Dan dalam firman berikutnya Allah Swt. menjawab:
Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. (Al-Jumu'ah: 7)
Yaitu disebabkan kekafiran, perbuatan aniaya, dan perbuatan durhaka yang mereka kerjakan untuk diri mereka sendiri.
Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. (Al-Jumu'ah: 7)
Dalam pembahasan yang lalu —dalam tafsir surat Al-Baqarah— telah kami jelaskan tentang mubahalah yang diajukan terhadap orang-orang Yahudi, yaitu melalui firman-Nya:
Katakanlah, "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar.” Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling tamak kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) daripada orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 94-96)
Telah kami bahas dan kami jelaskan pula dalam tafsir ayat di atas, bahwa makna yang dimaksud ialah mereka diminta untuk melakukan sumpah dengan musuh mereka bahwa siapa yang sesat dari mereka semoga ditimpa oleh laknat Allah; apakah diri mereka ataukah musuh mereka.
Sebagaimana telah disebutkan pula dalam pembahasan mubahalah terhadap orang-orang Nasrani dalam surat Ali Imran melalui firman-Nya:
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan) kamu, maka katakanlah (kepadanya), "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (Ali Imran: 61)
Dan mubahalah terhadap orang-orang musyrik dalam surat Maryam melalui firman Allah Swt.:
Katakanlah, "Barang siapa yang berada di dalam kesesalan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya." (Maryam: 75)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Yazid Az-Zurqi, telah menceritakan kepada kami Abu Yazid, telah menceritakan kepada kami Furat, dari Abdul Karim ibnu Malik Al-Jazari, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal la'natullah pernah mengatakan bahwa sesungguhnya jika ia melihat Muhammad di dekat Ka'bah, maka ia benar-benar akan mendatanginya dan menginjak lehernya (bila Muhammad) sedang salat. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Seandainya dia benar-benar melakukannya, niscaya malaikat akan menyambarnya secara terang-terangan. Dan seandainya orang-orang Yahudi mau mengharapkan kematian (diri mereka), niscaya mereka semuanya mati, lalu mereka akan melihat tempat kediaman mereka di neraka. Dan seandainya orang-orang yang ber-mubahalah dengan Rasulullah Saw. mau keluar (untuk ber-mubahalah), tentulah mereka kembali ke tempat mereka tanpa menemukan lagi baik keluarga maupun harta benda mereka.
Imam Bukhari, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Abdul Karim. Imam Bukhari mengatakan bahwa diikuti pula oleh Amr ibnu Khalid, dari Ubaidillah ibnu Amr dari Abdul Karim. Imam Nasai telah meriwayatkannya pula dari Abdur Rahman ibnu Abdullah Al-Halabi, dari Ubaidillah ibnu Amr Ar-Ruqqi dengan sanad yang sama dan lebih sempurna.