وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَاِنَّكَ بِاَعْيُنِنَا وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِيْنَ تَقُوْمُۙ ( الطور: ٤٨ )
Wa Aşbir Liĥukmi Rabbika Fa'innaka Bi'a`yuninā Wa Sabbiĥ Biĥamdi Rabbika Ĥīna Taqūmu. (aṭ-Ṭūr 52:48)
Artinya:
Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun, (QS. [52] At-Tur : 48)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai Nabi Muhammad, hendaklah engkau mengetahui keadaan mereka yang seperti itu, dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau selalu berada dalam pengawasan dan pemeliharaan Kami. Berzikir dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun pagi untuk melakukan kegiatan duniawi atau ukhrawi.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah menjelaskan berbagai situasi yang besar, menyedihkan hati rasul, akibat tindakan membangkang dan keras kepala orang-orang kafir dan musyrik yang menolak beriman kepada Allah dan rasulnya. Maka dalam hal ini, Allah memerintahkan kepada Muhamamd saw supaya bersabar terhadap gangguan kaumnya dan tidak lagi menghiraukan mereka, serta tetap menyampaikan perintah-Nya dan memperingatkan larangan-Nya, dan menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya, sebab Allah selalu melihatnya dan memperhatikan pekerjaannya serta menjaga dan melindunginya dari gangguan dan rintangan musuhnya. Perihal bertasbih dan memuji Tuhan ketika bangun dan berdiri, meliputi tiga keadaan, yaitu: 1. Ketika bangun dari tidur 2. Ketika bangun dari duduk 3. Ketika bangun akan salat Hal ini mengandung hikmah supaya orang mukmin selalu bertasbih setiap saat, dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, terutama perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Atha', Sa'id, Sufyan ats-sauri, dan Abul Ahwas berkata: bahwa Nabi Muhammad saw bertasbih tatkala ia bangkit dari tempat duduknya. Sebagian hadis: Dari Abu Barzah al-Aslami berkata, Rasulullah saw pada akhir hayatnya, apabila beliau bangun dari tempat duduknya beliau mengucapkan, "Subhanaka Allahumma wabihamdika asyahadu an la ilaha illa anta astagfiruka wa atubu ilaika! Engkau mengucapkan suatu ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya. Rasulullah saw bersabda, "Ucapan ini penghapus dosa dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di majlis." (Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i)
Diriwayatkan bahwasanya Jibril telah mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw agar ucapan tersebut dibaca ketika hendak bangkit dan duduk dalam satu majlis yaitu: "Mahasuci engkau, wahai Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon pengampunan-Mu dan aku bertobat kepada-Mu." (Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. (Ath-Thur: 48)
Yakni bersabarlah terhadap gangguan mereka, janganlah engkau hiraukan mereka, karena sesungguhnya engkau selalu berada pada penglihatan Kami dan berada dalam penjagaan Kami; Allah memelihara kamu dari gangguan manusia.
Firman Allah Swt.:
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48)
Ad-Dahhak mengatakan bahwa yang dimaksud ialah bangun berdiri untuk mengerjakan salat. Kalimat tasbih itu ialah, "Mahasuci Engkau, ya Allah, dengan memuji kepada Engkau, Mahasuci Asma-Mu dan Mahatinggi Keagungan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau."
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam serta lain-lainnya. Imam Muslim telah meriwayatkan di dalam kitab sahihnya dari Umar, bahwa ia selalu mengucapkan tasbih ini pada permulaan salatnya.
Imam Ahmad dan para pemilik kitab sunan telah meriwayatkannya dari Abu Sa'id dan lain-lainnya, dari Nabi Saw., bahwa beliau Saw. selalu mengucapkan tasbih tersebut.
Abul Jauza telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yakni dari tidurmu, dari peraduanmu.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, dan pendapat ini dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Al-Auza'i, telah menceritakan kepadaku Umair ibnu Hani", telah menceritakan kepadaku Junadah ibnu Abu Umayyah, telah menceritakan kepada kami Ubadah ibnus Samit, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Barang siapa yang bangun di tengah malam, lalu mengucapkan, "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah. Dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Allah Mahabesar, dan tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, " kemudian ia mengucapkan, "Ya Tuhanku berilah ampunan bagiku" —atau kemudian ia berdoa— niscaya akan diperkenankan baginya. Dan jika dia bangkit membenahi diri, lalu berwudu, kemudian salat, maka salatnya diterima.
Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahihnya, juga para pemilik kitab sunan, melalui hadis Al-Walid ibnu Muslim dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yaitu dari setiap majelis.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yakni apabila seseorang hendak berdiri dari majelisnya, dianjurkan mengucapkan doa berikut sebelum meninggalkannya, yaitu: "Mahasuci Engkau, ya Allah dan dengan memuji kepada Engkau."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami AbunNadr Ishaq ibnu Ibrahim Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Syu'aib, telah menceritakan kepadaku Talhah ibnu Amr Al-Hadrami, dari Ata ibnu Abu Rabah, bahwa ia telah menceritakan kepadanya tentang makna firman Allah Swt.: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yaitu bila engkau berdiri dari setiap majelismu dianjurkan membaca doa ini; dan jika engkau berbuat baik dalam majelismu, maka makin bertambahlah kebaikanmu; dan jika engkau berbuat selain itu, maka doamu itu merupakan penghapus dosanya.
