Luqman Ayat 30
ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ وَاَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ الْبَاطِلُۙ وَاَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ ࣖ ( لقمان: ٣٠ )
Dhālika Bi'anna Allāha Huwa Al-Ĥaqqu Wa 'Anna Mā Yad`ūna Min Dūnihi Al-Bāţilu Wa 'Anna Allāha Huwa Al-`Alīyu Al-Kabīru. (Luq̈mān 31:30)
Artinya:
Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar. (QS. [31] Luqman : 30)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah menjelaskan tujuan dari penjelasan bukti-bukti kebesaran dan keesaan-Nya. Demikianlah, perjalanan alam semesta yang menakjubkan itu, karena sesungguhnya penciptanya adalah Allah; Dialah Tuhan Yang Maha Esa yang layak disembah dengan sebenarnya, dan apa saja yang mereka seru dan sembah selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi zat-Nya, Mahabesar kekuasaan-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa tujuan Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada manusia adalah untuk menjadi dalil dan bukti yang kuat bagi mereka bahwa manusia wajib beribadah kepada-Nya dan hanyalah Dia yang berhak disembah. Menyembah atau beribadah kepada selain Allah adalah tindakan yang batil karena semua yang selain Dia adalah fana, tidak kekal. Dia Mahakaya dan tidak memerlukan yang lain, sedangkan semua makhluk sangat tergantung kepada nikmat-Nya.
Akhirnya ayat ini menegaskan bahwa Allah Mahatinggi, mengatasi segala sesuatu, Mahabesar, dan menguasai segala sesuatu. Semua tunduk dan patuh kepada-Nya.
(31) Pada ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya yang ada di bumi dengan mengatakan, "Apakah tidak engkau perhatikan, hai Muhammad, bahtera yang berlayar di lautan yang menghubungkan negeri-negeri yang berjauhan letaknya." Dengan adanya hubungan itu, penduduk suatu negeri akan mengenal penduduk negeri lain. Keperluan dan kebutuhan rakyat yang tidak ada di negerinya dapat diambil dan diangkut oleh kapal-kapal dari negeri-negeri yang lain, seperti bahan makanan, pakaian, obat-obatan, perhiasan, mesin-mesin, dan sebagainya. Dengan adanya kapal-kapal itu, seakan-akan hubungan antara bangsa-bangsa dan negara-negara dewasa ini semakin dekat.
Kapal dibuat pertama kali oleh Nabi Nuh sesuai dengan perintah Allah dalam misi penyelamatan manusia beriman ditambah dengan sejumlah pasangan hewan (lebih lanjut baca Surah Hud/11: 40). Namun demikian, dengan kemampuan berpikir manusia, maka teknologi kapal berkembang. Kapal tidak saja dibuat dari bahan kayu saja bahkan sudah berkembang dengan menggunakan logam. Walaupun akhir-akhir ini dengan berkembangnya teknologi bahan, manusia telah mampu "meramu" dari bahan yang tersedia menjadi bahan yang lebih ringan, kompak, mudah dibentuk, kuat, tahan cuaca, dan tahan benturan. Besi yang mestinya tenggelam, karena massa jenis logam jauh lebih besar di atas massa jenis air, tetapi dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), yakni dengan menerapkan hukum Archimides (fisika), maka besi tadi dapat mengapung di permukaan air. Hakikatnya hukum fisika itu adalah ketetapan Allah. Ketetapan Allah yang dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan manusia. Itulah nikmat Allah yang sesungguhnya.
Semua yang diterangkan Allah itu adalah bukti-bukti atas kekuasaan dan kebesaran-Nya yang nyata bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi segala macam cobaan dan kesukaran, serta bagi orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya. Tanda orang bersyukur kepada Allah itu ialah dengan menyatakan ungkapan syukur dalam bentuk perkataan atau perbuatan ketika menerima nikmat itu.
