As-Saffat Ayat 74
اِلَّا عِبَادَ اللّٰهِ الْمُخْلَصِيْنَ ࣖ ( الصافات: ٧٤ )
'Illā `Ibāda Allāhi Al-Mukhlaşīna. (aṣ-Ṣāffāt 37:74)
Artinya:
kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa). (QS. [37] As-Saffat : 74)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka dibinasakan oleh Allah, kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan dari dosa. Mereka diselamatkan dari siksa dengan rahmat Allah karena mengikuti ajakan para rasul dan meminta ampunan atas kesalahan mereka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menyerukan kepada Rasulullah saw dan umatnya untuk memperhatikan nasib kaum-kaum yang mendustakan rasul-rasul itu. Bekas-bekas kehancuran mereka itu masih dapat disaksikan berupa peninggalan purbakala. Dengan memperhatikan sejarah umat dahulu, mereka akan memperoleh pelajaran untuk merenungkan peringatan-peringatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw.
Tidaklah semua orang yang berada dalam kaum itu mengingkari utusan Tuhan yang datang kepada mereka dan mengalami siksaan sebagai balasan terhadap keingkaran kaum itu. Tetapi di antara mereka terdapat hamba-hamba Allah yang beriman kepada-Nya dengan setulus hati beramal saleh, menaati segala perintah dan larangan-Nya. Mereka diselamatkan dari siksaan dan dianugerahi kebahagiaan dunia dan akhirat.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan perihal umat-umat terdahulu, bahwa kebanyakan dari mereka sesat karena menjadikan tuhan-tuhan lain bersama Allah. Dan Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia telah mengutus kepada mereka pemberi-pemberi peringatan, yang memperingatkan mereka akan azab dan pembalasan Allah terhadap orang yang kafir kepada-Nya dan menyembah selain-Nya. Dan bahwa mereka berkelanjutan dalam menentang rasul-rasul mereka serta mendustakannya. Maka Allah, membinasakan dan menghancurkan orang-orang yang mendustakan para rasul itu, sedangkan orang-orang mukmin diselamatkan oleh-Nya, ditolong dan dimenangkan-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu, tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa-dosa tidak akan diazab). (Ash-Shaffat: 73-74)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan -dari dosa-dosa-) yakni kaum mukminin, sesungguhnya mereka selamat dari azab, karena keikhlasan mereka dalam beribadah kepada Allah. Atau karena Allah telah membersihkan mereka dari dosa-dosanya, makna ini berdasar qiraat yang membacanya Mukhlashiina.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Namun demikian, terdapat orang-orang Mukmin yang telah dibuat ikhlas oleh Allah dalam beribadah kepada-Nya, agar memperoleh karunia kemuliaan-Nya. Mereka memperoleh kemenangan berupa pahala dan keselamatan dari azab Allah.
6 Tafsir as-Saadi
"Apakah itu yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesung-guhnya Kami menjadikannya sebagai fitnah bagi orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar Neraka Jahim. Mayangnya seperti kepala setan-setan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengannya. Ke-mudian sesudah memakan buah pohon zaqqum itu, pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengar air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke Neraka Jahim. Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu. Dan sesungguh-nya telah sesat sebelum mereka sebagian besar dari orang-orang yang dahulu, dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan di kalangan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan." (Ash-Shaffat: 62-74).
(62) ﴾ أَذَٰلِكَ خَيۡرٞ ﴿ "Apakah itu yang lebih baik," yakni, kenikmatan yang telah Kami uraikan untuk para penghuni surga tadi lebih baik, ataukah azab yang ada di dalam Neraka Jahim dengan segala macam siksaannya? Makanan yang mana dari keduanya yang lebih utama? Makanan yang dijelaskan yang ada di dalam surga ﴾ أَمۡ ﴿ "ataukah" makanan para penghuni neraka, yaitu ﴾ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ ﴿ "pohon zaqqum."
(63-66) ﴾ إِنَّا جَعَلۡنَٰهَا فِتۡنَةٗ ﴿ "Sesungguhnya Kami menjadikannya sebagai fitnah." Maksudnya, sebagai azab dan hukuman, ﴾ لِّلظَّٰلِمِينَ ﴿ "bagi orang-orang yang zhalim," terhadap diri mereka sendiri dengan melakukan kekafiran dan berbagai maksiat.
