Yasin Ayat 58
سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ ( يس: ٥٨ )
Salāmun Qawlāan Min Rabbin Raĥīmin. (Yāʾ Sīn 36:58)
Artinya:
(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (QS. [36] Yasin : 58)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kepada mereka dikatakan, “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. Salam inilah yang sangat mereka harapkan karena merupakan suatu bentuk pemuliaan bagi mereka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Yang mereka inginkan itu ialah salam dari Allah yang disampaikan kepada mereka untuk memuliakan mereka. Salam ini langsung disampaikan Allah atau mungkin dengan perantaraan malaikat, seperti firman Allah: a¢â‚¬Â¦sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu." Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (ar-Ra'd/13: 23-24) Salam berarti selamat dan sejahtera, terpelihara dari segala yang tidak disenangi memperoleh semua yang diingini sehingga orang itu memperoleh kenikmatan jasmani dan rohani yang tiada bandingannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
(Kepada mereka dikatakan), "Salam, " sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaa Siin:58)
Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (Kepada mereka dikatakan).”Salam.” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaa Siin:58) Sesungguhnya Allah Swt. sendirilah yang melimpahkan selamat kepada penduduk surga.
Pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah, "Salam.” (Al Ahzab:44)
Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan makna ayat ini telah meriwayatkan sebuah hadis yang di dalam sanadnya terdapat hal yang perlu diteliti. Ia mengatakan:
Telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Abusy Syawarib, telah menceritakan kepada kami Abu Asim Al-Ibadani, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl Ar-Raqqasyi, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, bahwa ketika ahli surga sedang bergelimang di dalam kenikmatannya, tiba-tiba muncullah cahaya pada mereka, lalu mereka mengangkat kepalanya memandang ke arah cahaya itu, dan ternyata Tuhan Yang Maha Agung menengok mereka dari atas mereka, lalu berfirman, "Selamat kepada kalian semua, hai penduduk surga.'' Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: (Kepada mereka dikatakan), "Salam, " sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaa Siin:58) Maka Allah memandang kepada mereka, dan mereka memandang kepada-Nya. Mereka tidak mengalihkan pandangannya kepada sesuatu pun selama mereka memandang kepada Allah Swt. karena nikmatnya yang tak terperikan, hingga Allah Swt. menutup diri dari mereka dengan hijab-Nya dan yang tertinggal adalah cahaya dan berkah-Nya yang melimpah atas mereka di rumah-rumah mereka.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini di dalam Kitabus Sunnah bagian dari kitab Sunan-nya melalui Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Abusy Syawarib dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Harmalah, dari Sulaiman ibnu Humaid yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi menceritakan hadis berikut dari Umar ibnu Abdul Aziz yang mengatakan bahwa apabila Allah Swt. telah selesai dari ahli surga dan ahli neraka, maka Dia datang dengan diselimuti oleh awan bersama para malaikat. Lalu Allah Swt. mengucapkan selamat kepada penghuni surga, dan mereka menjawab ucapan selamat Allah Swt. Selanjutnya Al-Qurazi mengatakan bahwa hal tersebut disebutkan di dalam Kitabullah oleh firman-Nya yang mengatakan: (Kepada mereka dikatakan), "Salam, " sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (Yaa Siin:58) Kemudian Allah Swt. berfirman, "'Mintalah kepada-Ku." Mereka menjawab, "Wahai Tuhan, apakah yang harus kami minta kepada-Mu?" Allah Swt. berfirman, "Benar, mintalah kepada-Ku." Mereka berkata, "Kami memohon kepada-Mu, ya Tuhan kami, rida-Mu." Allah Swt. berfirman, "Rida-Ku Kulimpahkan kepada kalian di rumah kehormatan-Ku." Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, lalu apa lagi yang harus kami mintakan kepada-Mu. Maka demi keagungan dan kebesaran-Mu serta ketinggian kedudukan-Mu. seandainya Engkau beri izin kepada kami untuk memberi rezeki kepada manusia dan jin, tentulah kami dapat memberi mereka makan, minum, pakaian, dan pelayanan kepada mereka tanpa mengurangi barang sedikit pun dari apa yang ada pada kami." Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku masih mempunyai tambahan buat kalian." Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi melanjutkan, bahwa lalu hal tersebut diputuskan buat mereka di tempat-tempat mereka, hingga akhirnya Allah bersemayam di singgasana-Nya, setelah itu datanglah hadiah-hadiah dari Allah Swt. untuk mereka yang dibawa oleh para malaikat. Kemudian disebutkan selanjutnya hingga akhir asar.
