As-Saffat Ayat 182
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ ( الصافات: ١٨٢ )
Wa Al-Ĥamdu Lillāhi Rabbi Al-`Ālamīna (aṣ-Ṣāffāt 37:182)
Artinya:
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. (QS. [37] As-Saffat : 182)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan ungkapan yang pantas ditujukan kepada Allah adalah pengakuan bahwa segala puji hanya layak bagi Allah Tuhan seluruh alam. Dia Mahakuasa, Maha Esa, dan Mahaperkasa. Dia menolong hamba-Nya yang berhak dan menyiksa siapa saja yang menentang risalah-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Selanjutnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw agar bertasbih mensucikan Allah dari segala sifat kekurangan dan kelemahan. Allah Mahaperkasa, tidak lemah sebagaimana pandangan kaum kafir itu, yang membutuhkan anak, teman hidup, dan tidak mampu memenangkan mereka yang beriman atau menjatuhkan azab segera. Karena Ia Mahasuci dari sifat kekurangan dan kelemahan itu, maka ia pasti akan menghukum yang kafir dan jahat dan membahagiakan yang beriman dan berbuat baik.
Kepada para rasul dan pengikut mereka, khususnya kepada Nabi Muhammad dan umat Islam, Allah memberikan selamat, yaitu memastikan bahwa mereka memperoleh kemenangan di dunia dan kebahagiaan nanti di akhirat, yaitu menjadi penghuni surga.
Dengan hancurnya mereka yang membangkang dan diazabnya mereka di dalam neraka, dan menangnya mereka yang beriman dan masuknya mereka menjadi penghuni surga, berarti Allah Mahaadil dan Mahakuasa. Ia memberi ganjaran yang baik sesuai dengan kebaikannya dan membalas perbuatan yang jahat sesuai dengan kejahatannya. Dengan demikian terbuktilah bahwa Ia terpuji dan memang patut selalu dipuji.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. (Ash Shaaffat:182)
Yakni milik-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat dalam semua keadaan. Mengingat makna tasbih itu mengandung membersihkan dan menyucikan Allah dari segala kekurangan melalui pengertian kebalikannya, sekaligus mengharuskan tetapnya kesempurnaan —sebagaimana pujian pun menunjukkan tetapnya sifat-sifat kesempurnaan melalui pengertian kebalikannya dan sekaligus mengharuskan adanya kesucian dari segala bentuk kekurangan— untuk itulah maka keduanya dibarengkan dalam ungkapan ayat di atas, sebagaimana diungkapkan secara berbarengan pula dalam ayat-ayat lainnya yang cukup banyak. Maka disebutkan oleh firman-Nya.
Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. (Ash-Shaffat 180-182)
Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatabah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Apabila kamu mengucapkan salam kepadaku, maka ucapkanlah pula salam kepada para rasul, karena sesungguhnya aku ini hanyalah salah seorang dari para rasul itu.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim melalui hadis Sa'id, dari Qatadah juga.
Ibnu Abu Hatim telah menyandarkannya melalui hadis Sa’id yang juga bersumber dan Qatadah.
Ibnu Abu Hatim rahimahullah telah menyadarkannya, untuk itu ia mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnul Junaid, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-A'yan dan Muhammad ibnu Abdur Rahim Sa'iqah, keduanya mengatakan telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Qatadah yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Anas ibnu Malik, dari Abu Talhah r.a., yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Apabila kamu mengucapkan salam kepadaku, maka bersalam pulalah kamu kepada para rasul.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Khalid Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Syababah, dari Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Barang siapa yang ingin mendapat timbangan yang sempurna bagi pahalanya kelak di hari kiamat, hendaklah ia mengucapkan di akhir majelisnya saat hendak bangkit, "Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru semesta alam.”
Telah diriwayatkan pula melalui jalur lain secara muttasil hanya sampai pada Ali r.a. Abu Muhammad Al-Bagawi di dalam kitab tafsirnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Ahmad ibnu Ibrahim Asy-Syuraihi, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq As-Sa'labi, telah menceritakan kepadaku Ibnu Fanjawaih, telah menceritakan kepada'kami Ahmad ibnu Ja'far ibnu Hamdan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sahlawaih, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Sabit ibnu Abu Safiyyah, dari Al-Asbag ibnuNabatah, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa barang siapa yang ingin mendapat timbangan yang sempurna bagi pahalanya kelak di hari kiamat, hendaklah akhir ucapannya di majelisnya ialah: Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Imam Tabrani telah meriwayatkan melalui jalur Abdullah ibnu Sakhr ibnu Anas, dari Abdullah ibnu Zaid ibnu Arqam, dari ayahnya, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Barang siapa setiap usai salat (fardu) mengucapkan doa berikut, "Mahasuci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam," sebanyak tiga kali, maka sesungguhnya ia akan mendapat timbangan pahala yang sempurna dengan timbangan yang besar.
Telah disebutkan pula oleh banyak hadis doa kifarat majelis yaitu:
Mahasuci Engkau, ya Allah, dengan memuji kepada-Mu, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu.
Kami telah membahasnya dalam bagian kitab yang tersendiri secara rinci, maka doa tersebut akan ditulis pula dalam kitab tafsir ini Insya Allah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam) Yang menolong mereka dan yang membinasakan orang-orang yang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Segala puji bagi Allah semata, Pencipta alam semesta dan Pengatur semua makhluk.
