An-Najm Ayat 25
فَلِلّٰهِ الْاٰخِرَةُ وَالْاُوْلٰى ࣖ ( النجم: ٢٥ )
Falillāhi Al-'Ākhiratu Wa Al-'Ūlaá (an-Najm 53:25)
Artinya:
(Tidak!) Maka milik Allah-lah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (QS. [53] An-Najm : 25)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
yaitu yang terkait dengan harta, kedudukan, dan kesenangan hidup? Tidak! Mereka hanya makhluk yang telah ditetapkan oleh Allah, maka sesungguhnya milik Allahlah kehidupan akhirat yang abadi dan kehidupan dunia yang fana.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Maka Allah swt menambahkan dalam ayat ini apakah mereka itu mengharapkan sesuatu yang mereka cita-citakan berupa syafaat dari tuhan-tuhan mereka di akhirat? Tidak, sama sekali berhala-berhala itu tidak ada gunanya, ia tidak akan membantu apa-apa karena berhala-berhala itu adalah benda mati yang keras bagai batu. Bahwasanya segala apa yang ada di dunia dan di akhirat adalah milik Allah, dan berhala-berhala itu tidak memiliki apa-apa. Allah telah membuat mereka berputus asa untuk mendapat kebaikan dari ibadat kepada berhala. Berhala itu tidak dapat menjadi alat penghubung untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
(Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (An-Najm: 25)
Yakni sesungguhnya semua urusan itu hanyalah milik Allah, Raja di dunia dan akhirat dan Yang mengatur di dunia dan di akhirat. Dialah yang atas kehendak-Nya sesuatu menjadi ada dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tiada.
Firman Allah Swt.:
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai-(Nya). (An-Najm: 26)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. (Al-Baqarah: 255)
Dan firman Allah Swt.:
Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu. (Saba': 23)
Apabila persyaratan ini ditetapkan terhadap para malaikat yang terdekat (dengan Allah), maka mengapa kalian orang-orang yang bodoh mengharapkan syafaat dari berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu di sisi, Allah Swt., sedangkan Allah Swt. tidak memerintahkan penyembahannya dan tidak pula mengizinkan meminta syafaat darinya, bahkan Allah Swt. melarang melakukan penyembahan terhadap berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu melalui lisan para rasul, juga larangan mengenai hal tersebut telah termaktub di dalam semua kitab-kitab yang diturunkan-Nya?
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia) tiada sesuatu pun yang terjadi pada keduanya melainkan sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Bahkan manusia sama sekali tidak mendapatkan syafaat patung-patung tersebut atau keinginan- keinginan lain yang dia cita-citakan. Hanya kepunyaan Allahlah perkara akhirat dan dunia seluruhnya.
6 Tafsir as-Saadi
"Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) meng-anggap Lata dan Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling terke-mudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah meng-ikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sungguh telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka. Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia." (An-Najm: 19-25).
(19-20) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan petunjuk dan agama yang benar yang dibawa Muhammad a serta perintah untuk ber-ibadah kepadaNya dan mengesakanNya, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kebatilan jalan orang-orang musyrik, berupa penyem-bahan terhadap patung dan berhala yang tidak memiliki kesem-purnaan sifat dan juga tidak bisa mendatangkan manfaat serta mara bahaya, sesembahan-sesembahan tersebut hanya nama yang tidak memiliki makna yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dan nenek moyang mereka yang bodoh dan sesat, mereka mem-buat-buat nama-nama batil yang seharusnya tidak berhak. Mereka menipu diri mereka sendiri dan juga orang lain berupa kesesatan. Sesembahan-sesembahan dengan kondisi seperti ini sama sekali tidak berhak disembah. Sekutu-sekutu Allah سبحانه وتعالى yang mereka beri nama seperti itu menurut pengakuan mereka bersumber dari sifat-sifatnya. Mereka memberi nama Latta (اَللَّات) yang berasal dari kata اَلْإِلٰهُ (yang merupakan nama Allah) yang berhak untuk disembah. Nama Uzza (اَلْعُزَّى) berasal dari kata al-Aziz (اَلْعَزِيْزُ) yang bermakna Yang Mahaperkasa. Nama Manat (اَلْمَنَاة) berasal dari kata al-Mannan (اَلْمَنَّانُ) yang bermakna Yang Maha Pemberi, dengan maksud me-nentang nama-nama Allah سبحانه وتعالى serta menyekutukan Allah سبحانه وتعالى dengan nama-nama itu. Sebenarnya, nama-nama sesembahan tersebut tidak memiliki makna. Siapa saja yang memiliki akal walaupun sedikit bisa mengetahui kebatilan sifat-sifat yang terdapat pada sesembahan-sesembahan itu.
