Adapun firman Allah Swt.:
Dan orang-orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Faathir':18)
Yaitu kelak di hari kiamat saat dilakukan perhitungan amal perbuatan.
Dan Jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosa itu. (Faathir':18)
Maksudnya, jika seorang yang banyak dosanya memanggil orang lain untuk sama-sama memikul dosa-dosanya yang berat agar menjadi ringan, atau untuk memikul sebagian dari dosa-dosanya,
tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun 'meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. (Faathir':18)
Yakni sekalipun yang dimintai pertolongannya itu adalah kerabatnya sendiri, dan sekalipun dia adalah ayah atau anaknya, masing-masing orang di hari sibuk dengan urusan dan keadaannya sendiri.
Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosa itu. (Faathir':18), hingga akhir ayat. Bahwa seseorang dipegangi tetangganya kelak di hari kiamat, lalu orang yang dipeganginya berkata, "Ya Tuhanku, tanyakanlah kepada orang ini mengapa dia menutup pintunya di hadapanku." Dan sesungguhnya orang kafir benar-benar bergantung kepada orang mukmin, lalu orang kafir berkata, "Hai orang mukmin, sesungguhnya aku mempunyai jasa kepadamu, engkau telah mengetahui bagaimana jasaku terhadap dirimu sewaktu di dunia, dan sekarang pada hari ini aku memerlukan pertolonganmu." Maka orang mukmin itu terus-menerus memohonkan syafaat bagi orang kafir itu di hadapan Tuhannya, tetapi pada akhirnya orang kafir itu dikembalikan ke tempat yang lebih rendah daripada tempat orang mukmin itu, yaitu di neraka. Dan sesungguhnya seorang ayah benar-benar bergantung kepada anaknya kelak di hari kiamat, lalu si ayah berkata, "Hai Anakku, siapakah diriku ini?" Lalu si anak memujinya dengan pujian yang baik. Si ayah berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya sekarang aku memerlukan kebaikanmu, walaupun hanya seberat biji sawi, agar aku dapat selamat dari azab seperti yang engkau lihat sekarang ini." Lalu si anak menjawabnya, "Wahai Ayahku, betapa mudahnya permintaanmu, tetapi saya merasa takut sebagaimana takut yang melanda dirimu. Maka aku tidak dapat memberikan sesuatu kebaikan pun kepadamu." Kemudian orang itu bergantung kepada istrinya dan mengatakan kepadanya, "Hai Istriku, siapakah aku ini? Lalu si wanita itu memujinya dengan pujian yang baik. Kemudian di lelaki berkata, "Sesungguhnya aku meminta suatu kebaikan darimu, sudilah engkau memberikannya kepadaku, barangkali saja dengan kebaikan itu aku dapat selamat dari penderitaanku seperti yang kamu lihat sendiri." Lalu si istri menjawab, "Betapa mudahnya permintaanmu, tetapi aku tidak mampu memberimu sesuatu apa pun, karena sesungguhnya aku pun sama merasa takut seperti ketakutan yang melanda dirimu." Allah Swt. berfirman:
Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosa itu. (Faathir':18), hingga akhir ayat.
seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. (Luqman:33)
Dan firman Allah Swt.:
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. ('Abasa: 34-37)
Ibnu Abu Hatim rahimahullah telah meriwayatkan dari Abu Abdullah Az-Zahrani, dari Hafs ibnu Umar, dari Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah.
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan salat. (Faathir':18)
Yakni sesungguhnya yang mau menerima apa yang disampaikan olehmu hanyalah orang-orang yang mempunyai akal dan pandangan hati lagi takut kepada Tuhannya dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka.
Dan barang siapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. (Faathir':18)
Maksudnya, barang siapa yang beramal saleh, maka sesungguhnya manfaat dari amal salehnya itu kembali kepada dirinya sendiri.
Dan kepada Allah-lah kembali(mu). (Faathir':18)
Yaitu hanya kepada-Nyalah semua makhluk dikembalikan, Dia Mahacepat perhitungan-Nya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal perbuatannya masing-masing. Jika amal perbuatannya baik, maka balasannya baik, dan jika amal perbuatannya buruk, maka balasannya buruk pula.