Al-Waqi'ah Ayat 48
اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَ ( الواقعة: ٤٨ )
'Awa 'Ābā'uunā Al-'Awwalūna. (al-Wāqiʿah 56:48)
Artinya:
Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?” (QS. [56] Al-Waqi'ah : 48)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Apakah bapak-bapak kami yang sudah meninggal terdahulu juga akan dibangkitkan seperti halnya kami?”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu:
a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Mereka mengatakan demikian dengan nada mendustakan dan menganggap mustahil kejadian hari berbangkit. Maka dijawab oleh Allah Swt. melalui firman selanjutnya:
Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.
(Al-Waqi'ah: 49-50)
Artinya, beritakanlah kepada mereka—hai Muhammad— bahwa orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian dari Bani Adam kelak akan dikumpulkan di Padang Mahsyar pada hari kiamat nanti; tiada seorang pun dari mereka yang ketinggalan. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatwhari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami dadulah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan seizinnya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.
(Hud: 103-105)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan:
benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.
(Al-Waqi'ah: 50)
Yakni telah ditetapkan waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat pula diundurkan, juga tidak dapat ditambahi serta tidak dapat dikurangi.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu dibangkitkan pula?") lafal Awa huruf Wawunya dibaca Fat-hah, sedangkan huruf Hamzahnya menunjukkan kata tanya, Hamzah atau kata tanya pada ayat ini dan pada ayat sebelumnya mengandung arti Istib'ad, artinya jauh dari kemungkinan; ini berdasarkan keyakinan mereka yang tidak mempercayainya. Tetapi menurut suatu qiraat huruf Wawu dibaca Sukun sehingga bacaannya menjadi Au karena di'athafkan kepada Inna dan Isimnya secara Mahall.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Apakah kami dan nenek moyang kami terdahulu yang telah mati dan telah menjadi tanah yang berserakan di bumi akan dibangkitkan?"
6 Tafsir as-Saadi
"Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (sik-saan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak me-nyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah. Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar. Dan mereka selalu mengatakan, 'Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?'" (Al-Waqi'ah: 41-48).
(41-44) Yang dimaksud dengan golongan kiri ialah para penghuni neraka dan orang-orang yang beramal buruk. Dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى menyebutkan bagi mereka siksaan yang berhak mereka dapatkan, di mana Allah mengabarkan bahwasanya me-reka, ﴾ فِي سَمُومٖ ﴿ "dalam (siksaan) angin yang amat panas," yakni, angin panas yang (terhembus) dari panasnya api Neraka Jahanam, yang membuat mereka sesak nafas dan gundah yang teramat sangat, ﴾ وَحَمِيمٖ ﴿ "dan air yang panas yang mendidih," yaitu air mendidih yang dapat melelehkan usus-usus mereka, ﴾ وَظِلّٖ مِّن يَحۡمُومٖ ﴿ "dan dalam naung-an asap yang hitam" yakni jilatan api yang bercampur dengan asap panas, ﴾ لَّا بَارِدٖ وَلَا كَرِيمٍ ﴿ "tidak sejuk dan tidak menyenangkan." Maksudnya bahwa asap yang hitam tersebut tidak mengandung kesejukan sama sekali dan tidak pula menyenangkan.
Maksud ayat ini adalah bahwa dalam kondisi tersebut (me-reka ditimpa) kegundahan, kegalauan, dan kesengsaraan yang tidak mengandung kebaikan sama sekali. Karena penafian sesuatu berarti penetapan sesuatu yang berlawanan dengannya.
(45-48) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan amal perbuatan para penghuni neraka yang telah menghantarkan mereka kepada balasan tersebut dengan berfirman, ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُتۡرَفِينَ ﴿ "Sesung-guhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah." Maksudnya bahwa dunia telah membuat mereka lalai, mereka beramal (hanya untuk mendapatkan kesenangannya) dan mereka telah bersuka ria serta berhura-hura dengannya, sehingga angan-angan (terhadap kesenangan dunia) telah melalaikan mereka dari amal shalih. Inilah kemewahan hidup yang telah dicela oleh Allah سبحانه وتعالى,﴾ وَكَانُواْ يُصِرُّونَ عَلَى ٱلۡحِنثِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar," mak-sudnya bahwa mereka melakukan dosa-dosa besar dan tidak ber-taubat darinya serta tidak menyesalinya, bahkan mereka terus menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat Rabb mereka murka, mereka telah mempersembahkan kepadaNya dosa yang begitu banyak yang tidak mungkin untuk diampuni. Dan (di samping itu) mereka juga mengingkari Hari Pembalasan, di mana mereka mengatakan (sebagai bentuk ketidakpercayaan mereka kepadanya), ﴾ أَئِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابٗا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ 47 أَوَءَابَآؤُنَا ٱلۡأَوَّلُونَ 48 ﴿ "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesung-guhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? Apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?" Maksudnya, bagai-mana mungkin kami akan dibangkitkan kembali setelah kematian kami, sedangkan kami telah hancur lebur menjadi tanah dan tulang belulang?! Ini adalah suatu yang mustahil.
Maka Allah سبحانه وتعالى berfirman menjawab perkataan mereka,