At-Tur Ayat 20
مُتَّكِـِٕيْنَ عَلٰى سُرُرٍ مَّصْفُوْفَةٍۚ وَزَوَّجْنٰهُمْ بِحُوْرٍ عِيْنٍ ( الطور: ٢٠ )
Muttaki'īna `Alaá Sururin Maşfūfatin Wa Zawwajnāhum Biĥūrin `Īnin. (aṭ-Ṭūr 52:20)
Artinya:
Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. (QS. [52] At-Tur : 20)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Saat menikmati anugerah Allah itu, mereka duduk dengan nyaman sambil bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dengan indah dan rapi. Kami anugerahi mereka berbagai kenikmatan yang sempurna dan Kami berikan pula kepada mereka pasangan berupa bidadari yang bermata indah.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian Allah menyebutkan apa yang mereka nikmati misalnya kasur-kasurnya (dipan-dipannya). Mereka duduk di sofa yang berjajar dengan santai tanpa suatu apapun yang membebani hati mereka. Tidak ada satu masalah pun yang mesti mereka hadapi waktu itu, sebab barang siapa yang duduk, sedangkan ia menghadapi suatu masalah atau di bebani pikiran oleh suatu masalah berarti pikiran dan hatinya tidak tenteram. Pada ayat ini dipergunakan kata-kata yajlis (duduk) bukan kata-kata yattaki'u (duduk santai). Dengan maksud untuk menjelaskan keadaan duduk seseorang yang diliputi kepuasan dan ketenteraman. Maka keadaan di surga itu menunjukkan suatu keadaan yang tenang, tanpa kesusahan, tanpa beban dan tanpa masalah. Dalam ayat yang sama artinya dikatakan:
Duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (al-hijr/15: 47)
Duduk santai sekadar ungkapan sebagai salah satu contoh tentang kebebasan yang sebenarnya di dalam surga sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw: "Seseorang di dalam surga duduk santai selama 40 (empat puluh) tahun tidak berpindah dan tidak membosankannya, datang kepadanya (tanpa diusahakan) apa-apa yang diingini oleh dirinya dan disenangi oleh matanya." (Riwayat Ibnu Abi hatim) Kemudian diterangkan bahwa mereka di sana menikmati pasangan-pasangan mereka. Allah telah memberi mereka istri-istri yang cantik yang bermata jeli.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan. (Ath-Thur: 20)
As'-Sauri telah meriwayatkan dari Husain, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah dipan-dipan yang mempunyai kelambu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr; ia pernah mendengar Al-Haisam ibnu Malik At-Ta-i yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya seorang (ahli surga) benar-benar bersandar pada dipan sandarannya selama empat puluh tahun tanpa beranjak darinya dan tanpa merasa bosan, sedangkan ia menerima apa yang diingini oleh dirinya dan yang dipandang sedap oleh matanya.
Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hudbah ibnu Khalid, dari Sulaiman ibnul Mugirah, dari Sabit yang mengatakan bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa seseorang (dari ahli surga) benar-benar bersandar di dalam surga selama tujuh puluh tahun, sedangkan di dekatnya terdapat istri-istrinya dan para pelayannya, serta segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya berupa kehormatan dan kenikmatan. Dan apabila matanya melirik, maka ia menjumpai istri-istri yang disediakan untuknya yang sebelum itu dia tidak pernah melihat mereka, lalu mereka berkata: "Sekarang telah tiba saatnya bagimu memberikan bagian kepada kami."
Firman Allah Swt.:
berderet-deretan. (Ath-Thur: 20)
Yakni wajah sebagian dari mereka berhadapan dengan wajah sebagian yang lainnya, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. (Ash-Shaffat: 44)
Adapun firman Allah Swt.:
dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (Ath-Thur: 20)
Yaitu Kami berikan kepada mereka pendamping-pendamping yang saleh sebagai istri-istri mereka yang cantik-cantik dari bidadari yang bermata jeli.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan Kami kawinkan mereka. (Ath-Thur: 20) Yakni Kami nikahkan mereka dengan bidadari yang bermata jeli.
