Al-Ma'idah Ayat 66
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَامُوا التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَكَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَاۤءَ مَا يَعْمَلُوْنَ ࣖ ( المائدة: ٦٦ )
Wa Law 'Annahum 'Aqāmū At-Tawrāata Wa Al-'Injīla Wa Mā 'Unzila 'Ilayhim Min Rabbihim La'akalū Min Fawqihim Wa Min Taĥti 'Arjulihim Minhum 'Ummatun Muqtaşidatun Wa Kathīrun Minhum Sā'a Mā Ya`malūna. (al-Māʾidah 5:66)
Artinya:
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan. (QS. [5] Al-Ma'idah : 66)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Selanjutnya Allah juga menjelaskan tentang keadaan mereka yang berkaitan dengan ketaatan itu, dan sekiranya mereka, yaitu umat Yahudi dan Nasrani, sungguh-sungguh menjalankan hukum dan tuntunan yang terdapat dalam Taurat dan Injil dan percaya pula pada Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ada di tengah mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat rahmat berupa rezeki atau makanan yang berasal dari atas mereka, yaitu berupa manna dan salwa atau hujan yang dapat menumbuhkan tanaman, dan dari bawah kaki mereka berupa hasil bumi yang melimpah. Sesungguhnya di antara mereka itu masih ada sekelompok yang jujur dan taat, yaitu yang selalu menelaah kitab suci dan tidak fanatik pada ajaran pendeta yang dinilai tidak sesuai serta selalu bersikap lurus, dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan dan telah menyimpang dari tuntunan kitab sucinya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa apabila Ahli Kitab itu benar-benar menjalankan hukum Taurat dan Injil seperti mengesakan Allah dan berpegang kepada berita gembira yang terdapat dalam Taurat dan Injil tentang kenabian Muhammad, tentulah Allah akan melapangkan kehidupan mereka. Jadi jika pada ayat yang lalu Allah menjanjikan kebahagiaan akhirat kepada Ahli Kitab, apabila mereka beriman dan bertakwa, akan mendapat kebahagiaan duniawi dan kelapangan rezeki serta limpahan rahmat-Nya dari langit, dengan menumbuhkan berbagai tanaman. Meskipun demikian mereka tetap durhaka dan menentang rasul-rasul Allah.
Ayat ini juga menerangkan bahwa di antara orang-orang Yahudi ada golongan yang bimbang dalam beragama, tidak berpegang secara fanatik kepada pendapat-pendapat pendeta-pendetanya dan tidak pula memandang enteng. Memang mayoritas orang Yahudi itu sangat fanatik kepada pendapat-pendapat pendetanya. Golongan inilah yang buruk tingkah lakunya. Hal serupa itu terjadi dalam kalangan kaum Nasrani.
Menurut kebiasaan, meskipun golongan pertengahan dari masing-masing agama itu tidak banyak pengikutnya, namun dari kalangan mereka timbul orang-orang yang suka memperbaiki keadaan dan mengikuti perkembangan serta menerima kebenaran. Orang-orang seperti ini terdapat pada setiap umat dan tiap-tiap masa. Umpamanya Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya dari kalangan Yahudi menjadi pengikut Nabi Muhammad yang setia. Demikian pula Najasyi dan kawan-kawan dari kalangan Nasrani menjadi mengikut Nabi Muhammad yang setia pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi pemeluk agama adalah mencari kebenaran. Maka jika pemeluk suatu agama berpegang kepada petunjuk-petunjuk agama secara benar, tentulah dia tidak akan menjadi fanatik, kaku dan menerima agama yang dibenarkan di dalam kitab-kitabnya. Dalam mencari kebenaran itu modal utama adalah keikhlasan yang disertai ilmu pengetahuan. Mencari kebenaran dengan modal ini terdapat di dalam agama Islam. Pemeluk Islam sendiri yang tidak mengamalkan petunjuk-petunjuk Islam, tentulah kebenaran yang ada pada Islam itu tidak dapat diperolehnya. Sehubungan dengan ayat ini terdapat hadis Nabi yang diriwayatkan Ziad bin Labid yaitu:
Dari Ziad bin Labid, ia berkata, "Nabi Muhammad saw, membicarakan sesuatu lalu beliau berkata, "Hal demikian itu adalah pada waktu ilmu pengetahuan telah lenyap. Ziad berkata, "Kami (para sahabat) berkata "Wahai Rasulullah bagaimanakah ilmu pengetahuan bisa lenyap, sedangkan kami membaca Al-Qur'an dan kami membacakannya pula kepada anak-anak kami dan anak-anak kami itu membacakannya pula kepada anak-anak mereka sampai hari Kiamat." Rasulullah. saw menjawab, "Celakalah engkau hai anak Ibnu Labid, jika aku mengetahui engkau adalah orang-orang yang paling banyak ilmunya di antara penduduk Medinah, tidakkah orang-orang Yahudi dan Nasrani itu membaca Taurat dan Injil, sedangkan mereka tidak mendapat manfaatnya sedikit pun." (Riwayat Ahmad).
