Al-Waqi'ah Ayat 26
اِلَّا قِيْلًا سَلٰمًا سَلٰمًا ( الواقعة: ٢٦ )
'Illā Qīlāan Salāmāan Salāmāan. (al-Wāqiʿah 56:26)
Artinya:
tetapi mereka mendengar ucapan salam. (QS. [56] Al-Waqi'ah : 26)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Tetapi, di dalam sana mereka hanya mendengar ucapan salam hangat dan doa yang menyejukkan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa di dalam surga itu tidak akan terdengar kata-kata sia-sia, yang memuakkan, yang tidak layak diucapkan oleh orang baik-baik yang mempunyai akhlak tinggi dan mempunyai perasaan yang halus, terlebih kata-kata yang menimbulkan dosa. Di sana akan terdengar ucapan-ucapan salam dan kata-kata yang baik, yang enak didengar telinga. Demikian di ayat lain Allah berfirman:
Doa mereka di dalamnya ialah, "Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam" (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, "Alhamdu lillahi Rabbil 'alamin" (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam). (Yunus/10: 10)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Al-Waqi'ah: 25-26)
Yakni di dalam surga mereka tidak pernah mendengar perkataan yang tiada gunanya atau perkataan yang sia-sia atau perkataan yang mengandung makna yang kotor atau rendah, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
di dalamnya tidak kamu dengar perkataan yang tidak berguna. (Al-Ghasyiyah: 11)
Maksudnya, kalimat yang sia-sia tiada gunanya.
dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. (Al-Waqi'ah: 25)
Yakni kata-kata yang mengandung keburukan.
tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Al-Waqi'ah: 26)
Yaitu hanya kata salam dari sebagian mereka kepada sebagian yang lain. seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
salam penghormatan mereka ialah 'Salam'. (Ibrahim: 23)
dan pembicaraan mereka pun bersih dari sia-sia dan yang mengandung keburukan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Akan tetapi) (dikatakan) kepada mereka ucapan (Salam, Salam) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal Qiilan; mereka benar-benar mendengarnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Di dalam surga, mereka tidak mendengar ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat dan perbincangan yang menimbulkan dosa bagi pendengarnya, selain ucapan sesama mereka, "Kami sampaikan salam sejahtera."
6 Tafsir as-Saadi
"Apabila terjadi Hari Kiamat, terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal). (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beter-bangan, dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alang-kah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga-surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahta-kan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-ha-dapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbul-kan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam." (Al-Wa-qi'ah: 1-26).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-3) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang kondisi kiamat yang pasti terjadi, di mana ﴾ لَيۡسَ لِوَقۡعَتِهَا كَاذِبَةٌ ﴿ "terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal)," maksudnya, tidak ada keraguan padanya, karena telah nampak bukti-buktinya, baik secara akal maupun dalil al-Qur`an dan as-Sunnah. Dan kemahabijaksanaanNya telah menunjukkan bahwa, ﴾ خَافِضَةٞ رَّافِعَةٌ ﴿ "(kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)," maksudnya, meren-dahkan (sebagian) manusia di tempat paling rendah dan meninggi-kan sebagian manusia lain di tempat yang paling tinggi. Atau bisa pula bermakna, ia merendahkan suaranya sehingga memperdengar-kan yang dekat, dan meninggikan suaranya sehingga memperde-ngarkan yang jauh.
(4-6) ﴾ إِذَا رُجَّتِ ٱلۡأَرۡضُ رَجّٗا ﴿ "Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya," maksudnya, digerakkan dan diobrak-abrik, ﴾ وَبُسَّتِ ٱلۡجِبَالُ بَسّٗا ﴿ "dan gunung-gunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya" maksudnya diluluh-lantakkan, ﴾ فَكَانَتۡ هَبَآءٗ مُّنۢبَثّٗا ﴿ "maka jadilah ia debu yang beterbangan" sehingga di bumi tidak ada gunung atau tanda apa pun, datar sama sekali, kamu tidak melihat tempat yang rendah maupun yang tinggi sama sekali padanya.
