Kemudian, azab yang lebih buruk adalah kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olokkannya. (QS. [30] Ar-Rum : 10)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Apabila mereka tetap berperilaku buruk maka keburukan pula yang akan mereka terima. Kemudian azab yang lebih buruk di akhirat kelak merupakan kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan—mereka kekal di neraka. Yang demikian ini karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Allah yang membuktikan keesaan-Nya dan mereka pun selalu memperolok-olokkannya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menegaskan bahwa azab itu adalah akibat perbuatan kufur dan jahat. Akibat itu akan dialami oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun ia berada. Di dunia mereka mendapat kebinasaan dan di akhirat nanti mereka akan dibenamkan ke dalam neraka Jahanam. Semua itu sebagai akibat karena mereka mengingkari seruan para rasul, mendustakan ayat-ayat Allah, dan memperolok-olokkannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. (Al An'am:110)
maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. (As-Saff: 5)
Dan firman Allah Swt.:
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. (Al Maidah:49)
Berdasarkan pengertian ini berarti lafaz as-su-a di-nasab-kan sebagai maf'ul dari lafaz asa-u. Menurut pendapat yang lain, makna firman-Nya:
Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk. (Ar Ruum:10)
Yakni azab yang buruk merupakan akibat dari perbuatan mereka disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya. Berdasarkan pengertian ini berarti lafaz as-su-a dinasabkan karena menjadi khabar kana. Ini merupakan analisis Ibnu Jarir yang ia nukil dari Ibnu Abbas dan Qatadah. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari keduanya, juga dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim. Dan memang pengertian inilah yang tersirat dari makna lahiriahnya, karena pada firman selanjutnya disebutkan:
dan mereka selalu memperolok-oloknya. (Ar Ruum:10)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah azab yang lebih buruk) lafal as-suu-a adalah bentuk muannats dari lafal al-aswa' artinya yang paling buruk, berkedudukan sebagai khabar dari lafal kaana bila lafal 'aqibah dibaca rafa', tapi bila dibaca nashab berarti menjadi isim kaana. Makna yang dimaksud berupa azab neraka Jahanam dan mereka dijelek-jelekkan di dalamnya (disebabkan) (mereka mendustakan ayat-ayat Allah) yakni Alquran (dan mereka selalu memperolok-oloknya).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kemudian, kesudahan orang-orang yang melakukan bermacam-macam kejahatan adalah sikap kufur dan memperolok-olok terhadap ayat-ayat Allah.