Jelaslah dari hadis ini bahwa kaum Muslimin yang tidak mengamalkan petunjuk agamanya, mereka serupa dengan orang Yahudi dan Nasrani. Menurut riwayat Ibnu Abi hatim, setelah pembicaraan itu maka turunlah ayat 66 ini.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya, yang dimaksud dengan "apa yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya" ialah Al-Qur'an.
...niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.
Yaitu seandainya mereka mengamalkan kandungan kitab-kitab yang ada di tangan mereka dari nabi-nabi mereka dengan apa adanya tanpa penyimpangan, pergantian, dan perubahan, niscaya mereka akan terbimbing untuk mengikuti kebenaran dan mengamalkan apa yang sesuai dengan risalah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw. karena sesungguhnya di dalam kitab-kitab mereka tertulis pernyataan yang membenarkan risalah Nabi Muhammad dan perintah untuk mengikutinya secara tegas tanpa ada pilihan lain. Adapun firman Allah Swt. berikut:
Niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bahwa kaki mereka.
Makna yang dimaksud ialah banyak rezeki yang turun kepada mereka dari langit dan yang tumbuh dari tanah.
Ali ibnu Abu Talhah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka. Yakni niscaya Kami akan turunkan hujan dari langit kepada mereka. dan dari bawah kaki mereka. Yaitu akan dikeluarkan dari bumi keberkahan yang ada di dalamnya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, Qatadah, dan As-Saddi.
Perihalnya semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (Al A'raf:96), hingga akhir ayat.
Dan Allah Swt. telah berfirman:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. (Ar Ruum:41), hingga akhir ayat.
Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa firman-Nya: niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (Al Maidah:66) Makna yang dimaksud ialah, mereka memperolehnya tanpa susah payah dan tanpa mengeluarkan tenaga serta bebas dari kesengsaraan.
Ibnu Jarir mengatakan, sebagian dari mereka mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah "niscaya mereka berada dalam kebaikan". Perihalnya sama dengan perkataan seseorang , "Dia berada dalam kebaikan dari atas sampai ke bawahnya." Tetapi Ibnu Jarir setelah mengemukakannya membantah pendapat ini, mengingat hal itu bertentangan dengan pendapat-pendapat ulama Salaf.
Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan firman-Nya: Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil. (Al Maidah:66) menyebutkan sebuah hadits.
Untuk itu, ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Alqamah, dari Safwan ibnu Amr, dari Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sudah dekat waktunya ilmu akan diangkat Allah. Maka Ziyad ibnu Labid bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ilmu diangkat, sedangkan kami membaca Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada anak-anak kami." Nabi Saw. bersabda: Semoga ibumu kehilangan kamu, hai Ibnu Labid. Sekalipun aku memandang engkau termasuk orang yang paling alim dari kalangan penduduk Madinah, tetapi bukankah kitab Taurat dan kitab Injil berada di tangan orang-orang Yahudi dan Nasrani, tetapi tidak bermanfaat bagi mereka karena mereka meninggalkan perintah. Kemudian Nabi Saw. membacakan firman-Nya: Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil. (Al Maidah:66)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim secara mu’allaq pada permulaan sanadnya, sedangkan pada akhirnya secara mursal.
Imam Ahmad ibnu Hambal telah meriwayatkan secara muttasil lagi mausul. Untuk itu, ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari Ziyad ibnu Lubaid, bahwa Nabi Saw. pernah menyebutkan suatu hal dan pada akhirnya beliau bersabda: Yang demikian itu pertanda akan lenyapnya ilmu. Ziyad ibnu Lubaid melanjutkan kisahnya: Kami mengajukan pertanyaan, "Wahai Rasulullah, mana mungkin ilmu dapat lenyap, sedangkan kami selalu membaca Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada anak-anak kami, anak-anak kami pun mengajarkannya kepada anak-anak mereka sampai hari kiamat?" Rasulullah Saw. bersabda: Semoga ibumu kehilangan kamu, hai Ibnu Labid. Sekalipun aku memandangmu termasuk orang yang paling alim di Madinah, tetapi bukankah orang-orang Yahudi dan Nasrani ini membaca Taurat dan Injil, tetapi mereka tidak mengambil manfaat dari apa yang terkandung di dalam kedua kitab tersebut barang sedikit pun.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari Bakr ibnu Abu Syaibah, dari Waki' dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal. Sanad hadis ini sahih.