Asar ini berpredikat garib. diketengahkan oleh Ibnu Jarir melalui berbagai jalur, hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kepada mereka dikatakan, "Salaam") kedudukan kalimat ini menjadi Mubtada (sebagai ucapan selamat) yang menjadi Khabarnya ialah (dari Rabb Yang Maha Penyayang) kepada mereka, yakni Dia mengucapkan kepada mereka, "Kesejahteraan atas kalian."
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Diucapkan untuk mereka ucapan keselamatan yang berasal dari Tuhan Yang Maha Pengasih.
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-se-nang dalam kesibukan. Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang me-reka minta. (Kepada mereka dikatakan), 'Salam' sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (Yasin: 55-58).
(55-56) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa setiap orang tidak akan dibalas kecuali menurut apa yang dikerjakannya, Allah lalu menjelaskan balasan kedua golongan itu. Allah mulai dengan menjelaskan balasan untuk para penghuni surga dan Dia menga-barkan bahwa mereka pada hari itu ﴾ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ﴿ "bersenang-senang dalam kesibukan." Maksudnya, berada dalam kesibukan yang me-nyenangkan jiwa dan membuatnya merasakan kelezatan akan segala apa yang disuka oleh nafsunya, sedap dipandang mata dan didamba-dambakan oleh orang-orang yang mendambakannya. Di antara kesenangan itu adalah bertebarannya gadis-gadis cantik se-bagaimana difirmankaNnya ﴾ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ ﴿ "Mereka dan istri-istri mereka" dari bidadari-bidadari yang memadukan semua unsur keelokan pada wajah, tubuh, dan akhlak, ﴾ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ ﴿ "berada dalam tem-pat yang teduh, di atas dipan-dipan," yakni, dipan-dipan yang dihiasi dengan kain-kain bercorak sangat indah dan menarik, ﴾ مُتَّكِـُٔونَ ﴿ "bertelekan," di atasnya, yang menunjukkan puncak kesenangan, kedamaian dan kelezatan.
(57) ﴾ لَهُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ ﴿ "Di dalamnya mereka memperoleh buah-buahan" yang sangat banyak dari berbagai jenis buah-buahan yang sangat lezat, seperti anggur, tin, delima, dan lain-lain ﴾ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴿ "dan memperoleh apa yang mereka minta" apa yang mereka cari. Kapan saja mereka mencari dan mendambakannya, maka mereka pasti mendapatkannya.
(58) Dan untuk mereka juga ﴾ سَلَٰمٞ ﴿ "Salam" yang diperoleh, ﴾ مِّن رَّبّٖ رَّحِيمٖ ﴿ "dari Rabb Yang Maha Penyayang," ini menunjukkan adanya percakapan Allah سبحانه وتعالى dengan para penghuni surga dan ucapan selamat Allah kepada mereka. Lalu dikukuhkannya lagi dengan FirmanNya, ﴾ قَوۡلٗا ﴿ "Sebagai ucapan selamat." Apabila Allah yang Maha Pengasih itu memberikan salam kepada mereka, maka mereka memperoleh keselamatan yang sempurna dari segala sisi-nya, dan mereka juga memperoleh penghormatan yang tidak ada bentuk penghormatan yang lebih tinggi darinya dan tidak ada pula kenikmatan yang setara dengannya. Lalu bagaimana menurut Anda dengan ucapan salam penghormatan dari Maharaja bagi se-gala raja, Rabb Yang Mahaagung, lagi Maha Penyantun dan Maha Penyayang bagi para penghuni negeri karamahNya, yaitu orang-orang yang telah mendapatkan ridha dariNya. Maka Dia tidak akan pernah memurkai mereka untuk selama-lamanya. Kalau sekiranya bukan karena Allah telah menakdirkan mereka tidak akan mati atau kaki mereka berpindah dari tempat-tempatnya karena kegem-biraan, kesenangan, dan kebahagiaan, tentu hal itu pasti terjadi. Maka kami berharap kepada Rabb, Tuhan kami agar kiranya tidak menghalangi kami untuk mendapatkan nikmat-nikmat tersebut dan menyenangkan kami dengan melihat kepada wajahNya yang mulia.