Abdur Razzaq telah mengatakan di dalam kitab Jami'-nya, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Abu Usman Al-Faqir, bahwa Malaikat Jibril mengajari Nabi Saw. doa berikut yang dibaca bila bangkit meninggalkan majelis, yaitu: Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan bertobat kepada Engkau.
Ma'mar mengatakan bahwa ia pernah mendengar ulama lainnya meriwayatkan bahwa doa ini merupakan kifarat (penghapus dosa) majelis, dan predikatnya adalah mursal.
Akan tetapi, ada hadis-hadis yang disandarkan melalui berbagai jalur yang sebagian darinya menguatkan sebagian yang lain mengatakan hal yang senada. Antara lain ialah hadis Ibnu Juraij, dari Suhail ibnu Abu Saleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:
Barang siapa yang duduk di suatu majelis, lalu banyak suara gaduh padanya, kemudian ia mengucapkan doa berikut saat berdiri akan meninggalkan majelisnya, "Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu, " melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi dalam majelisnya itu.
Imam Turmuzi telah meriwayatkan hadis ini yang lafaznya adalah seperti hadis di atas, juga Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum walLailah, melalui hadis Ibnu Juraij. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Imam Hakim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab Mustadrak-nya, dan ia mengatakan bahwa sanad hadis ini dengan syarat Muslim, terkecuali Imam Bukhari yang menilainya daif (lemah).
Menurut hemat kami, yang menilainya alil bukan hanya Imam Bukhari, tetapi juga Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Hatim, Abu Zar'ah, dan Ad-Daruqutni serta lain-lainnya. Dan mereka menilainya suatu anggapan yang tidak benar bila hanya disandarkan kepada Ibnu Juraij, karena Imam Abu Daud telah meriwayatkannya di dalam kitab sunannya melalui jalur selain Ibnu Juraij sampai kepada Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
Imam Abu Daud telah meriwayatkan hadis ini, juga Imam Nasai serta Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya, tetapi lafaznya berdasarkan apa yang ada pada Imam Abu Daud melalui jalur Al-Hajjaj ibnu Dinar, dari Hasyim, dari Abul Aliyah, dari Abu Barzah Al-Aslami yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. di usia senjanya apabila hendak meninggalkan majelisnya mengucapkan doa berikut:
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada Engkau, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun kepada Engkau dan bertobat kepada Engkau. Lalu ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar telah mengucapkan suatu doa yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya di masa lalu." Beliau Saw. menjawab: Sebagai penghapus (dosa) yang terjadi di dalam majelis itu.
Tetapi hal yang semisal telah diriwayatkan pula melalui Abul Aliyah secara mursal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Imam Nasai dan Imam Hakim meriwayatkan hadis yang semisal melalui Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Rafi' ibnu Khadij, dari Nabi Saw.. tetapi telah diriwayatkan pula hal yang semisal secara mursal: hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Abu Daud melalui Abdullah ibnu Amr yang telah mengatakan:
Ada beberapa kalimat (doa) yang tidak sekali-kali dibaca oleh seseorang dalam majelisnya di saat hendak meninggalkan majelisnya sebanyak tiga kali, melainkan dihapuskan darinya apa yang dilakukannya dalam majelis itu berkat kalimat-kalimat tersebut. Dan tidaklah ia mengucapkannya pada majelis kebaikan dan majelis zikir kecuali dianjurkan ditutup dengannya sebagaimana sepucuk surat yang diakhiri dengan cap, yaitu: "Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada Engkau, tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan bertobat kepada Engkau.,
Imam Hakim mengetengahkan hadis ini melalui Ummul Mu’minin Aisyah r.a. yang dinilainya sahih melalui riwayat Jubair ibnu Mut'im. Dan Abu Bakar Al-Ismaili telah meriwayatkan hal yang semisal melalui Amirul Mu-rninin Umar ibnul Khattab, yang semuanya dari Nabi Saw. Dan kami telah menerangkan hal ini secara terpisah dengan rinci, yaitu dengan menyebutkan jalur-jalurnya, lafaz-lafaznya, kelemahan-kelemahannya, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengannya. Segala puji dan karunia adalah milik Allah Swt.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu) yaitu dengan ditangguhkannya mereka dan janganlah dadamu merasa sempit karenanya (maka sesungguhnya kamu berada dalam pengawasan-Ku) yaitu selalu dalam lindungan dan pengawasan-Ku (dan bertasbihlah) seraya (memuji Rabbmu) yaitu katakanlah, 'Subhaanallah Wa Bihamdihii' (ketika kamu bangun berdiri) dari tidurmu atau dari tempat majelismu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka bersabarlah dengan ketetapan Tuhanmu yang menunda siksa bagi mereka, dan tabahlah dalam menghadapi penderitaan yang kamu terima dari mereka. Sesungguhnya kamu berada dalam penjagaan dan pemeliharaan Kami. Maka tipu daya mereka tidak akan membahayakanmu, dan bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmu ketika kamu bangun.