Firman Allah Swt.:
Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan di antara kaum Musa itu terdapat umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak, dan dengan hak itulah mereka menjalankan keadilan (Al A’raf : 159)
Sama dengan firman Allah Swt. yang menyebutkan perihal para pengikut Nabi Isa, yaitu:
Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya. (Al Hadiid:27)
Maka Allah menjadikan kedudukan yang tertinggi dari mereka (Ahli Kitab yang beriman) ialah pertengahan, sedangkan kedudukan tersebut merupakan kedudukan menengah dari umat Nabi Muhammad Saw. Dan kedudukan yang lebih tinggi daripada itu ialah kedudukan sabiqun (bersegera dalam mengerjakan kebaikan), seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya. (Fatir: 32-33) hingga akhir ayat.
Pendapat yang benar mengatakan bahwa ketiga golongan dari umat ini semuanya masuk surga.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yunus Ad-Dabbi, telah menceritakan kepada kami Asim ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar, dari Ya'qub ibnu Yazid ibnuTalhah, dari Zaid ibnu Aslam, dari Anas ibnu Malik yang menceritakan bahwa ketika kami (para sahabat) sedang berada bersama Rasulullah Saw., beliau bersabda: Umat Nabi Musa berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, tujuh puluh golongan darinya masuk neraka, sedangkan yang satu golongan lagi masuk surga Dan Umat Nabi Isa berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, segolongan di antara mereka masuk surga, sedangkan yang tujuh puluh satu golongan masukneraka. Tetapi umatku jauh lebih tinggi daripada gabungan kedua umat itu, yaitu satu golongan masuk ke dalam surga, sedangkan yang tujuh puluh dua golongan masuk neraka. Mereka (para sahabat) bertanya, "Siapakah mereka yang masuk surga itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab: Tetaplah pada jamaah, tetaplah pada jamaah!,
Hadis mengenai berpecah-belahnya berbagai umat sampai menjadi tujuh puluh golongan lebih diriwayatkan melalui berbagai jalur, semuanya telah kami sebutkan dalam kitab yang lain.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sekiranya mereka menegakkan Taurat dan Injil) mengamalkan ajarannya, di antaranya beriman kepada Nabi saw. (dan apa yang diturunkan kepada mereka) maksudnya kitab-kitab (dari Tuhan mereka, tentulah mereka akan beroleh makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka) maksudnya dilapangkan-Nya rezeki dan dilimpahkan-Nya atas mereka dari segenap penjuru. (Di antara mereka ada umat) maksudnya golongan (yang adil) yakni mengamalkannya dan mereka itulah yang beriman kepada Nabi saw., seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya (tetapi banyak di antara mereka amat jelek atau amat buruk apa yang mereka kerjakan.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan sekiranya mereka menjaga keaslian Tawrât dan Injîl sebagaimana diturunkan dan menjalankan ajarannya, percaya kepada al-Qur'ân, maka niscaya Allah akan melapangkan rezeki-Nya yang dapat diperoleh dari segala penjuru. Tidak semua mereka berada dalam kesesatan, akan tetapi di antara mereka ada kelompok yang adil dan berakal, yaitu mereka yang beriman kepada Muhammad dan al-Qur'ân. Alangkah buruknya ucapan dan perbuatan kebanyakan mereka yang jauh dari kebenaran.
6 Tafsir as-Saadi
"Orang-orang Yahudi berkata, 'Tangan Allah terbelenggu,' sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua Tangan Allah terbuka, Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan al-Qur`an yang diturunkan ke-padamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedur-hakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat keru-sakan. Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al-Qur`an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas me-reka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka." (Al-Ma`idah: 64-66).