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata, 'Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah dzikir dari orang-orang dahulu, benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan.' Te-tapi mereka mengingkarinya; maka kelak mereka akan mengetahui. Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, yaitu sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. Maka berpalinglah kamu dari mereka sampai suatu ketika. Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat. Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan. Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika. Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan melihat. Mahasuci Rabbmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam." (Ash-Shaf-fat: 167-178).
(167-170) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa kaum musyrikin itu akan menampakkan angan-angan dan mengatakan, Kalau saja datang kepada kami pelajaran dan kitab seperti yang telah datang kepada orang-orang yang terdahulu, tentu kami pasti mengikhlas-kan ibadah hanya kepada Allah, bahkan kami pasti menjadi orang-orang yang tulus dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya mereka adalah dusta dalam hal ini, karena sesungguhnya kitab yang paling utama telah datang kepada mereka, namun mereka mengingkari-nya. Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap kebenaran. ﴾ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Maka kelak mereka akan mengetahui" azab yang menimpa mereka.
(171-179) Dan mereka juga jangan mengira bahwa mereka di dunia akan menang, sebab ketetapan Allah سبحانه وتعالى sudah ditetapkan, tidak akan bisa ditolak dan tidak pula bisa diselisihi, bagi hamba-hambaNya, para rasul dan bala tentaranya yang beruntung, adalah bahwa merekalah yang menang terhadap orang-orang lainnya, merekalah yang mendapatkan pertolongan dari Rabb mereka de-ngan pertolongan yang sangat besar, di mana mereka dapat me-negakkan agamaNya. Ini adalah suatu berita gembira yang sangat agung bagi siapa saja yang menyifatkan dirinya sebagai tentara Allah, yaitu orang-orang yang kepribadiannya lurus (konsisten) dan berperang (berjihad) bersama pemimpin yang memerintah-kan untuk memerangi kaum musyrikin, maka dialah yang akan menang lagi mendapat pertolongan.
Kemudian Allah memerintah RasulNya supaya berpaling dari orang-orang yang bersikap keras kepala dan tidak mau menerima kebenaran. Sesungguhnya yang tersisa hanyalah menunggu turun-nya azab yang akan menimpa mereka. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ وَأَبۡصِرۡهُمۡ فَسَوۡفَ يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat," orang-orang yang akan ditimpa azab, sebab ia pasti menimpa me-reka. ﴾ فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمۡ ﴿ "Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka." Artinya, menimpa mereka dan dekat dari mereka, ﴾ فَسَآءَ صَبَاحُ ٱلۡمُنذَرِينَ ﴿ "maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang di-peringatkan itu." Sebab, ia adalah pagi hari yang penuh keburukan, siksaan, dan pemusnahan. Kemudian Allah mengulangi perintah berpaling dari mereka dan mengancam mereka dengan azab yang akan menimpa.
(180-182)0 Setelah Allah menyebutkan di dalam Surat ini banyak sekali perkataan-perkataan mereka yang sangat keji yang mereka lontarkan terhadapNya, maka Allah menyucikan diriNya dari perkataan-perkataan keji itu, seraya berfirman, ﴾ سُبۡحَٰنَ رَبِّكَ ﴿ "Mahasuci Rabbmu," artinya, Mahabebas dan Mahatinggi D i a ﴾ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿ "Rabb Yang mempunyai keperkasaan," Yang tidak bisa dikalahkan, maka dari itu Dia menundukkan segala sesuatu, dan suci dari segala keburukan yang mereka sandangkan terhadapNya; ﴾ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul," ka-rena keselamatan mereka dari dosa-dosa dan noda-noda dan se-lamatnya apa yang mereka sandangkan terhadap Pencipta langit dan bumi. ﴾ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Dan segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam." Alif dan lam ("al" pada al-hamdu) bermakna meliputi (lil istighrâq). Artinya, seluruh bentuk pujian dari berbagai sifat yang sempurna lagi agung dan perbuatan-perbuatan yang dengan-nya Dia mengatur semesta alam ini, melimpahkan berbagai nikmat kepada mereka, dan dengannya Dia melepaskan berbagai bencana dari mereka, serta mengendalikan mereka dalam segala gerak dan diam mereka dan dalam seluruh kondisi mereka. Semua itu adalah milik Allah سبحانه وتعالى. Jadi, Dia-lah Yang Maha Qudus (suci) dari segala kekurangan, Yang Terpuji dengan segala kesempurnaan, Yang Dicintai lagi Diagungkan. Para RasulNya sejahtera dan diucapkan selamat (salam sejahtera) atas mereka, dan bagi siapa yang meng-ikuti mereka dalam hal ini, maka dia memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat, sedangkan bagi musuh mereka adalah kebina-saan dan bencana di dunia dan akhirat.
Selesailah Tafsir Surat ash-Shaffât, pada tanggal 6 Syawwal, tahun 1343 H[76], oleh penyusun dan penulisnya: Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad. Dan segala puji hanyalah bagi Allah yang dengan nikmatNya segala amal shalih dapat terselesaikan.[77] 9