As-Saffat Ayat 39
وَمَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۙ ( الصافات: ٣٩ )
Wa Mā Tujzawna 'Illā Mā Kuntum Ta`malūna. (aṣ-Ṣāffāt 37:39)
Artinya:
Dan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan, (QS. [37] As-Saffat : 39)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Itulah azab bagimu, wahai kaum musyrik, dan kamu tidak diberi balasan dan azab di akhirat melainkan sebagai balasan terhadap kejahatan apa saja yang telah kamu kerjakan. Allah tidak menzalimimu sedikit pun.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah pada ayat ini membantah tuduhan orang-orang kafir Mekah itu. Nabi Muhammad saw tidak pernah mengucapkan kalimat-kalimat khayalan sebagai penyair, tetapi sesungguhnya beliau pembawa dan pendukung kebenaran. Ajaran tauhid yang disebarluaskan beliau tidak perlu lagi diragukan, sebab keesaan Tuhan itu dikukuhkan oleh pikiran yang sehat dan dapat dibuktikan dengan dalil-dalil yang nyata. Tidaklah patut bilamana Rasul itu dikatakan penyair padahal dia membawa ajaran yang benar. Ajaran yang sama telah dibawakan pula sebelumnya oleh para nabi-nabi terdahulu.
Ajaran tauhid yang dibawa beliau meneruskan ajaran tauhid yang dibawa oleh nabi-nabi dahulu, dan bukan sekali-kali buatan Muhammad saw. Jadi tuduhan kepada Rasul sebagai penyair dan orang gila hanyalah karena kebencian dan keingkaran semata-mata. Allah pastilah akan menimpakan azab yang pedih dan hukuman yang berat kepada orang-orang kafir yang menuduh Rasul dengan tuduhan nista itu. Azab bagi mereka yang ingkar kepada ajaran rasul-rasul itu bisa jadi dirasakan di dunia ini, sebelum dirasakan di akhirat. Seperti azab yang diderita oleh kaum Samud, Fir'aun dan lain-lain. Namun Tuhan tidak akan menurunkan azab kepada manusia kecuali hanya sebagai balasan dan akibat dari perbuatan mereka sendiri. Allah berfirman:
Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya). (Fushshilat/41: 46)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman, ditujukan pada manusia:
Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan. (Ash-Shaffat. 38-39)
Dikecualikan dari hal tersebut hamba-hamba-Nya yang mukhlis, sebagaimana firman-Nya::
Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. (Al-Asr: 1-3)
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempa, yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-arang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (At-Tin: 4-6)
Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. (Maryam:71-72)
dan firman Allah Swt.:
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan. (Ai-Muddassir: 38-39)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan kalian tidak diberi pembalasan melainkan) pembalasan (apa yang telah kalian kerjakan.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Yang kalian dapatkan di akhirat itu tidak lain adalah balasan atas perbuatan kalian di dunia.
6 Tafsir as-Saadi
"Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan. Mereka berkata, 'Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan.' Mereka menjawab, 'Sebe-narnya kamulah yang tidak mau beriman.' Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melam-paui batas. Maka pastilah putusan Rabb kita menimpa kita; se-sungguhnya kita akan merasakan. Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikata-kan kepada mereka, 'La ilaha illallah' mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata, 'Apakah sesungguhnya kami harus me-ninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?' Sebenarnya dia telah datang membawa kebenaran dan mem-benarkan rasul-rasul. Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan. " (Ash-Shaffat: 27-39).
(27-28) Setelah mereka dikumpulkan, juga teman-teman sejawat mereka serta sembahan-sembahannya dan mereka telah digiring ke jalan neraka serta ditahan lalu ditanya dan mereka tidak dapat menjawab, maka mereka menghadap kepada sesama mereka, lalu sebagian mereka mencela sebagian yang lain atas penyesatan dan kesesatan mereka. Maka para pengikut berkata kepada pemimpinnya, ﴾ إِنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَأۡتُونَنَا عَنِ ٱلۡيَمِينِ ﴿ "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan," maksudnya, dengan kekuatan dan kekuasaan hingga kalian dapat menyesatkan kami; kalau saja bukan karena kalian, tentu kami menjadi orang-orang yang beriman.
(29-32) ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka menjawab" kepada mereka, ﴾ بَل لَّمۡ تَكُونُواْ مُؤۡمِنِينَ ﴿ "Sebenarnya kamulah yang tidak mau beriman." Maksudnya, kalian tetap sebagai orang-orang musyrik sebagaimana kami adalah orang-orang musyrik, lalu apa yang mengutamakan kalian atas kami?! Apa pula yang mengharuskan kami tercela? ! ﴾ وَ﴿ "Dan" sesungguhnya ﴾ م َ ا كَانَ لَنَا عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنِۭۖ ﴿ "sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu," artinya, kami tidak memiliki kekuasaan untuk me-maksa kalian memilih kekafiran, ﴾ بَلۡ كُنتُمۡ قَوۡمٗا طَٰغِينَ ﴿ "bahkan kamulah kaum yang melampaui batas," kalian melampaui batas, ﴾ فَحَقَّ عَلَيۡنَا ﴿ "maka pastilah terhadap kita," berlaku terhadap kami dan kalian, ﴾ قَوۡلُ رَبِّنَآۖ إِنَّا لَذَآئِقُونَ ﴿ "putusan Rabb kita; sesungguhnya kita akan merasakan" azab. Maksudnya, sudah pasti menimpa kita keputusan Rabb kita dan hukumNya, kami dan kalian akan merasakan azab dan sama-sama di dalam hukuman. ﴾ ف َ ـ ﴿ "Maka" karena itu, ﴾ فَأَغۡوَيۡنَٰكُمۡ إِنَّا كُنَّا غَٰوِينَ ﴿ "kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat." Maksudnya, kami telah mengajak kalian kepada jalan hidup yang kami anut, yaitu kesesatan, lalu kalian memenuhi seruan kami, maka kalian jangan mencela kami, tetapi celalah diri kalian sendiri.
