"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan supaya me-nyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Rabbku.' Katakanlah, 'Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agamaku. Maka sembahlah olehmu apa yang kamu kehendaki selain Dia.' Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada Hari Kiamat.' Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan. Demikianlah Allah mem-pertakuti hamba-hambaNya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepadaKu hai hamba-hambaKu." (Az-Zumar: 11-16).
(11) Yakni, ﴾ قُلۡ ﴿ "katakanlah" wahai rasul, kepada manusia, ﴾ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ ﴿ "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya me-nyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menja-lankan agama," yaitu (yang telah disebutkan) pada FirmanNya pada awal Surat ini: ﴾ فَٱعۡبُدِ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ ﴿ "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama."
(12) ﴾ وَأُمِرۡتُ لِأَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri," karena aku adalah orang yang mengajak dan yang menunjuki manusia kepada Tuhan mereka, maka ini berkonsekuensi pada diriku untuk menjadi orang pertama yang melaksanakan apa yang Dia perintahkan dan orang pertama yang berserah diri.
Masalah ini harus terjadi pada diri Nabi Muhammad a, dan pada orang yang mengklaim menjadi pengikutnya. Ia harus ber-serah diri dalam amalan-amalan lahir dan ikhlas kepada Allah dalam amalan-amalan lahir dan batin.
(13) ﴾ قُلۡ إِنِّيٓ أَخَافُ إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّي ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku takut jika aku durhaka kepada Rabbku'," dalam apa yang diperintahkanNya kepadaku, yaitu ikhlas dan pasrah, ﴾ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ﴿ "akan siksaan hari yang besar," di mana akan kekal di dalamnya orang yang memper-sekutukanNya dan akan disiksa di dalamnya orang yang mendur-hakaiNya.
(14-15) ﴾ قُلِ ٱللَّهَ أَعۡبُدُ مُخۡلِصٗا لَّهُۥ دِينِي 14 فَٱعۡبُدُواْ مَا شِئۡتُم مِّن دُونِهِۦۗ ﴿ "Katakanlah, 'Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepa-daNya dalam menjalankan agamaku. Maka sembahlah olehmu apa yang kamu kehendaki selain Dia'." Ini sebagaimana difirmankanNya di dalam Surat yang lain,
﴾ قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ 1 لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ 2 وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ 3 وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٞ مَّا عَبَدتُّمۡ 4 وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ 5 لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ 6 ﴿
"Katakanlah, 'Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku." (Al-Kafirun: 1-6).
﴾ قُلۡ إِنَّ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi" yang sesungguhnya ialah ﴾ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ﴿ "orang-orang yang merugi-kan diri mereka sendiri" di mana mereka mencegahnya mendapat pahala dan karena itu mereka berhak mendapat siksa yang sangat buruk ﴾ وَأَهۡلِيهِمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ ﴿ "dan keluarganya pada Hari Kiamat." Yakni, di-cerai-beraikan di antara mereka, dan mereka sangat bersedih dan (mendapat) kerugian besar.
﴾ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata," yang tidak ada kerugian yang semisal dengannya, yaitu kerugian yang terus menerus, tiada keuntungannya sesudah-nya, dan bahkan tidak ada keselamatan padanya.
(16) Kemudian Allah menjelaskan betapa dahsyatnya ke-sengsaraan yang mereka alami, seraya berfirman, ﴾ لَهُم مِّن فَوۡقِهِمۡ ظُلَلٞ مِّنَ ٱلنَّارِ ﴿ "Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka," maksudnya, lempengan-lempengan api neraka seperti awan tebal ﴾ وَمِن تَحۡتِهِمۡ ظُلَلٞۚ ذَٰلِكَ ﴿ "dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan. Demikianlah" yakni gambar-an yang Kami uraikan tentang azab para penghuni neraka tersebut adalah cambuk yang dengannya Allah سبحانه وتعالى menghalau hamba-hamba-Nya menuju rahmatNya. ﴾ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥۚ يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ ﴿ "Allah mempertakuti hamba-hambaNya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepadaKu hai hamba-hambaKu." Maksudnya, Allah menjadikan apa yang telah Dia sediakan untuk orang-orang yang celaka itu berupa azab sebagai pembawa hamba-hambaNya menuju takwa dan sebagai peringatan dari apa-apa yang bisa menyebabkan azab. Mahasuci Allah yang telah merahmati hamba-hambaNya dalam segala hal! Dan telah memudahkan jalan-jalan yang bisa mengantarkan mereka kepada-Nya, mendorong mereka untuk menelusurinya dan merangsang mereka dengan segala bentuk rangsangan (motivasi) yang dirindu-kan oleh jiwa dan didambakan oleh kalbu, serta memperingatkan mereka dari beramal kepada selain Dia dengan sebenar-benar pe-ringatan dan menjelaskan kepada mereka segala sebab yang bisa menjadi pendorong untuk meninggalkannya.