﴾ إِنَّهَا شَجَرَةٞ تَخۡرُجُ فِيٓ أَصۡلِ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar Neraka Jahim," artinya, dari tengah-te-ngahnya. Inilah tempat asal keluarnya dan tempat mulanya, yaitu tempat terburuk dan terbusuk. Dan seburuk-buruk tempat tumbuh menunjukkan sangat buruk dan hinanya tanaman itu. Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى mengingatkan akan keburukannya dengan menjelas-kan dari mana asal tumbuhnya dan dengan menyebutkan salah satu ciri buahnya, yaitu seperti kepala setan-setan. Maka janganlah kamu menanyakan sesudah itu tentang rasa dan reaksinya di dalam rongga dan perut mereka. Tidak ada jalan pelarian bagi mereka darinya dan tidak pula ada tempat melepaskan diri. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ فَإِنَّهُمۡ لَأٓكِلُونَ مِنۡهَا فَمَالِـُٔونَ مِنۡهَا ٱلۡبُطُونَ ﴿ "Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengannya." Inilah hidangan para penghuni neraka, dan seburuk-buruk hidangan adalah hidangan mereka.
(67) Kemudian Allah menjelaskan minuman mereka seraya berfirman, ﴾ ثُمَّ إِنَّ لَهُمۡ عَلَيۡهَا ﴿ "Kemudian sesungguhnya bagi mereka sesudah itu" sesudah menyantap hidangan itu ﴾ لَشَوۡبٗا مِّنۡ حَمِيمٖ ﴿ "pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengar air yang sangat panas," artinya, air panas yang telah mencapai puncak kepanasannya (men-didih), sebagaimana FirmanNya dalam ayat yang lain,
﴾ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا 29 ﴿
"Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al-Kahfi: 29).
Dan juga FirmanNya,
﴾ وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ 15 ﴿
"Dan mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya." (Muhammad: 15).
(68) ﴾ ثُمَّ إِنَّ مَرۡجِعَهُمۡ ﴿ "Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka," yakni tempat tinggal, diam, dan tempat berteduh mereka ﴾ لَإِلَى ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "benar-benar ke Neraka Jahim," agar merasakan sebagian dari azabnya yang sangat dahsyat dan panasnya yang sangat berat, yang kesengsaraannya tidak ada yang melebihinya.
(69-73) Seakan-akan dikatakan, Apa yang telah mengantar-kan kalian ke negeri ini? Maka Allah berfirman, ﴾ إِنَّهُمۡ أَلۡفَوۡاْ ﴿ "Karena sesungguhnya mereka mendapati," menemukan ﴾ ءَابَآءَهُمۡ ضَآلِّينَ 69 فَهُمۡ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمۡ يُهۡرَعُونَ 70 ﴿ "bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak mereka itu," maksudnya, mereka segera turut melakukan kesesatan, tanpa menoleh kepada apa yang di-serukan oleh para rasul dan tidak pula kepada apa-apa yang telah diwanti-wantikan oleh kitab-kitab suci, serta tidak pula kepada perkataan orang-orang yang memberikan nasihat. Bahkan mereka menentangnya dengan mengatakan,
﴾ إِنَّا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٖ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقۡتَدُونَ 23 ﴿
"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka." (Az-Zukhruf: 22).
﴾ وَلَقَدۡ ضَلَّ قَبۡلَهُمۡ ﴿ "Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka," maksudnya, sebelum orang-orang yang menjadi alamat pembica-raan, ﴾ أَكۡثَرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "sebagian besar dari orang-orang yang dahulu," sedikit sekali dari mereka yang beriman dan mengambil petunjuk.
﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan di kalangan mereka," yakni, yang mengingatkan mereka dari kesesatan, ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُنذَرِينَ ﴿ "maka perhatikan-lah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu." Kesu-dahan mereka adalah kebinasaan, kehinaan, dan kenistaan. Maka hendaklah mereka waspada kalau masih tetap terus dalam kese-satannya, akan ditimpa seperti apa yang telah menimpa orang-orang terdahulu tersebut.
(74) Oleh karena tidak semua orang yang diberi peringatan itu sesat, bahkan di antara mereka ada yang beriman dan meng-ikhlaskan ketaatan kepada Allah, maka mereka dikecualikan oleh Allah سبحانه وتعالى dari kebinasaan, seraya berfirman, ﴾ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan." Maksudnya: Orang-orang yang disucikan oleh Allah dan diistimewakan dengan rahmatNya karena ketulusan mereka. Maka kesudahan mereka adalah menjadi terpuji.
Kemudian Allah menyebutkan satu contoh dari kesudahan umat-umat yang mendustakan, seraya berfirman,