(33-34) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَإِنَّهُمۡ يَوۡمَئِذٖ ﴿ "Maka sesungguhnya mereka pada hari itu," maksudnya, pada Hari Kiamat, ﴾ فِي ٱلۡعَذَابِ مُشۡتَرِكُونَ ﴿ "bersama-sama dalam azab," sekalipun berbeda-beda kadar azab mereka tergantung kepada dosa kejahatan mereka, sebagaimana dahulu mereka sama-sama di dunia dalam kekafiran, maka sama-sama pula mereka di akhirat dalam merasakan balasannya. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفۡعَلُ بِٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya demi-kianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat."
(35-36) Kemudian Allah menjelaskan bahwa kejahatan mereka telah sampai pada puncaknya dan melampaui batas pun-caknya, seraya berfirman, ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ ﴿ "Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, 'La ilaha illallah'," lalu diserukan kepadanya dan mereka diperintah supaya meninggal-kan penyembahan kepada selain Dia, ﴾ يَسۡتَكۡبِرُونَ ﴿ "mereka menyom-bongkan diri," darinya dan terhadap orang yang datang membawa-nya. ﴾ وَيَقُولُونَ ﴿ "Dan mereka berkata" dengan maksud menentangnya, ﴾ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا ﴿ "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan se-sembahan-sesembahan kami" yang tetap kami sembah dan juga oleh bapak-bapak kami hanya karena perkataan ﴾ لِشَاعِرٖ مَّجۡنُونِۭ ﴿ "seorang penyair gila?" Yang mereka maksud adalah Nabi Muhammad a. Mereka tidak cukup hanya berpaling darinya (semoga Allah meng-azab mereka) dan tidak pula hanya mendustakan hingga mereka mencapnya dengan hukum yang paling zhalim serta menjadikan-nya sebagai seorang penyair yang gila, padahal mereka mengetahui bahwa beliau tidak mengenal syair dan para penyair, tidak pula cirinya dan ciri mereka. Dan sesungguhnya beliau adalah manusia yang paling berakal dan paling lurus cara pandangnya.
(37) Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى berfirman mematahkan perkata-an mereka, ﴾ بَلۡ جَآءَ ﴿ "Sebenarnya dia telah datang." Maksudnya, Nabi Muhammad, ﴾ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "membawa kebenaran," maksudnya, kedatang-annya benar dan apa yang dibawanya juga benar, yaitu syariat dan Kitab Suci adalah haq, ﴾ وَصَدَّقَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "dan membenarkan rasul-rasul," maksudnya, kedatangannya membenarkan para rasul sebelumnya. Kalau saja tidak ada kedatangan dan diutusnya beliau sebagai rasul, maka para rasul itu bukan orang-orang yang jujur. Jadi, beliau adalah tanda dan mukjizat bagi setiap rasul sebelumnya, sebab mereka telah menginformasikan dan memberitakan akan keda-tangan beliau, dan Allah telah mengambil janji dan sumpah mereka, yaitu jika beliau kelak datang kepada mereka, niscaya mereka akan beriman kepadanya dan akan membelanya. Para rasul itu meng-ambil sumpah itu pada umat-umat mereka. Maka setelah beliau dating, tampaklah kebenaran para rasul sebelumnya dan menjadi nyata pula kedustaan orang-orang yang menyalahi para rasul itu. Kalau saja tidak ditakdirkan kedatangannya padahal para rasul itu telah memberitakannya, maka hal itu menjadi bumerang bagi kejujuran mereka. Dan beliau juga membenarkan para rasul, artinya beliau datang dengan membawa apa yang telah dibawa oleh me-reka dan beliau menyeru kepada apa yang telah diserukan mereka. Beliau beriman kepada mereka dan beliau mengabarkan tentang shahihnya risalah (kerasulan), kenabian, dan syariat mereka.
(38-39) Oleh karena perkataan mereka yang d a h u l u ﴾ إِنَّا لَذَآئِقُونَ ﴿ "Sesungguhnya kita akan merasakan," yang merupakan per-kataan yang berasal dari mereka, bisa berarti benar atau lainnya; maka Allah mengabarkan tentang perkataan pamungkas yang tidak mengandung makna selain kejujuran dan keyakinan, yaitu informasi yang berasal dari Allah سبحانه وتعالى, seraya berfirman, ﴾ إِنَّكُمۡ لَذَآئِقُواْ ٱلۡعَذَابِ ٱلۡأَلِيمِ ﴿ "Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih," artinya, yang sangat menyakitkan, ﴾ وَمَا تُجۡزَوۡنَ ﴿ "Dan kamu tidak diberi pembalasan" di dalam penimpaan azab yang sangat pedih itu ﴾ إِلَّا مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan." Jadi, Kami tidak menzhalimi kalian, melainkan sesungguhnya Kami berlaku adil terhadap kalian.
Oleh karena lafazh sapaan (khithab) ini umum, padahal yang dimaksud adalah orang-orang musyrik, maka Allah سبحانه وتعالى memper-kecualikan orang-orang beriman, seraya berfirman,