Luqman Ayat 5
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ( لقمان: ٥ )
'Ūlā'ika `Alaá Hudan Min Rabbihim Wa 'Ūlā'ika Hum Al-Mufliĥūna. (Luq̈mān 31:5)
Artinya:
Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. [31] Luqman : 5)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh ke-beruntung-an hakiki, yakni selamat dari neraka dan masuk surga.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Orang-orang yang mempunyai tanda-tanda dan sifat-sifat yang disebutkan pada ayat-ayat yang lalu adalah orang-orang yang mengikuti petunjuk Tuhannya. Ia mendapatkan keberuntungan karena memperoleh hasil yang baik dan menyenangkan hatinya, setelah bekerja dan berusaha mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur'an. Seorang yang beramal saleh akan mendapatkan keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat nanti, dan hal itu diperoleh dengan melakukan perbuatan yang baik.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Dalam tafsir surat Al-Baqarah telah diterangkan semua yang berkaitan dengan permulaan surat seperti ini. Yang singkatnya menyebutkan bahwa Allah Swt. menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk, penawar, dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat baik. Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kebaikan, yaitu mengikuti petunjuk syariat, mengerjakan salat fardu dengan memelihara batasan-batasan serta waktu-waktunya, berikut mengerjakan salat sunat yang mengiringinya baik yang ratib maupun yang tidak ratib. Mereka juga membayar zakat yang fardu kepada orang-orang yang berhak menerimanya, menghubungkan silaturahmi, serta beriman kepada hari pembalasan di akhirat nanti. Karena itulah mereka berharap akan pahala Allah dalam mengerjakan semua amal perbuatannya, mereka tidak pamer dalam mengerjakannya, dan tidak menghendaki balasan dari manusia, serta tidak pula terima kasih dari mereka. Barang siapa yang mengerjakan semuanya itu dengan cara demikian, maka dia termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya. (Luqman:5)
Yakni beroleh petunjuk yang jelas dan berada pada jalan yang lurus lagi terang.
dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Luqman:5)
Yaitu di dunia dan di akhiratnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung) yakni orang-orang yang memperoleh keberuntungan.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Orang-orang Mukmin yang selalu berbuat kebajikan dalam setiap perbuatan mereka itu selalu mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka. Hanya mereka sendirilah yang benar-benar beruntung.
6 Tafsir as-Saadi
"Alif Lam Mim. Inilah ayat-ayat al-Qur`an yang mengandung hikmat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang ber-buat kebaikan. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menu-naikan zakat, dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Luqman: 1-5).
Makkiyah
"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(2) Allah سبحانه وتعالى mengisyaratkan suatu isyarat yang bermakna ta'zhîm (mengagungkan) kepada ﴾ ءَايَٰتُ ٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡحَكِيمِ ﴿ "ayat-ayat al-Qur`an yang mengandung hikmat," maksudnya, ayat-ayat muhkamat yang bersumber dari Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.
Di antara kehikmahannya adalah, ia datang dengan lafazh-lafazh yang paling tinggi, paling fasih dan paling jelas, yang menun-jukkan kepada makna-makna yang paling tinggi dan paling baik.
Di antara kehikmahannya juga adalah ia terpelihara dari perubahan, penggantian, penambahan, pengurangan dan tahrif (pemelencengan makna dan kata).
Termasuk kehikmahannya juga adalah bahwa seluruh yang ada di dalamnya, berupa berita-berita tentang yang telah lampau dan yang akan datang serta perkara-perkara ghaib, semuanya sesuai dengan kenyataan, dan kenyataan pun sesuai dengannya, sama sekali tidak ditentang oleh satu kitab pun dari kitab-kitab suci Ilahi, dan tidak seorang nabi pun yang mengabarkan sesuatu yang bertentangan dengannya, dan tidak pernah datang dan tidak akan pernah datang suatu ilmu yang yang bersifat indrawi maupun yang logis nan shahih yang akan bertentangan dengan sesuatu yang dikandungnya.
Termasuk kehikmahannya pula adalah bahwa ayat-ayat ter-sebut tidak pernah memerintahkan sesuatu kecuali ia adalah suatu yang murni kemaslahatan dan yang rajih. Dan tidak pula ia mela-rang sesuatu melainkan ia adalah suatu yang murni kerusakan atau yang dinyatakan marjuh pada kerusakan. Dan banyak sekali ia memadukan antara perintah pada sesuatu dengan menyebutkan hikmah dan faidahnya, dan larangan dari sesuatu disertai dengan menyebutkan bahayanya.
Di antara kehikmahannya adalah ia memadukan antara targhib (memberikan motivasi) dan tarhib (memberikan ancaman), dan nasihat-nasihat yang dengannya jiwa yang baik menjadi lurus dan mampu mengambil keputusan lalu beramal dengan penuh tekad.