(7-9) ﴾ وَكُنتُمۡ ﴿ "Dan kamu" wahai para hamba ﴾ أَزۡوَٰجٗا ثَلَٰثَةٗ ﴿ "men-jadi tiga golongan," maksudnya, kalian terbagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan amalan baik dan buruk kalian. Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan secara terperinci tentang keadaan tiga golongan ter-sebut dengan berfirman, ﴾ فَأَصۡحَٰبُ ٱلۡمَيۡمَنَةِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلۡمَيۡمَنَةِ ﴿ "Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu" sebagai bentuk peng-agungan bagi kedudukan dan keadaan mereka.﴾ وَأَصۡحَٰبُ ٱلۡمَشۡـَٔمَةِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلۡمَشۡـَٔمَةِ ﴿ "Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu," dan ini menjelaskan betapa mengerikan keadaan mereka.
(10-14) ﴾ وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلسَّٰبِقُونَ 10 أُوْلَٰٓئِكَ ٱلۡمُقَرَّبُونَ 11 ﴿ "Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah)," maksudnya adalah bahwa orang-orang yang ketika di dunia paling dahulu kepada kebaikan (keimanan), mereka di akhirat ada-lah orang-orang yang paling dahulu masuk surga. Mereka itulah yang memiliki sifat didekatkan kepada Allah, ﴾ فِي جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿ "berada dalam surga-surga kenikmatan," di tempat yang paling tinggi, di tempat tertinggi yang tidak ada tempat lagi di atasnya. Dan mereka yang disebutkan adalah ﴾ ثُلَّةٞ مِّنَ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu," maksudnya, jumlah golongan besar orang-orang terdahulu dari umat ini ataupun selain mereka. ﴾ وَقَلِيلٞ مِّنَ ٱلۡأٓخِرِينَ ﴿ "Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian." Ini menun-jukkan keutamaan generasi awal umat ini secara umum daripada umat yang datang selanjutnya, karena orang-orang yang didekat-kan (kepada Allah) dari golongan pertama lebih banyak daripada golongan orang-orang yang kemudian. Dan orang-orang yang di-dekatkan kepada Allah adalah manusia-manusia istimewa.
(15-16) ﴾ عَلَىٰ سُرُرٖ مَّوۡضُونَةٖ ﴿ "Mereka berada di atas dipan yang ber-tahtakan emas dan permata," maksudnya, bertahtakan emas, perak, mutiara, permata dan perhiasan lain yang tidak diketahui kecuali oleh Allah سبحانه وتعالى. ﴾ مُّتَّكِـِٔينَ عَلَيۡهَا ﴿ "Seraya bertelekan di atasnya," maksudnya, di atas dipan tersebut, duduk mapan nan penuh dengan ketenang-an, santai dan nyaman, ﴾ مُتَقَٰبِلِينَ ﴿ "berhadap-hadapan," wajah setiap dari mereka kepada wajah temannya, karena kejernihan hati me-reka dan saling menerima dengan penuh kecintaan dan kebaikan adab mereka.
(17-19) ﴾ يَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ ﴿ "Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda," maksudnya anak-anak yang masih kecil yang sangat tampan dan menawan mengelilingi para penghuni surga untuk melayani mereka dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
﴾ كَأَنَّهُمۡ لُؤۡلُؤٞ مَّكۡنُونٞ 24 ﴿
"Seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan." (ath-Thur: 24), maksudnya tersimpan di mana tidak dijamah oleh sesuatu pun yang dapat merubahnya, mereka terciptakan untuk hidup abadi dan selamanya, dan mereka mengelilingi para penghuni surga dengan membawa bejana-bejana tempat minum mereka, ﴾ بِأَكۡوَابٖ ﴿ "dengan membawa gelas," yaitu tempat air minum yang tidak memi-liki pegangan, ﴾ وَأَبَارِيقَ ﴿ "dan cerek," yaitu tempat air yang memiliki pegangan, ﴾ وَكَأۡسٖ مِّن مَّعِينٖ ﴿ "dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir," maksudnya dari khamar yang lezat diminum lagi tidak memabukkan, ﴾ لَّا يُصَدَّعُونَ عَنۡهَا ﴿ "mereka tidak pening karenanya," maksudnya bahwa khamar tersebut tidak membuat mereka pusing sebagaimana khamar dunia membuat pusing kepala orang yang meminumnya, dan tidak juga mereka ﴾ يُنزِفُونَ ﴿ "mabuk," maksudnya akal mereka tidaklah pergi melayang-layang (karena meminumnya), sebagaimana yang ditimbulkan oleh khamar dunia. Intinya bahwa segala macam bentuk kenikmatan di surga yang menurut jenisnya ada di dunia, maka yang ada di akhirat tidaklah mengandung kerusakan dan tidak pula membinasakan, sebagai-mana Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ فِيهَآ أَنۡهَٰرٞ مِّن مَّآءٍ غَيۡرِ ءَاسِنٖ وَأَنۡهَٰرٞ مِّن لَّبَنٖ لَّمۡ يَتَغَيَّرۡ طَعۡمُهُۥ وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ خَمۡرٖ لَّذَّةٖ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ عَسَلٖ مُّصَفّٗىۖ ﴿
"Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring." (Muhammad: 15).