(64) Allah memberitakan tentang ucapan orang-orang Yahudi yang buruk dan akidah mereka yang busuk. Dia berfirman, ﴾ وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغۡلُولَةٌۚ ﴿ "Orang-orang Yahudi berkata, 'Tangan Allah terbeleng-gu," yaitu, dari kebaikan dan berbuat baik. ﴾ غُلَّتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَلُعِنُواْ بِمَا قَالُواْۘ ﴿ "Sebe-narnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu." Ini adalah doa musibah atas mereka, persis sama dengan ucapan mereka sendiri, karena ucapan mereka mengandung tuduhan kepada Allah dengan keki-kiran dan tidak berbuat baik, maka Allah membalas mereka dengan menyatakan bahwa sifat itu justru tepat untuk mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang paling bakhil, paling sedikit berbuat baik, paling buruk prasangkanya kepada Allah, dan paling jauh dari rahmatNya yang meliputi segala sesuatu dan memenuhi penjuru alam, atas dan bawah.
Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ بَلۡ يَدَاهُ مَبۡسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيۡفَ يَشَآءُۚ ﴿ "Tetapi kedua Tangan Allah terbuka, Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehen-daki," tanpa ada penghalang dan tanpa ada seorang pun yang melarangnya melakukan apa yang dikehendakiNya. Allah سبحانه وتعالى telah membentangkan karunia dan kebaikanNya, baik yang berkaitan dengan agama ataupun dunia, dan Dia memerintahkan hamba-hambaNya agar mencari pintu-pintu kemurahanNya agar mereka tidak menutup diri mereka dari pintu-pintu kebaikanNya dengan kemaksiatan kepadaNya. TanganNya selalu memberi siang dan malam, kebaikanNya tercurah di segala waktu. Dia memudahkan kesulitan, menghilangkan kesedihan, mencukupkan orang miskin, membebaskan tawanan, membantu orang yang perlu dibantu, menjawab peminta, memberi kepada orang miskin yang membu-tuhkan, menjawab doa orang-orang yang dalam kesulitan, menga-bulkan doa orang-orang yang meminta kepadaNya, bahkan mem-beri nikmat kepada yang tidak meminta kepadaNya, serta memberi keselamatan kepada yang meminta keselamatan kepadaNya.
Pelaku kemaksiatan tetap mendapatkan kebaikanNya. Lebih dari itu kebaikanNya dinikmati oleh orang baik dan orang fajir. Dia memberikan taufik kepada orang-orang yang dicintaiNya untuk beramal shalih, kemudian memuji mereka karenanya dan menisbatkannya kepada mereka padahal itu berasal dari kemu-rahanNya, membalas mereka karenanya dengan pahala dunia dan akhirat yang tidak bisa dijelaskan dan tidak terlintas di benak seorang hamba. Dia lembut kepada mereka dalam segala urusan mereka, menyampaikan kebaikanNya kepada mereka, menolak bala` dari mereka sementara mereka tidak mengetahui yang lebih banyak darinya. Mahasuci Dzat yang mana seluruh nikmat yang dirasakan oleh manusia adalah dariNya. KepadaNya mereka mengadu untuk menolak perkara-perkara yang dibenci. Mahasuci Allah yang mana tak seorang pun bisa menghitung pujian kepada-Nya; Dia adalah seperti Dia memuji DiriNya sendiri.
Mahatinggi Dzat yang mana tidak sekejap pun manusia yang lepas dari nikmatNya, bahkan keberadaan dan kehidupan mereka tidak akan ada kecuali dengan keberadaan dan kehidupanNya. Semoga Allah memperburuk orang yang karena kebodohannya tidak memerlukan Tuhannya dan menisbatkan Tuhannya kepada apa yang tidak layak dengan kemahaagunganNya. Bahkan sean-dainya Allah memperlakukan orang-orang Yahudi yang mengucap-kan ucapan itu dan yang sepertinya dari kalangan orang-orang yang keadaannya seperti mereka dengan perlakuan yang sesuai dengan sebagian yang mereka ucapkan, niscaya mereka akan bi-nasa dan sengsara di dunia. Akan tetapi sekalipun mereka menga-takan semua itu, Allah bersikap lapang, memberi kelonggaran dan tangguh waktu, tetapi tidak melalaikan mereka.
FirmanNya, ﴾ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗاۚ ﴿ "Dan al-Qur`an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan me-nambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka." Ini adalah hukuman terbesar atas seorang hamba; di mana al-Qur`an yang Allah turunkan kepada RasulNya, yang padanya terdapat kehidupan hati dan rohani, kebahagiaan dan keberuntungan dunia dan akhirat, yang merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hambaNya, yang mewajibkan mereka bersegera meneri-manya, menyerahkan diri kepada Allah karenanya dan bersyukur kepadaNya karenanya, tetapi ini justru menambah kesesatan di atas kesesatannya, kedurhakaan di atas kedurhakaannya dan ke-kufuran di atas kekufurannya. Hal itu disebut karena dia berpaling darinya, menolaknya, memusuhinya, dan menentangnya dengan syubhat-syubhat yang batil.
