada apa yang ada pada kalian.
tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian. (An Naml:36)
Maksudnya, kalianlah orang-orang yang memburu hadiah dan cindera mata, tetapi aku tidak mau menerima kecuali kamu masuk Islam atau perang.
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Nabi Sulaiman memerintahkan kepada setan-setan untuk menyulap seribu istananya menjadi istana emas dan perak. Ketika utusan-utusan Ratu Balqis tiba dan melihat hal tersebut, mereka berkata, "Apakah artinya hadiah kita ini baginya?" Dalam hal ini terkandung dalil yang menunjukkan boleh menghias istana dan kerajaan untuk menyambut kedatangan para delegasi dan para pengunjung.