Mengenai sifat dan gambaran mereka (bidadari-bidadari) telah disebutkan di banyak tempat sehingga tidak perlu diulangi lagi.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka bertelekan) menjadi Hal dari Dhamir yang terkandung di dalam firman-Nya, "Fii jannaatin" (di atas dipan-dipan berderetan) sebagian dari dipan-dipan itu letaknya berdampingan dengan yang lainnya (dan Kami kawinkan mereka) di'athafkan kepada lafal jannaatin, yakni Kami buat mereka senang dan tenang (dengan bidadari-bidadari) yang jeli matanya lagi sangat cantik.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka duduk bertelekan di atas dipan-dipan yang tersusun rapi. Dan mereka Kami kawinkan dengan bidadari-bidadari yang putih dan bermata lebar dan jeli.
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang dibe-rikan kepada mereka oleh Rabb mereka dan Rabb mereka memeli-hara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka), 'Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan,' mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (Ath-Thur: 17-20).
(17) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan hukuman bagi orang-orang yang zhalim, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kenikmatan orang-orang yang bertakwa supaya terangkum antara berita gem-bira dan ancaman sehingga hati manusia akan berada di antara rasa takut dan pengharapan. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Sesung-guhnya orang-orang yang bertakwa," yakni, kepada Rabb mereka, mereka yang takut akan murka dan azabNya yang mengerjakan sebab-sebabnya dengan mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya, ﴾ فِي جَنَّٰتٖ ﴿ "berada dalam surga," yakni, taman-taman yang di dalamnya terdapat pohon rindang, sungai dengan air yang memancar, istana yang dikelilingi taman dan rumah yang dihiasi ﴾ وَنَعِيمٖ ﴿ "dan kenikmatan," yang mencakup kenikmatan hati, ruh, dan raga.
(18) ﴾ فَٰكِهِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡ ﴿ "Mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka." Artinya mereka merasa takjub terhadap semua pemberian Rabb seraya menikmatinya de-ngan gembira dan suka cita terhadap kenikmatan yang diberikan yang tidak mungkin bisa digambarkan, dan
﴾ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ ﴿
"Jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka (berupa bidadari yang) menyejukkan mata." (As-Sajdah: 17).
﴾ وَوَقَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka." Mereka diberi apa-apa yang disenangi dan diselamat-kan dari apa-apa yang ditakuti, karena mereka mengerjakan yang dicintai Allah سبحانه وتعالى dan menjauhi perbuatan yang bisa mendatangkan murkaNya.
(19) ﴾ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ ﴿ "(Dikatakan kepada mereka), 'Makan dan mi-numlah'," apa pun yang diinginkan oleh jiwa kalian berupa ber-bagai jenis makanan dan minuman yang nikmat, ﴾ هَنِيٓـَٔۢا ﴿ "dengan enak." Artinya seraya leluasa terhadap semua itu dengan penuh kebahagiaan dan kesenangan, ﴾ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan." Artinya, kalian mendapatkan semua itu dikarenakan perbuatan dan perkataan kalian yang baik.
(20) ﴾ مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ سُرُرٖ مَّصۡفُوفَةٖۖ ﴿ "Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan." Bertelekan adalah duduk secara nyaman, enak dan tegak, sedangkan dipan yang dimaksud adalah bantal-bantal yang berhias dengan berbagai hiasan berupa kain mewah dan kasur yang mengembang. Allah سبحانه وتعالى menggambarkan dipan-dipan berderetan sebagai petunjuk akan banyaknya, penataannya yang rapi serta kebersamaan penghuninya serta kegembiraan mereka dengan per-gaulan mereka yang baik serta saling beramah-tamah satu sama lain. Setelah kenikmatan hati, ruh, dan raga bersatu yang belum pernah terlintas di benak dan belum pernah ada dalam khayalan berupa makanan dan minuman lezat serta tempat tinggal yang indah, maka tidak ada yang tersisa selain bersenang-senang dengan wanita sebagai pelengkap kegembiraan. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan, para penduduk surga memiliki pasangan istri-istri yang sifat, bentuk tubuh, serta akhlak mereka paling sempurna, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَزَوَّجۡنَٰهُم بِحُورٍ عِينٖ ﴿ "Dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." Mereka adalah wanita-wanita yang memiliki kecantikan wujud nyata disertai akhlak yang baik sehingga siapa pun yang memandangnya akan terlena, mereka bisa menarik hati seluruh alam. Seluruh hati se-olah terbang karena merindukan mereka serta keinginan agar bisa sampai pada mereka. Bermata jeli adalah bermata indah kelabu yang bening berwarna putih dan hitam.