Asy-Sya'bi berkata, "Sabar itu adalah sebagian dari iman, syukur itu adalah sebagian iman, dan yakin adalah iman seluruhnya. Tidakkah engkau perhatikan firman Allah yang terdapat pada akhir ayat ini dan firman-Nya: "wa fi al-ardhi ayatun li al-muqinin" (dan pada bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin) dan sabda Rasulullah saw:
Iman itu ada dua bagian, yaitu sebagian dalam sabar dan sebagian dalam syukur. (Riwayat al-Baihaqi dari Anas)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil. (Luqman:30)
Yakni sesungguhnya Dia menampakkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian dapat menyimpulkan darinya bahwa Dialah Yang hak yakni benar ada-Nya dan Tuhan yang sebenarnya, dan bahwa semua yang selain Dia adalah batil belaka. Maka sesungguhnya Dia Mahakaya dari selain-Nya, dan segala sesuatu berhajat kepada-Nya, karena semua yang ada di langit dan yang ada di bumi merupakan makhluk dan hamba-hamba-Nya. Tiada seorang pun dari mereka yang dapat menggerakkan suatu zarrah pun kecuali dengan seizin-Nya. Seandainya seluruh penduduk bumi berkumpul (bersatu) untuk menciptakan seekor lalat, tentulah mereka tidak akan mampu melakukannya. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Luqman:30)
Allah Mahatinggi, tiada yang lebih tinggi daripada-Nya, lagi Mahabesar, tiada yang lebih besar daripada-Nya. Dia lebih besar daripada segala sesuatu, dan segala sesuatu tunduk lagi hina di hadapan-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Demikianlah) hal yang telah disebutkan itu (karena sesungguhnya Allah Dialah yang hak) yang tetap. (Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru) yang mereka sembah; lafal ayat ini dapat dibaca ya'buduuna dan ta'buduuna (selain dari Allah, itulah yang batil) yang lenyap (dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi) atas semua makhluk-Nya dengan keperkasaan-Nya yang mengalahkan mereka semua (lagi Maha Besar) yakni Maha Agung.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Semua keajaiban ciptaan Allah dan kekuasaan-Nya itu disebabkan oleh karena pencipta-Nya adalah Tuhan Yang Mutlak. Dialah satu-satunya Zat yang berhak untuk disembah. Dan sesungguhnya tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah, ketuhanan mereka adalah batil dan palsu. Hanya Allah semata yang Mahatinggi dan Mahabesar kekuasaan-Nya.
6 Tafsir as-Saadi
"Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan bahwa Allah Maha Mengetahui terhadap amal yang kamu kerja-kan. Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang haq dan bahwasanya apa saja yang mereka seru selain dariNya itulah yang batil; dan bahwa Allah Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Maha-besar." (Luqman: 29-30).
(29) Ini juga, di dalamnya terdapat (penjelasan tentang) keesaanNya dalam berbuat dan mengatur, serta keluasan wewe-nangNya dalam berbuat memasukkan malam kepada siang dan memasukkan siang kepada malam. Apabila salah satunya masuk, maka yang satu lagi hilang. Dan Dia menundukkan matahari dan bulan di mana keduanya berotasi (berjalan) dengan suatu aturan yang tidak pernah rusak semenjak penciptaan keduanya; untuk membangun berbagai kemaslahatan dan manfaat bagi manusia dalam urusan agama dan dunia mereka yang dengannya mereka dapat mengambil pelajaran dan mengambil manfaat. Dan ﴾ كُلّٞ ﴿ "masing-masing" dari keduanya ﴾ يَجۡرِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى ﴿ "berjalan sampai ke-pada waktu yang telah ditentukan," apabila waktu yang telah ditentu-kan itu tiba, maka berhentilah perjalanannya dan hilanglah ke-kuatan keduanya. Dan hal ini (terjadi) pada Hari Kiamat pada saat matahari digulung, bulan ditenggelamkan dan negeri dunia ber-akhir serta dimulainya negeri akhirat. ﴾ وَأَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan bahwa Allah terhadap amal yang kamu kerjakan" yang baik ataupun yang buruk, ﴾ خَبِيرٞ ﴿ "Maha Mengetahui," tidak ada sesuatu pun yang ter-sembunyi dariNya, dan Dia akan memberikan pembalasan kepada kalian atas amal perbuatan kalian berupa pahala bagi orang-orang yang taat dan siksa bagi orang-orang yang durhaka.
(30) ﴾ ذَٰلِكَ ﴿ "Demikianlah," yang Dia jelaskan kepada kalian dari keagunganNya dan sifat-sifatNya itu adalah, ﴾ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang haq," pada Dzat dan sifat-sifatNya; dan agamaNya pun haq, para RasulNya haq, janjiNya haq, ancamanNya haq dan beribadah kepadaNya haq.﴾ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِ ٱلۡبَٰطِلُ ﴿ "Dan bahwasanya apa saja yang mereka seru selain dariNya itulah yang batil," pada dzat dan sifat-sifatnya. Kalau saja bukan penciptaan Allah padanya, tentu ia tidak akan pernah ada, dan kalau saja bukan karena karuniaNya, tentu tidak akan ada yang tersisa darinya. Maka kalau ia batil (palsu) maka menyembahnya pun tentu lebil batil dan lebih batil lagi. ﴾ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡعَلِيُّ ﴿ "Dan bahwa Allah Dia-lah Yang Mahatinggi," dengan DzatNya di atas seluruh makhlukNya, yang Mahatinggi sifat-sifatNya (Maha tidak mung-kin) kalau dianalogikan dengan sifat-sifat siapa pun di antara makh-lukNya, dan Dia Tinggi (menguasai) manusia dan mengendalikan mereka, ﴾ ٱلۡكَبِيرُ ﴿ "lagi Mahabesar," yang milikNya-lah kebesaran pada DzatNya dan sifat-sifatNya, dan milikNya-lah kebesaran di dalam jiwa penghuni langit dan bumi.