At-Tur Ayat 16
اِصْلَوْهَا فَاصْبِرُوْٓا اَوْ لَا تَصْبِرُوْاۚ سَوَاۤءٌ عَلَيْكُمْۗ اِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ( الطور: ١٦ )
Aşlawhā Fāşbirū 'Aw Lā Taşbirū Sawā'un `Alaykum 'Innamā Tujzawna Mā Kuntum Ta`malūna. (aṭ-Ṭūr 52:16)
Artinya:
Masuklah ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu; sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan. (QS. [52] At-Tur : 16)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai para pengingkar, masuklah ke dalamnya dan rasakanlah panas apinya; maka baik kamu bersabar atas pedihnya siksa neraka itu atau tidak bersabar atasnya, keduanya akan sama saja akibatnya bagimu. Tetapi, ketahuilah bahwa Allah tidak menganiaya kamu dengan siksa itu. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan yang setimpal atas apa yang telah kamu kerjakan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ketika mereka tidak dapat mengingkari kenyataan dan mengakui bahwa itu bukan sihir dan bukan pula akibat salah melihat, Allah swt memerintahkan kepada mereka supaya masuk ke dalam api neraka untuk merasakan panasnya api neraka. Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa bersabar atau tidak, keadaannya serupa bagi mereka. Karena seorang yang tidak sabar akan sesuatu, maka ia berusaha untuk menolaknya baik dengan menjauhinya atau pun dengan mengatasinya. Namun, lain halnya dengan hari kebangkitan sebab azab di akhirat tidak sama dengan azab di dunia karena orang yang diazab di dunia, bila ia bersabar ia akan mendapat manfaat dari kesabarannya, baik manfaat yang berupa balasan di akhirat nanti maupun pujian di dunia berkenaan dengan kesabaran dan ketabahannya. Dan kalau dia tidak sabar dengan pengertian berkeluh-kesah tentulah ia dicela dan dianggap kekanak-kanakan. Akan tetapi kesabaran di akhirat tidak ada manfaatnya karena akhirat bukan tempat beramal tetapi untuk mendapat ganjaran dan pembalasan. Pada akhir ayat ini Allah swt menegaskan bahwa manusia itu akan menerima pembalasan dari Allah. Jika perbuatan mereka di dunia baik, mereka akan menerima balasan yang baik pula di akhirat. Dan jika perbuatan mereka di dunia jahat, mereka di akhirat akan menerima balasan setimpal dengan kejahatannya. Allah berfirman:
Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (al-Kahf/18: 49)
Tegasnya Allah akan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya. Balasan itu akan diterima apakah bersabar atau tidak, pasti terlaksana.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu. (Ath-Thur: 16)
Yakni baik kamu bersabar mengalami azab dan siksanya ataukah tidak sabar, tiadajalan lain bagi kalian darinya dan kalian tidak dapat menghindar darinya.
sesungguhnya kamu hanya diberi apa yang telah kamu kerjakan. (Ath-Thur: 16)
Allah tidak akan berbuat aniaya terhadap seorang pun, bahwa masing-masing mendapat balasan sesuai amal perbuatannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Masukilah ia dan bersabarlah kalian) menanggung azabnya (atau kalian tidak bersabar) kalian tidak tahan (sama saja bagi kalian) karena sesungguhnya kesabaran kalian tidak ada manfaatnya sama sekali (sesungguhnya kalian hanya diberi balasan terhadap apa yang telah kalian kerjakan) tentang pembalasannya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Masuklah ke dalamnya dan rasakanlah panasnya. Baik kalian akan bersabar dengan kekerasannya ataupun tidak, kesabaran dan ketidaksabaran kalian itu akan sama saja artinya bagi kalian. Pada hari ini kalian benar-benar mendapatkan balasan atas apa yang kalian kerjakan di dunia."
6 Tafsir as-Saadi
"Demi bukit Thursina, dan kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi al-Bait al-Ma'mur, dan atap yang diting-gikan (langit), dan laut yang diluapkan api. Sesungguhnya azab Rabbmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya, pada hari ketika langit benar-benar bergoncang, dan gunung benar-benar berjalan. Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, (yaitu) orang-orang yang ber-main-main dalam kebatilan, pada hari mereka didorong ke Neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), 'Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Maka apakah ini sihir ataukah kamu tidak melihat? Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya); maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu, kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan'." (Ath-Thur: 1-16).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1) Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan berbagai hal agung yang mencakup berbagai hikmah tinggi atas adanya hari kebangkitan, Hari Pembalasan bagi orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang mendustakan. Allah سبحانه وتعالى bersumpah demi bukit Thursina, itulah bukit yang di atasnya Allah سبحانه وتعالى berbicara dengan Nabi Musa عليه السلام bin Imran عليه السلام serta diberi wahyu berbagai hukum. Dalam hal itu terdapat karunia Allah سبحانه وتعالى terhadap Muhammad a dan umatnya berupa tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى serta nikmatNya yang tidak bisa dihitung dan dinilai oleh manusia.