﴾ وَأَلۡقَيۡنَا بَيۡنَهُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ﴿ "Dan Kami telah timbulkan per-usuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat." Maka mereka tidak saling mengasihi, tidak saling mendukung, dan tidak bersepakat di atas keadaan yang mengandung kebaikan bagi me-reka. Justru mereka senantiasa saling membenci dalam hati mereka, saling bermusuhan dalam perbuatan mereka sampai Hari Kiamat. ﴾ كُلَّمَآ أَوۡقَدُواْ نَارٗا لِّلۡحَرۡبِ ﴿ "Setiap mereka menyalakan api peperangan" untuk melawan Islam dan kaum Muslimin, di mana mereka menampak-kan, mengulang, menyiapkan pasukan berkuda dan pejalan kaki, ﴾ أَطۡفَأَهَا ٱللَّهُۚ ﴿ "Allah memadamkannya" dengan menghinakan mereka, mengobrak-abrik tentara mereka, dan memenangkan kaum Mus-limin atas mereka.
﴾ وَيَسۡعَوۡنَ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَسَادٗاۚ ﴿ "Dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi," maksudnya, mereka berusaha dengan sekuat tenaga demi mem-buat kerusakan di muka bumi; dengan melakukan kemaksiatan, berdakwah kepada agama mereka yang batil dan menghalang-halangi manusia masuk Islam. ﴾ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan," bahkan Allah sangat memurkaiNya dan akan membalas mereka karena itu.
(65) Kemudian Allah berfirman, ﴾ وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَكَفَّرۡنَا عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِهِمۡ وَلَأَدۡخَلۡنَٰهُمۡ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿ "Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan." Ini adalah kemurahan dan kedermawananNya, di mana Dia menyebutkan keburukan-keburukan Ahli Kitab, kejelekan-kejelekan mereka dan ucapan-ucapan mereka yang batil, lalu Dia menyerukan taubat kepada mereka, bahwa jika mereka beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, seluruh kitab-kitabNya, seluruh rasul-rasulNya dan menjauhi kemaksiatan, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka bagaimanapun ba-nyaknya dan niscaya Dia memasukkan mereka ke dalam surga kenikmatan yang padanya terdapat apa diinginkan oleh jiwa dan dinikmati oleh mata.
(66) ﴾ وَلَوۡ أَنَّهُمۡ أَقَامُواْ ٱلتَّوۡرَىٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِم مِّن رَّبِّهِمۡ ﴿ "Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al-Qur`an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya," yakni mereka melaksanakan perintah-perintahNya, menjauhi larangan-larangan-Nya, seperti yang dianjurkan dan diperintahkan oleh Allah, dan termasuk pelaksanaannya adalah beriman kepada apa yang di-serukan oleh Taurat dan Injil untuk beriman kepada Muhammad ﷺ dan kepada al-Qur`an.
Sekiranya mereka menunaikan nikmat besar yang diturunkan oleh Allah kepada mereka, yakni karena mereka dan karena per-hatian kepada mereka, ﴾ لَأَكَلُواْ مِن فَوۡقِهِمۡ وَمِن تَحۡتِ أَرۡجُلِهِمۚ ﴿ "niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka." Yakni, Allah akan melimpahkan rizki kepada mereka, langit di-buatnya menurunkan hujan, bumi dibuatnya menumbuhkan tanaman sebagaimana Firman Allah,
﴾ وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (Al-A'raf: 96).
﴾ مِّنۡهُمۡ ﴿ "Di antara mereka," yakni di antara Ahli Kitab, ﴾ أُمَّةٞ مُّقۡتَصِدَةٞۖ ﴿ "ada golongan yang pertengahan." Maksudnya, mengamalkan Taurat dan Injil dengan amal yang biasa-biasa saja, tidak kuat dan giat. ﴾ وَكَثِيرٞ مِّنۡهُمۡ سَآءَ مَا يَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka," maksudnya, yang berbuat buruk dari mereka berjumlah banyak. Adapun orang-orang yang giat di kalangan mereka hanyalah sedikit.