Wa Man Yuđlili Allāhu Famā Lahu Min Wa Līyin Min Ba`dihi Wa Taraá Až-Žālimīna Lammā Ra'aw Al-`Adhāba Yaqūlūna Hal 'Ilaá Maraddin Min Sabīlin. (aš-Šūrā 42:44)
Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?” (QS. [42] Asy-Syura : 44)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah akibat kecenderungan dan keinginan hatinya untuk sesat, maka tidak ada baginya pelindung yang dapat melindunginya dari kesesatan itu sesudahnya, sesudah Allah memperlakukannya dengan perlakuan itu. Kamu, wahai Nabi Muhammad dan orang-orang beriman, akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab yang akan di terimanya di akhirat kelak berkata, “Adakah kiranya jalan yang dapat mengantarkan kami untuk kembali ke alam dunia?”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apa yang dikehendaki-Nya pasti menjadi kenyataan dan tak seorang pun yang dapat menghalangi-Nya; sebaliknya apa yang tidak dikehendaki-Nya, tidak akan terjadi. Barang siapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang telah dibiarkan sesat oleh Allah, karena selalu berbuat kejahatan tidak akan ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk ke jalan yang benar, yang akan membantunya dia mencapai kebahagiaan dan keberuntungan. Firman Allah:
Dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (al-Kahf/18: 17)
Orang-orang kafir di akhirat nanti ketika melihat dan menyaksikan azab di depan matanya, berangan-angan bisa kembali lagi ke dunia untuk berbuat baik dan beriman. Mereka berkata, "Apakah masih ada jalan bagi kami untuk kembali ke dunia?" Andaikata mereka itu dapat kembali lagi ke dunia, mereka tidak juga akan beriman dan berbuat baik, mereka akan tetap saja melanggar larangan-larangan Allah. Hal ini digambarkan pula oleh Allah dalam ayat yang lain dengan firman-Nya:
Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, "Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman."Tetapi (sebenarnya) bagi mereka telah nyata kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. (al-An'am/6: 27-28)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman, menceritakan tentang sifat-Nya Yang Mahamulia, bahwa apa yang Dia kehendaki pasti ada, tiada seorang pun yang dapat menghalangi kehendak-Nya; apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak ada, dan tiada seorang pun yang dapat mengadakannya. Dan bahwa barang siapa yang telah diberi petunjuk oleh-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Barang siapa yang telah disesatkan oleh-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (Al-Kahfi: 17)
Kemudian Allah Swt. menceritakan keadaan orang-orang yang zalim, yaitu mereka yang mempersekutukan Allah.
ketika mereka melihat azab. (Asy-Syura: 44)
Yakni di hari kiamat. Maka mereka berangan-angan untuk dapat kembali ke dunia.
mereka berkata, "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?” (Asy-Syura: 44)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al-An'am: 27-28)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada baginya seorang pemimpin pun sesudah itu) artinya tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya sesudah ia disesatkan oleh Allah (Dan kamu akan melihat orang-orang yang lalim ketika mereka melihat azab berkata, "Adakah kiranya jalan untuk kembali) ke dunia bagi kami."
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Orang-orang tersesat dari jalan petunjuk--karena buruknya pilihan mereka--tidak akan mendapatkan penolong selain Allah yang dapat memberi petunjuk dan menolak azab. Kamu, wahai orang yang mendengarkan pesan ini, akan melihat orang-orang zalim, pada saat menyaksikan azab di akhirat, meminta kepada Tuhan untuk diberikan jalan apa saja yang dapat mengembalikan mereka ke dunia, agar dapat melakukan perbuatan baik yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.