Di antara kehikmahannya juga adalah, bahwa Anda menjum-pai ayat-ayatnya yang diulang-ulang, seperti kisah-kisah, hukum-hukum dan yang serupa dengannya, semuanya senada dan sepa-kat. Jadi, tidak ada kontradiksi ataupun perselisihan di dalamnya. Maka, apabila seseorang yang meneliti semakin menghayatinya dan semakin mengaktifkan akalnya untuk merenungkannya, nis-caya akalnya menjadi tercengang-cengang dan hatinya menjadi terpedaya karena keserasian dan kesamaannya, dan ia memastikan dengan sebenar-benarnya tanpa keraguan padanya, bahwasanya al-Qur`an ini berasal dari Dzat Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji.
(3) Akan tetapi, sekalipun Dia Mahabijaksana yang meng-ajak kepada setiap akhlak mulia dan melarang dari setiap akhlak yang tercela, namun kebanyakan manusia tidak mendapat karunia untuk berpedoman kepadanya, tidak mau beriman dan meng-amalkannya, kecuali orang yang diberi taufik dan dilindungi oleh Allah سبحانه وتعالى, sedangkan mereka bersikap ihsan dalam beribadah kepada Rabbnya, dan berbuat ihsan kepada sesama manusia. Sesungguh-nya al-Qur`an ini ﴾ هُدٗى ﴿ "petunjuk," bagi mereka yang membimbing mereka kepada jalan yang lurus dan mengingatkan mereka dari jalan-jalan (yang dapat menjerumuskan. Pent.) ke Neraka Jahim. ﴾ وَرَحۡمَةٗ ﴿ "Dan rahmat," bagi mereka, yang dengannya mereka mem-peroleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, kebaikan yang ber-limpah, pahala yang berlipat ganda, kesenangan dan kesukaan, serta tertolak dari mereka kesesatan dan kesengsaraan.
(4) Kemudian Allah menyifati (mendiskripsikan) orang-orang yang berbuat ihsan dengan ilmu yang sempurna, yaitu ke-yakinan yang membangkitkan untuk beramal dan takut kepada siksaan Allah, sehingga mereka meninggalkan segala maksiat. Dan Allah juga menyifati mereka dengan amal, dan Allah menekankan di antara amal itu dua bentuk amal yang utama, yaitu ﴾ ٱلصَّلَوٰةَ ﴿ "shalat," yang meliputi keikhlasan, bermunajat kepada Allah سبحانه وتعالى dan meng-hambakan diri yang sempurna bagi hati, lisan dan seluruh anggota badan yang menolong seluruh amal perbuatan, ﴾ ٱلزَّكَوٰةَ ﴿ "dan zakat," yang menyucikan orang yang menunaikannya dari sifat-sifat tercela, berguna bagi saudaranya yang Muslim dan menutupi kebutuhan-nya, dan dengannya terbukti bahwa sang hamba lebih mengutama-kan cinta Allah سبحانه وتعالى daripada kecintaannya kepada harta benda. Maka dari itu dia mengeluarkan sebagian dari harta yang dicintainya demi sesuatu yang lebih dicintainya, yaitu mencari keridhaan Allah سبحانه وتعالى.
(5) Maka ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "mereka itulah" orang-orang yang berbuat ihsan, yang memadukan antara ilmu yang sempurna dan amal ﴾ عَلَىٰ هُدٗى ﴿ "(orang-orang yang) tetap mendapat petunjuk" yang sangat besar. Demikianlah yang dapat dipahami dari bentuk kata "nakirah." Pe-tunjuk tersebut mencapai dan sampai kepada mereka ﴾ مِّن رَّبِّهِمۡۖ ﴿ "dari Rabbnya," yang terus membimbing mereka dengan berbagai nikmat dan mencegah berbagai bencana dari mereka. Inilah petunjuk yang Dia sampaikan kepada mereka dari tarbiyah (bimbingan) khusus-Nya kepada para waliNya, dan ini merupakan bentuk tarbiyah yang paling utama.
﴾ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴿ "Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung," yaitu orang-orang yang meraih keridhaan Tuhannya dan pahala duniawi dan ukhrawiNya, mereka selamat dari murka dan siksa-anNya. Dan itu semua terjadi karena mereka menempuh jalan ke-beruntungan, yaitu jalan yang tidak ada jalan lain selain itu untuk mencapainya.
Setelah Allah menjelaskan orang-orang yang berpedoman kepada al-Qur`an dan berorientasi kepadanya, maka Dia menye-butkan orang yang berpaling darinya dan tidak menghiraukannya sama sekali, dan bahwa sesungguhnya orang itu disiksa karena sikapnya memilih setiap kebatilan perkataan. Ia mengabaikan per-kataan-perkataan yang paling bernilai dan ucapan-ucapan yang terbaik, dan menggantikannya dengan perkataan yang paling busuk lagi buruk. Maka dari itu, Allah berfirman,