Al-An'am Ayat 55
وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلِتَسْتَبِيْنَ سَبِيْلُ الْمُجْرِمِيْنَ ࣖ ( الأنعام: ٥٥ )
Wa Kadhalika Nufaşşilu Al-'Āyāti Wa Litastabīna Sabīlu Al-Mujrimīna. (al-ʾAnʿām 6:55)
Artinya:
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (QS. [6] Al-An'am : 55)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Uraian yang sedemikian jelas pada ayat-ayat sebelumnya digarisbawahi pada ayat ini. Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh dan agar terlihat jelas pula jalan orang-orang yang berdosa. Setiap orang pada akhirnya akan mempertanggungjawabkan pilihan jalan yang ditempuh, karena keterangan-keterangan dari Allah Yang Mahakuasa sudah sangat jelas.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Jalan hidup orang-orang beriman adalah mengerjakan kebaikan. Kalaupun mereka berbuat salah, itu karena kekeliruan. Sedangkan jalan hidup orang yang tidak beriman adalah berbuat dosa. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia dengan sejelas-jelasnya agar orang-orang beriman mengetahui secara nyata, mana jalan orang-orang baik dan mana jalan orang-orang berdosa.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman, "Sebagaimana Kami telah jelaskan hal-hal yang telah lalu keterangannya, yaitu hujah-hujah dan daliJ-dalil sebagai jalan petunjuk dan bimbingan, dan telah dicela sikap membantah dan ingkar."
Demikian pula Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Yakni ayat-ayat diperlukan oleh orang-orang yang diajak bicara keterangannya secara jelas.
...dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.
Yaitu supaya jelas jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang berdosa yang menentang para rasul.
Menurut qiraah yang lain, ayat ini dibaca sabila, sehingga artinya menjadi demikian:
dan supaya kamu jelas terhadap jalan orang-orang yang berdosa.
Artinya, agar kamu jelas, hai Muhammad, atau hai orang yang diajak bicara terhadap jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang berdosa.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami jelaskan sebelumnya (Kami terangkan) Kami jelaskan (ayat-ayat) Alquran untuk menampakkan yang hak kemudian diamalkan (supaya jelas) supaya menjadi terang (jalan) kelakuan (orang-orang yang berdosa) kemudian engkau menjauhinya. Dalam suatu qiraat dibaca litubayyina; menurut qiraat lainnya dibaca litastabiina. Bila lafal sabiil dibaca nashab maka pembicaraannya ditujukan kepada Nabi saw.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dengan keterangan yang jelas itu, Kami menerangkan bukti-bukti yang bermacam-macam, agar menjadi tampak jalan kebenaran yang dilalui oleh orang-orang Mukmin dan menjadi jelas jalan kebatilan yang dilalui oleh orang-orang kafir.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan berilah peringatan dengan ayat yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpun kepada Tuhannya (pada Hari Kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelin-dung dan pemberi syafa'at pun selain dari Allah, agar mereka bertakwa. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang me-nyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki WajahNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim. Dan demikianlah, telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, 'Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?' (Allah berfirman), 'Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?' Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, 'Salamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas DiriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakan-nya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' Dan demikianlah Kami te-rangkan ayat-ayat al-Qur`an, (supaya jelas jalan orang-orang yang shalih) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa." (Al-An'am: 51-55).
(51) Al-Qur`an ini adalah peringatan bagi semua makhluk, akan tetapi yang mengambil manfaat hanyalah ﴾ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحۡشَرُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ ﴿ "orang-orang yang takut akan dihimpun kepada Tuhannya (pada Hari Kiamat)." Mereka yakin bahwa mereka akan berpindah dari alam ini ke alam kekekalan. Oleh karena itu, mereka mengambil apa yang bermanfaat dan membuang apa yang merugikan.﴾ لَيۡسَ لَهُم مِّن دُونِهِۦ وَلِيّٞ وَلَا شَفِيعٞ ﴿ "Sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'at." Tidak ada -selain Allah- yang mengurusi perkara mereka lalu dia mewujudkan sesuatu yang dicari dan menolak se-suatu yang ditakuti. Tidak pula ada yang memberi syafa'at kepada mereka. ﴾ لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ ﴿ "Agar mereka bertakwa" kepada Allah dengan menaati perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, karena peringatan menuntut hal itu, dan ia adalah salah satu sebabnya.
(52) ﴾ وَلَا تَطۡرُدِ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ ﴿ "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki WajahNya." Janganlah kamu mengusir orang-orang ahli ibadah dan ikhlas dari dirimu dan dari teman bergaulmu karena kamu ingin bergaul dengan se-lain mereka. (Janganlah kamu mengusir) orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhan mereka dengan doa ibadah melalui dzikir, shalat, dan lain-lain serta doa permintaan di awal dan akhir siang, dan yang mereka cari adalah Wajhullah.
Mereka tidak mempunyai tujuan selain tujuan yang mulia ini, mereka tidak layak untuk diusir dan diacuhkan. Justru mereka berhak untuk diberikan loyalitas, dicintai, dibantu, dan didekati, karena mereka adalah manusia pilihan -walaupun mereka adalah orang-orang miskin- orang-orang mulia dalam arti sebenarnya, walaupun di mata manusia mereka diremehkan.
﴾ مَا عَلَيۡكَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَيۡءٖ وَمَا مِنۡ حِسَابِكَ عَلَيۡهِم مِّن شَيۡءٖ ﴿ "Kamu tidak memi-kul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu." Maksudnya, masing-masing memiliki hisab dan amalnya yang baik dan yang buruk, ﴾ فَتَطۡرُدَهُمۡ فَتَكُونَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim." Rasulullah telah benar-benar menaati perintah ini, jika orang-orang Mukmin yang miskin duduk bersamanya, maka beliau menyabarkan dirinya terhadap mereka, bergaul baik dengan mereka, bersikap ramah, berperilaku baik, dan mendekatkan diri-nya kepada mereka, bahkan mereka adalah mayoritas ahli maje-lisnya.