Di dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى menyebutkan tentang khamar surga dan menafikan darinya segala macam kerusakan yang didapatkan pada khamar dunia.
(20) ﴾ وَفَٰكِهَةٖ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ ﴿ "Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih," maksudnya, apa pun juga yang mereka pilih, yang mata mereka suka memandangnya dan jiwa mereka menginginkannya, dari berbagai macam buah-buahan yang enak dan lezat, niscaya mereka akan mendapatkannya paling sempurna dan paling baik.
(21) ﴾ وَلَحۡمِ طَيۡرٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ ﴿ "Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan," maksudnya, dari berbagai macam jenis burung yang me-reka inginkan, dan dari jenis daging burung apa pun yang mereka kehendaki, terserah mana saja yang mereka mau, dalam keadaan dibakar (semacam disate), dimasak ataupun selain dari itu.
(22-23) ﴾ وَحُورٌ عِينٞ 22 كَأَمۡثَٰلِ ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ 23 ﴿ "Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang ter-simpan baik," maksudnya, para penghuni surga akan mendapatkan bidadari-bidadari yang bermata jeli. اَلْحَوْرَاءُ adalah wanita (bidadari) yang memiliki mata bercelak, manis, indah, dan mengagumkan, sedangkan اَلْعِيْنُ adalah wanita yang matanya besar lagi indah me-nawan. Dan keindahan mata seorang wanita adalah di antara tanda terbesar akan kecantikan dan keindahannya. ﴾ كَأَمۡثَٰلِ ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ ﴿ "Lak-sana mutiara yang tersimpan baik," maksudnya, bidadari-bidadari itu laksana mutiara putih jernih lagi indah yang terlindungi dari mata manusia, dari hembusan angin dan dari sinar matahari, di mana warnanya adalah warna yang paling baik dan tidak memiliki cacat sedikit pun. Demikian juga bidadari-bidadari yang bermata jeli tersebut yang tidak memiliki cacat sedikit pun, bahkan mereka adalah para bidadari yang memiliki sifat-sifat yang sempurna lagi indah dan menakjubkan. Apa pun yang engkau perhatikan pada-nya, maka engkau tidak akan mendapatkan melainkan semua yang membahagiakan hati dan menyenangkan pandangan.
(24) Kenikmatan tersebut yang telah dipersiapkan untuk mereka adalah ﴾ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan" yakni, sebagaimana mereka telah melakukan ber-bagai amal kebaikan, maka demikian juga Allah سبحانه وتعالى memberikan balasan dengan kebaikan dan menyempurnakan segala kemenangan dan kenikmatan untuk mereka.
(25-26) ﴾ لَا يَسۡمَعُونَ فِيهَا لَغۡوٗا وَلَا تَأۡثِيمًا ﴿ "Mereka tidak mendengar di da-lamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbul-kan dosa," maksudnya, bahwa di dalam surga yang penuh kenik-matan itu mereka tidak akan mendengar perkataan yang sia-sia, tidak mendengar ucapan yang tidak memiliki faidah dan tidak juga mendengar percakapan yang menimbulkan dosa, ﴾ إِلَّا قِيلٗا سَلَٰمٗا سَلَٰمٗا ﴿ "akan tetapi mereka hanya mendengar ucapan salam," maksudnya, mereka hanya akan mendengar perkataan baik. Yang demikian itu karena surga adalah tempat orang-orang baik, dan tidak ada pada-nya melainkan segala sesuatu yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa para penghuni surga memiliki adab yang baik dalam per-cakapan mereka, dan bahwa yang mereka ucapkan adalah perkata-an terbaik dan yang paling membahagiakan bagi hati serta paling selamat dari segala kesia-siaan dan dosa. Kita memohon kepada Allah akan karunia (surga)Nya.