"Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam! Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuh-kannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang. (Sambil berkata), 'Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian, bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa'." (Al-Waqi'ah: 63-67).
(63-67) Ini adalah karunia Allah bagi hamba-hambaNya, dengannya Dia menyeru para hamba agar mengesakanNya, ber-ibadah kepadaNya, dan kembali kepadaNya, di mana Dia تعالى telah menganugerahkan nikmat kepada mereka dengan apa-apa yang memudahkan mereka berupa sawah, ladang, pohon, buah, kemu-dian keluar darinya berbagai macam jenis makanan, rizki, dan buah-buahan yang merupakan kebutuhan pokok dan kemaslahatan mereka yang tidak mungkin bagi mereka untuk dapat menghitung-nya, apalagi mensyukuri dan menunaikan haknya. Oleh karena itu Allah سبحانه وتعالى menetapkan karuniaNya dengan berfirman, ﴾ ءَأَنتُمۡ تَزۡرَعُونَهُۥٓ أَمۡ نَحۡنُ ٱلزَّٰرِعُونَ ﴿ "Kamukah yang menumbuhkannya atau Kami-kah yang menum-buhkannya?" Maksudnya, apakah kalian yang mengeluarkannya dari bumi dalam bentuk tanaman, atau apakah kalian yang me-numbuhkannya? Atau apakah kalian yang mengeluarkan bulir dan buahnya sehingga menjadi tanaman yang siap dipanen dan buah yang sudah matang? Atau hanya Allah-lah semata yang melakukan itu semua dan menganugerahkannya kepada kalian? Usaha mak-simal yang bisa kalian lakukan hanyalah mengolah dan membajak tanah kemudian menabur benih padanya, setelah itu kalian sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu dan tidak ada kekuasaan bagi kalian yang lebih dari hal tersebut.
Namun meski demikian, Allah memperingatkan kalian bahwa tanaman itu berpotensi rusak jika bukan karena penjagaan Allah dan perlindunganNya, sebagai nafkah dan kesenangan sampai waktu tertentu. Dia berfirman, ﴾ لَوۡ نَشَآءُ لَجَعَلۡنَٰهُ ﴿ "Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia" maksudnya tanaman tersebut beserta apa yang ada padanya berupa buah-buahan, menjadi ﴾ حُطَٰمٗا ﴿ "kering dan hancur" maksudnya hancur berantakan, tidak ada manfaat dan rizki padanya sama sekali, ﴾ فَظَلۡتُمۡ ﴿ "maka jadilah kamu" maksudnya disebabkan tanaman itu menjadi hancur setelah kalian lelah mena-namnya dan telah mengeluarkan banyak harta untuknya ﴾ تَفَكَّهُونَ ﴿ "heran tercengang," maksudnya, kalian akan menyesali apa yang menimpa kalian, sehingga dengan demikian akan sirna kebahagia-an, kesenangan, dan kegembiraan kalian, kemudian kalian akan mengatakan, ﴾ إِنَّا لَمُغۡرَمُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian," yakni bahwa sesungguhnya kami telah ditimpa musibah yang membinasakan kami. Kemudian setelah itu kalian akan tahu dari mana sebenarnya kalian datang, dan karena sebab apakah ka-lian tertimpa musibah. Lalu kalian mengatakan, ﴾ بَلۡ نَحۡنُ مَحۡرُومُونَ ﴿ "Bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa"!
Oleh karena itu, panjatkanlah pujian ke hadirat Allah سبحانه وتعالى yang telah menanamnya untuk kalian, kemudian memelihara dan menyempurnakannya (hingga waktu panen), dan tidak mengirim perusak-perusak yang membuat kalian tidak dapat mendapatkan manfaat dan kebaikannya.