(21) ﴾ أَلَكُمُ ٱلذَّكَرُ وَلَهُ ٱلۡأُنثَىٰ ﴿ "Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?" Artinya, kalian menganggap Allah سبحانه وتعالى memiliki anak-anak perempuan berdasarkan dugaan kalian sedangkan kalian menganggap memiliki anak-anak lelaki.
(22) ﴾ تِلۡكَ إِذٗا قِسۡمَةٞ ضِيزَىٰٓ ﴿ "Yang demikian itu tentulah suatu pem-bagian yang tidak adil," yakni, zhalim. Kezhaliman apa yang lebih besar daripada pembagian yang melebihkan bagian makhluk melebihi bagian Khalik? Mahatinggi Allah سبحانه وتعالى dari ucapan mereka, karena tinggi hati dan sikap sombong mereka.
(23) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنۡ هِيَ إِلَّآ أَسۡمَآءٞ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٍۚ ﴿ "Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya," berupa hujjah dan bukti atas kebenaran pandangan kalian. Semua hal yang tidak diturunkan keterangan-nya oleh Allah سبحانه وتعالى adalah batil, rusak dan tidak boleh dijadikan sebagai anutan. Sebenarnya mereka sendiri pun tidak mengikuti bukti yang mereka yakini sebagai pendapat. Pendorong mereka mengucapkan perkataan itu hanyalah dugaan keliru, kebodohan hina, dan hawa nafsu mereka yang menginginkan kesyirikan dan bid'ah yang sesuai dengan kemauan mereka. Nyatanya, mereka tidak memiliki motif untuk mengikuti prasangka selain karena tidak adanya ilmu dan petunjuk. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ ٱلۡهُدَىٰٓ ﴿ "Dan sungguh telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka," yakni, yang menunjukkan mereka dalam ma-salah tauhid, kenabian serta seluruh hal yang dibutuhkan oleh manusia; semuanya telah dijelaskan oleh Allah سبحانه وتعالى dengan jelas, dan tujuannya pun telah ditunjukkan dengan menegakkan berbagai dalil serta bukti nyata yang mewajibkan mereka dan lainnya untuk mengikuti sehingga tidak tersisa satu alasan pun bagi seseorang setelah penjelasan dan bukti nyata itu diberikan. Karena jalan yang mereka tempuh itu berujung pada penurutan praduga dan berakhir dengan kesengsaraan abadi serta azab yang kekal, maka tetap berada dalam kondisi seperti ini menjadikannya orang yang paling bodoh dan zhalim.
(24-25) Meski demikian, mereka tetap berangan-angan dan menipu diri mereka sendiri. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى mengingkari dugaan mereka yang mengira angan-angan itu akan dicapai, mereka berdusta dalam hal ini, Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ أَمۡ لِلۡإِنسَٰنِ مَا تَمَنَّىٰ 24 فَلِلَّهِ ٱلۡأٓخِرَةُ وَٱلۡأُولَىٰ ﴿ "Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakan-nya? (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia." Allah سبحانه وتعالى memberikan sebagian jatah dunia dan akhirat pada orang yang dikehendaki dan mencegahnya dari orang yang dikehendaki. Tidak berdasarkan angan-angan dan hawa nafsu mereka.