Penyebab turunnya ayat-ayat ini adalah bahwa beberapa kalangan orang-orang Quraisy atau orang-orang Arab yang keras berkata kepada Nabi, "Jika kamu ingin kami beriman dan meng-ikutimu, maka usirlah fulan dan fulan -orang-orang fakir dari kalangan sahabat- karena kami malu jika orang-orang Arab meli-hat kami duduk dengan orang-orang miskin itu."[62] Karena begitu inginnya Nabi mengislamkan mereka, dan agar mereka meng-ikutinya, maka hatinya mempunyai kecenderungan ke sana, maka Allah memperingatkannya dengan ayat-ayat ini dan sejenisnya.
(53) ﴾ وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لِّيَقُولُوٓاْ أَهَٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنۢ بَيۡنِنَآۗ ﴿ "Dan demikianlah, telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, 'Orang-orang semacam inikah dari antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?'" Maksudnya, ini termasuk ujian Allah kepada hamba-hambaNya yang mana Dia menjadikan sebagian dari mereka kaya dan sebagian lagi miskin, sebagian mulia dan sebagian lain rendah. Jika Allah menganugerahkan iman kepada orang miskin atau orang rendahan, maka itu adalah ujian bagi orang yang kaya dan mulia, jika yang dicari dan dituju oleh-nya adalah kebenaran, maka orang kaya tersebut akan beriman dan masuk Islam, dia tidak terhalang oleh kenyataan bahwa orang yang miskin lagi rendah itu akan menjadi sama dengannya dalam hal itu. Jika dia tidak jujur dalam mencari kebenaran, maka hal itu menjadi batu penghalang untuk mengikuti kebenaran. Mereka me-ngatakan kepada orang-orang yang mereka anggap lebih rendah darinya dengan penuh cibiran, ﴾ أَهَٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنۢ بَيۡنِنَآۗ ﴿ "Orang-orang semacam inikah dari antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?" Hal itu menghalangi mereka untuk mengikuti kebenaran karena tidak adanya kebersihan dalam hati mereka. Allah menjawab ucap-an mereka yang mengandung sanggahan kepada Allah dalam memberi petunjuk kepada orang-orang yang dianggap rendah itu dan tidak memberikannya kepada mereka,
﴾ أَلَيۡسَ ٱللَّهُ بِأَعۡلَمَ بِٱلشَّٰكِرِينَ ﴿ "(Allah berfirman), 'Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?'" Orang-orang yang mengetahui nikmat, mengakuinya, dan melakukan amal shalih yang merupakan tuntutannya, maka Allah memberikan karunia dan nikmatNya kepadanya, bukan kepada yang tidak bersyukur, karena Allah Mahabijaksana; Dia tidak memberikan karuniaNya pada orang yang tidak berhak. Orang-orang yang me-nentang dengan kriteria ini tidaklah sama dengan orang-orang fakir dan lainnya yang diberi nikmat iman oleh Allah, mereka ini adalah orang-orang yang bersyukur.
(54) Manakala Allah melarang mengusir kaum Mukminin yang patuh, maka Dia memerintahkannya untuk memuliakan me-reka dengan cara menghormati, menghargai, dan mengagungkan mereka. Allah berfirman, ﴾ وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ ﴿ "Apa-bila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, 'Salamun alaikum'." Maksudnya, jika orang-orang Mukmin datang kepadamu, maka hormatilah mereka, sambutlah mereka, terimalah mereka dengan salam penghormatan, sampai-kan kepada mereka berita gembira berupa rahmat Allah dan ke-luasan karuniaNya yang bisa memompa semangat dan keinginan mereka, doronglah mereka kepada semua jalan dan sebab yang mengantarkan kepadanya. Takut-takutilah mereka dari melaku-kan dosa secara terus menerus, perintahkan mereka agar bertau-bat dari dosa-dosa supaya mereka mendapatkan ampunan dan karunia Allah.
Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ كَتَبَ رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَ أَنَّهُۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ سُوٓءَۢا بِجَهَٰلَةٖ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ ﴿ "Tuhanmu telah menetapkan atas DiriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat se-telah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan," maksudnya, di samping meninggalkan dosa, menyesal, dan berhenti darinya, dia juga berupaya memperbaiki amal, menunaikan apa yang Allah wajibkan dan menambal amal-amal lahir batin yang rusak, jika semua itu ada, ﴾ فَأَنَّهُۥ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "maka sesungguhnya Allah Maha Peng-ampun lagi Maha Penyayang." Yakni, Dia mencurahkan ampunan dan rahmatNya berdasarkan apa yang mereka lakukan terhadap perintahNya.
(55) ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ ﴿ "Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat." Maksudnya, Kami jelaskan, Kami paparkan dan Kami beda-kan antara jalan petunjuk dengan jalan kesesatan, antara jalan yang benar dengan jalan yang menyimpang, agar orang-orang yang mendapat petunjuk, menjadikannya sebagai petunjuk, sedangkan kebenaran yang semestinya diikuti menjadi jelas. ﴾ وَلِتَسۡتَبِينَ سَبِيلُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "(Supaya jelas jalan orang-orang yang shalih) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa," yang mengantarkan kepada murka Allah dan azabNya. Jika jalan orang-orang yang berdosa telah je-las dan terungkap, maka ia bisa dijauhi dan dihindari. Lain halnya jika ia masih rancu dan samar, dalam kondisi ini, tujuan yang mu-lia tidak tercapai.