Skip to main content

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ   ( آل عمران: ٩٢ )

lan
لَن
belum
tanālū
تَنَالُوا۟
kamu mencapai
l-bira
ٱلْبِرَّ
kebaikan
ḥattā
حَتَّىٰ
sehingga (sebelum)
tunfiqū
تُنفِقُوا۟
kamu menafkahkan
mimmā
مِمَّا
dari apa (harta)
tuḥibbūna
تُحِبُّونَۚ
kamu mencintai
wamā
وَمَا
dan apa
tunfiqū
تُنفِقُوا۟
kamu nafkahkan
min
مِن
dari
shayin
شَىْءٍ
sesuatu
fa-inna
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
bihi
بِهِۦ
dengannya
ʿalīmun
عَلِيمٌ
Maha Mengetahui

Lan Tanālū Al-Birra Ĥattaá Tunfiqū Mimmā Tuĥibbūna Wa Mā Tunfiqū Min Shay'in Fa'inna Allāha Bihi `Alīmun. (ʾĀl ʿImrān 3:92)

Artinya:

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui. (QS. [3] Ali 'Imran : 92)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa orang yang meninggal dalam kekufuran, maka sebesar apa pun harta dan infak yang mereka keluarkan, tidak akan bisa dijadikan tebusan agar mereka bebas dari azab Allah. Pada ayat ini dijelaskan tentang harta dan infak yang bermanfaat hendaknya harta yang dicintai, karena kamu tidak akan memperoleh kebajikan yang paling utama dan sempurna sebelum kamu menginfakkan, dengan cara yang baik dan tujuan yang benar, sebagian harta yang kamu cintai, yang paling bagus dari apa yang kamu miliki. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui niat dan tujuan kamu berinfak, apakah karena ingin dipuji atau dilihat orang (riya), ingin dipuji orang yang mendengar (sum'ah), atau semata-mata karena Allah. Jika infak dilaksanakan hanya karena Allah maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan di dunia maupun akhirat.