(2) ﴾ وَكِتَٰبٖ مَّسۡطُورٖ ﴿ "Dan kitab yang ditulis." Kemungkinan bahwa yang dimaksudkan adalah al-Lauh al-Mahfuzh, di situlah Allah سبحانه وتعالى menulis ketetapan segala sesuatu, dan kemungkinan juga yang dimaksudkan adalah al-Qur`an yang mulia yang merupakan kitab terbaik yang diturunkan oleh Allah سبحانه وتعالى yang berisi kisah tentang orang-orang terdahulu dan belakangan serta ilmu orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian.
(3) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فِي رَقّٖ ﴿ "pada lembaran," yakni, kertas, ﴾ مَّنشُورٖ ﴿ "yang terbuka," yang ditulis secara nyata dan tidak samar, kondisinya tidaklah samar bagi orang yang berakal dan memiliki pandangan.
(4) ﴾ وَٱلۡبَيۡتِ ٱلۡمَعۡمُورِ ﴿ "Dan demi al-Bait al-Ma'mur," yaitu rumah yang berada di atas langit ketujuh yang dimakmurkan sepanjang waktu oleh para malaikat yang mulia, yang setiap harinya dimasuki sejumlah tujuh puluh ribu malaikat, di tempat itu mereka menyem-bah Rabb mereka kemudian tidak keluar lagi hingga Hari Kiamat. Ada yang mengatakan bahwa al-Bait al-Ma'mur adalah rumah Allah سبحانه وتعالى yang dimakmurkan oleh para malaikat yang berthawaf, shalat dan berdzikir di setiap waktu, mereka mendatangi rumah itu untuk berhaji dan berumrah, sebagaimana halnya sumpah Allah سبحانه وتعالى yang terdapat dalam FirmanNya,
﴾ وَهَٰذَا ٱلۡبَلَدِ ٱلۡأَمِينِ 3 ﴿
"Dan negeri yang aman ini." (At-Tin: 4).
Rumah Allah سبحانه وتعالى yang ada di bumi adalah rumah terbaik. Di situlah para manusia datang berhaji dan berumrah yang merupa-kan salah satu rukun dan bangunan Islam yang terbesar. Tanpa haji, Islam seseorang belum sempurna, itulah rumah yang dibangun oleh Ibrahim عليه السلام dan dijadikan sebagai tempat berlindung dan keamanan bagi manusia. Allah سبحانه وتعالى bersumpah atas rumah itu serta menjelaskan keagungannya yang layak untuk dimuliakan.
(5) ﴾ وَٱلسَّقۡفِ ٱلۡمَرۡفُوعِ ﴿ "Dan atap yang ditinggikan (langit)," yakni, langit yang dijadikan Allah سبحانه وتعالى sebagai atap bagi semua makhluk dan sebagai bangunan bagi bumi, dari situlah cahaya dipancarkan ke bumi yang tanda-tandanya dijadikan petunjuk. Dari situlah Allah سبحانه وتعالى menurunkan hujan, rahmat, dan berbagai macam rizki.
(6) ﴾ وَٱلۡبَحۡرِ ٱلۡمَسۡجُورِ ﴿ "Dan lautan yang diluapkan api"[105], yakni, pe-nuh air. Allah سبحانه وتعالى menahannya agar tidak meluap ke dataran bumi, meski secara alamiah, air bisa menutupi permukaan bumi, namun hikmah dan kebijaksanaan Allah سبحانه وتعالى mengharuskan air tersebut tertahan dan tidak bisa menggenangi seluruh permukaan bumi, agar berbagai jenis hewan bisa hidup. Ada yang menyatakan bahwa maksud dari kata اَلْمَسْجُوْرُ adalah dinyalakan, yakni, apa yang akan dinyalakan pada Hari Kiamat sehingga lautan menjadi lautan membara yang penuh dengan berbagai macam siksa.
(7) Seluruh yang dijadikan obyek sumpah oleh Allah سبحانه وتعالى ter-sebut menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى, petunjuk atas keesaanNya serta sebagai bukti jelas atas KuasaNya untuk mem-bangkitkan manusia yang sudah mati, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَٰقِعٞ ﴿ "Sesungguhnya azab Rabbmu pasti terjadi," yakni, pasti akan terjadi dan Allah سبحانه وتعالى tidak akan mengingkari janji dan FirmanNya.
(8) ﴾ مَّا لَهُۥ مِن دَافِعٖ ﴿ "Tidak seorang pun yang dapat menolaknya," dan tidak ada yang dapat mencegahnya, karena Kuasa Allah سبحانه وتعالى tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun, tidak akan bisa luput dari orang yang lari sekali pun.
(9) Kemudian Allah menyebutkan suasana di Hari Kiamat itu, di mana azab akan melanda, maka Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ يَوۡمَ تَمُورُ ٱلسَّمَآءُ مَوۡرٗا ﴿ "Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang," artinya, langit berputar dan bergoncang, gerakan itu tetap bertahan lama dan tidak bisa tenang.
(10) ﴾ وَتَسِيرُ ٱلۡجِبَالُ سَيۡرٗا ﴿ "Dan gunung benar-benar berjalan," arti-nya lenyap dari tempatnya dan berjalan layaknya awan dan me-ngeluarkan warna laksana debu-debu yang dihamburkan kemudian setelah itu berhamburan hingga menjadi seperti debu. Semua itu menunjukkan dahsyatnya huru-hara pada Hari Kiamat dengan berbagai hal yang mengusik serta goncangan meresahkan yang mengguncang planet besar ini; lantas bagaimana dengan manusia yang lemah?
(11) ﴾ فَوَيۡلٞ يَوۡمَئِذٖ لِّلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan." اَلْوَيْلُ adalah kata menyeluruh yang mencakup berbagai macam siksaan, kesedihan, azab, dan rasa takut.
(12) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan dan menggolong-kan orang-orang yang mendustakan yang berhak mendapatkan kecelakaan (وَيْل) tersebut, ﴾ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي خَوۡضٖ يَلۡعَبُونَ ﴿ "(yaitu) orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan," yaitu orang yang berada dalam kebatilan dan bermain-main dengan kebatilan itu; semua ilmu dan penelitian mereka terhadap hal-hal yang membahayakan, men-cakup sikap pendustaan terhadap kebenaran serta membenarkan kebatilan. Perbuatan mereka sama seperti tindakan orang-orang bodoh, tolol dan orang yang suka bermain-main. Berbeda dengan orang-orang yang membenarkan serta beriman yang memiliki ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
(13-14) ﴾ يَوۡمَ يُدَعُّونَ إِلَىٰ نَارِ جَهَنَّمَ دَعًّا ﴿ "Pada hari mereka didorong ke Neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya," yaitu pada hari mereka didorong menuju Neraka Jahanam, mereka digiring menuju Neraka Jahanam secara sadis, mereka diseret dengan kepala di bawah dan kaki di atas dan dikatakan kepada mereka dengan celaan dan hina-an, ﴾ هَٰذِهِ ٱلنَّارُ ٱلَّتِي كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ ﴿ "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya," pada hari ini rasakanlah azab yang kekal yang dahsyatnya tidak bisa dijangkau akal dan kepedihannya tidak bisa digambarkan.
(15) ﴾ أَفَسِحۡرٌ هَٰذَآ أَمۡ أَنتُمۡ لَا تُبۡصِرُونَ ﴿ "Maka apakah ini sihir ataukah kamu tidak melihat?" Kemungkinan yang diisyaratkan dalam ayat ini adalah neraka atau azab, sebagaimana yang ditunjukkan oleh redaksi ayat, yakni, ketika mereka melihat azab dan neraka. Dikata-kan kepada mereka dengan nada penghinaan, "Apakah ini sihir dan tidak nyata, kini kalian melihatnya? Ataukah karena pada saat di dunia kalian tidak melihatnya? Artinya, kalian tidak memiliki pandangan dan ilmu, kalian bodoh dan tidak mengetahui hal ini dan tidak ada hujjah yang ditegakkan pada kalian? Jawabannya adalah, keduanya tidak ada: Bahwa siksa atau neraka itu sihir, maka saat itu telah nampak bagi mereka bahwa siksa atau neraka itu benar adanya yang menafikan sihir dari berbagai hal, ada kalanya mereka tidak melihat padahal tidak demikian halnya, para rasul menyeru mereka untuk beriman pada hal itu, berbagai dalil dan bukti nyata akan hal itu telah ditegakkan. Berita tentang azab dan neraka dijadikan sebagai hal terbesar yang jelas dan nyata. Kemung-kinan lain dari isyarat yang terdapat dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,﴾ أَفَسِحۡرٌ هَٰذَآ أَمۡ أَنتُمۡ لَا تُبۡصِرُونَ ﴿ "Maka apakah ini sihir ataukah kamu tidak melihat?" adalah, kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad a serta jalan yang lurus. Artinya, apakah orang yang berakal menganggap kebenaran serta jalan yang lurus itu sebagai sihir padahal kebenaran dan jalan yang lurus itu adalah kebenaran terbesar dan teragung, hanya saja karena mereka tidak memiliki bashirah sehingga mereka mengatakan seperti itu?[106]
(16) ﴾ ٱصۡلَوۡهَا ﴿ "Masuklah kamu ke dalamnya," masuklah kalian ke dalam neraka yang meliputi kalian dan mencakup seluruh raga kalian hingga ke hati kalian, ﴾ فَٱصۡبِرُوٓاْ أَوۡ لَا تَصۡبِرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡكُمۡۖ ﴿ "maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu," kesabaran kalian ter-hadap api neraka tidak berguna sama sekali untuk kalian, kalian tidak akan saling berempati satu sama lain, dan siksaan tidak akan diringankan dari kalian. Siksa neraka bukanlah termasuk hal di mana jika seseorang bersabar, maka bebannya akan terasa ringan dan kerasnya akan hilang, hal itu diperlakukan pada mereka ka-rena perbuatan serta tindakan keji mereka, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّمَا تُجۡزَوۡنَ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Kamu hanya diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan."