اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ ( الملك: ١٩ )
'Awalam Yaraw 'Ilaá Aţ-Ţayri Fawqahum Şāffātin Wa Yaqbiđna Mā Yumsikuhunna 'Illā Ar-Raĥmānu 'Innahu Bikulli Shay'in Başīrun. (al-Mulk 67:19)
Artinya:
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu. (QS. [67] Al-Mulk : 19)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Pada bagian awal surah ini telah disinggung kuasa Allah di langit. Ayat ini menegaskan kembali hal tersebut: Tidakkah mereka yaitu kaum musyrik Mekah dan siapa saja yang meragukan kuasa Allah, memperhatikan burung-burung ketika terbang yang selalu mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya burung-burung itu di udara selain Yang Maha Pengasih Tuhan Pelimpah rahmat bagi segala makhluk. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu dan Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menerangkan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala sesuatu. Sebagai salah satu buktinya ialah kekuasaan-Nya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi. Burung-burung yang sedang berada di angkasa kadang-kadang terbang melayang dengan mengembangkan sayapnya. Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan terhempas ke bumi. Kadang-kadang dia mengatupkan kedua sayapnya. Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan sayapnya? Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa barang yang berat itu akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik (gravitasi) bumi?
Hal yang senada juga dapat dilihat pada ayat di bawah ini.
Tidakkah mereka melihat burung-burung yang ditundukkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman. (an-Nahl/16: 79)
Secara saintifik dapat dijelaskan bahwa burung bisa terbang adalah keunikan. Untuk dapat terbang, burung seharusnya sangat ringan. Untuk dapat lepas landas dan terus terbang di udara, burung-burung semestinya harus cukup ringan. Pada saat yang sama, ia juga harus sangat kuat dan tangguh. Kekuatan diperlukan untuk dapat tetap terbang dalam waktu yang lama, dan bermanuver untuk menangkap mangsa atau saat turun ke tempat mereka hinggap.
Tulang leher burung harus kuat sekaligus lentur. Jumlah ruas tulang leher bervariasi, ada yang 11 ada yang lebih. Kelenturan leher diperoleh dari sekelompok otot yang bekerja dengan sangat efisien. Kelenturan diperlukan untuk berbagai keperluan. Seperti pada burung laut yang menyambar ikan dengan kecepatan sangat tinggi.
Tulang burung umumnya berlubang di tengahnya, dan berdinding tipis. Berat tubuh burung diletakkan di bagian tengah tubuh. Di bagian dada terdapat tulang dada yang besar yang melekat pada otot dada besar. Otot dada inilah yang menggerakkan sayap. Otot dada meliputi sekitar 25-30% dari keseluruhan berat badan burung.
Otot dada yang bekerja keras untuk menggerakkan sayap cukup mengganggu kerja paru-paru. Untuk menanggulanginya, burung mempunyai sistem pernapasan yang berbeda. Sistem pernapasan yang digunakan adalah dengan tersebarnya kantung-kantung udara di seluruh bagian tubuhnya. Kantung demikian ini juga dapat ditemui di tulang bagian tengah yang berlubang. Udara dialirkan ke semua bagian tubuh burung dan diserap darah dengan cepat. Penyerapan berjalan cepat karena denyut jantung yang sangat kuat.
Penglihatan yang tajam merupakan syarat utama. Burung merupakan binatang yang paling mengandalkan penglihatan dalam kehidupannya. Pada beberapa burung, bahkan besar matanya melebihi besar otaknya. Burung dapat melihat ke kejauhan delapan kali lebih jelas dari manusia. Matanya dapat beradaptasi dengan cepat untuk berpindah dari melihat dekat ke melihat jauh, begitu juga sebaliknya.
Hal terpenting agar burung dapat terbang adalah terdapatnya organ sayap dan bulu. Sayap adalah semacam tangan yang mempunyai sendi peluru yang besar dan kuat di bagian bahu. Sendi ini sangat khusus, dan digunakan untuk melakukan mobilitas yang sangat rumit. Kegunaannya adalah agar burung dapat bermanuver dengan baik di udara. Sendi peluru yang demikian ini dapat memposisikan sayap sehingga burung dapat berputar dengan cepat, berganti arah, memperlambat terbang, terbang ke belakang, menukik dengan kecepatan tinggi, dan mendarat dengan anggun.
Dengan gerakan mengembangkan dan mengatupkan sayapnya, maka sesungguhnya burung-burung itu sedang mengepakkan sayapnya untuk membangkitkan aerodynamic force (gaya aerodinamika), yaitu mengumpulkan tekanan udara yang cukup di bawah sayapnya, yang akan memberikan gaya angkat dan gaya dorong kepada burung-burung untuk dapat terbang. Gaya angkat ini untuk melawan berat burung, sedang gaya dorong untuk melawan hambatan udara. Kedua gaya ini dibangkitkan oleh gerakan kepakan sayap burung dengan siklus ke atas, ke bawah, dan ke belakang secara kontiniu dan periodik. Sungguh Maha Pemurah Allah. Jika Dia berkehendak menghilangkan udara, pasti burung-burung itu tidak mungkin dapat terbang.
Bulu sayap adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah. Ringan, namun kuat, lentur, serba guna, mudah dirawat, berfungsi sebagai penyekat panas, kedap air, dan dapat diganti. Warna bulu sangat penting bagi burung. Beberapa burung mempunyai warna yang sesuai dengan lingkungannya sehingga berfungsi untuk kamuflase. Jenis lainnya menggunakan warnanya untuk menarik lawan jenisnya.
Banyak jenis burung melakukan migrasi dan melakukan perjalanan yang sangat jauh. Dalam melakukan ini, mereka mempunyai berbagai cara untuk menyimpan tenaga dalam perjalanan jauh ini. Bentuk formasi terbang berkelompok yang menyerupai huruf V pada kebanyakan bebek atau belibis saat bermigrasi, ternyata mempunyai maksud tertentu. Formasi ini ternyata menghemat energi untuk seluruh kelompok. Hal ini disebabkan karena formasi V ini menghasilkan aliran udara yang menguntungkan. Pada posisi tertentu dalam formasi ini, individu burung dapat beristirahat karena ditopang oleh pola aliran udara yang memungkinkan untuk beristirahat. Siapakah yang mengajar mereka?
Sekarang kita tahu bahwa burung menghilang dari satu tempat karena mereka berpindah ke tempat lain. Kita tahu kapan mereka pergi, ke mana mereka menuju, dan rute mana yang mereka pilih.
Kadang-kadang perjalanan mereka sangat jauh, seperti burung sandpiper. Burung ini bermigrasi dari Canada (di utara benua Amerika) ke Tierro del-Fuego (di ujung selatan benua Amerika). Beberapa jenis walet terbang sejauh 10.000 km dari Alaska ke Patagonia, Cile. Burung-burung walet yang ada di Skandinavia (Eropa utara) terbang ke selatan Afrika di musim dingin. Burung warbler yang sangat kecil, beratnya kurang dari satu ons, terbang pada malam hari dari Jerman ke Afrika pada menjelang musim dingin. Uniknya, burung ini terbang secara individu. Tidak terbang berkelompok seperti jenis burung lainnya.
Burung tern artic adalah juara terbang jarak jauh. Mereka kawin dan membesarkan anaknya di Kutub Utara pada saat musim panas, dan menghabiskan musim dingin di Kutub Selatan. Allah berfirman:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (an-Nur/24: 41)
Kita tahu bahwa burung dapat terbang, karena Allah 'memegangnya di udara. Mereka melakukan migrasi sepanjang jalur yang misterius karena melaksanakan rencana Allah. Mereka terbang sebagai bagian dari tasbih kepada Allah Sang Pencipta. Burung perkutut tidak ingin menjadi burung elang. Burung gagak tidak peduli bahwa warna bulunya tidak seindah burung nuri. Burung pemakan madu tidak akan mencoba untuk menangkap ikan sebagai ganti madu. Itu adalah pelajaran bagi kita semua yang dapat berpikir.
Siapakah yang mengajar burung itu terbang mengembangkan sayapnya? Bahkan, siapakah yang menciptakan burung itu dengan bentuk tertentu, serta dilengkapi dengan organ-organ (alat-alat) sehingga ia mampu terbang dan tidak jatuh ke bumi? Kenapa kuda tidak dapat terbang seperti burung? Bila manusia mau memikirkan semua yang disebutkan itu akan yakinlah ia bahwa sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Mahakuasa, Maha Pemurah, dan Maha Mengetahui segala yang diciptakan-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? (Al-Mulk: 19)
Maksudnya, adakalanya burung itu mengembangkan sayapnya di udara dan adakalanya mengatupkannya.
Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Tuhan Yang Maha Pemurah. (Al-Mulk: 19)
Yaitu melalui apa yang telah Dia tundukkan di udara bagi burung sebagai rahmat dan kelembutan-Nya.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Al-Mulk: 19)
Yakni hal-hal yang bermaslahat bagi segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain dari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl: 79)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan (burung-burung yang berada di atas mereka) yakni di udara (yang mengembangkan sayapnya) melebarkan sayapnya (dan mengatupkannya?) menutupkannya sesudah dikembangkan. (Tidak ada yang menahan mereka) agar jangan jatuh ke bumi sewaktu mengembangkan dan mengatupkan sayapnya (selain Yang Maha Penyayang) yakni dengan kekuasaan-Nya. (Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu) makna yang dimaksud, apakah mereka tidak menyimpulkan dengan tetapnya burung-burung di udara tentang kekuasaan Kami, bahwa Kami dapat menimpakan kepada mereka azab yang telah disebutkan di atas tadi dan azab lainnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Apakah mereka buta dan tidak melihat burung-burung di atas mereka mengembangkan dan melipat sayap-sayapnya secara silih berganti? Tidak ada yang dapat menahannya agar tidak jatuh kecuali Tuhan Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia memberikan yang terbaik kepada segala sesuatu(1). (1) Al-shaff yang terambil dari kata al-shâffât dalam ayat ini berarti burung membentangkan kedua sayapnya dengan tanpa digerakkan. Terbangnya burung adalah suatu mukjizat yang baru diketahui setelah berkembang ilmu aeronautika dan teori aerodinamik Tetapi yang mengundang kekaguman adalah apabila seekor burung dapat terbang di udara sampai hilang dari pandangan tanpa menggerakkan kedua sayapnya. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa burung-burung yang terbang tanpa menggerakkan kedua sayapnya itu sebenarnya terbang di atas aliran-aliran udara yang muncul, baik karena benturan udara dengan segala sesuatu yang menghalanginya atau karena tingginya tekanan udara panas. Hampir semua burung meiliki spesifikasi berikut: berat badan yang ringan, struktur tubuh yang kuat, tingginya kemampuan jantung, peredaran darah dan alat pernafasan serta keseimbangan tubuh. Spesifikasi itu diberikan oleh Allah untuk menjaganya di udara ketika membentangkan dan melipat kedua sayapnya. Kecuali burung- burung jenis besar yang berbeda, dibanding lainnya, karena memiliki besar rongga dada yang sederhana. Tetapi dengan lengkungan dan ikatannya di sayap yang kuat, dia bisa membentangkan sayapnya dalam waktu lama. Adapun burung-burung kecil yang mengandalkan kepakan dalam terbangnya, selalu menggerakkan sayapnya ke bawah dan ke depan agar terdorong dan terangkat ketika terbang. Kemudian melipat sayapnya dan tetap terbang dengan kekuatan dorongan yang telah dihasilkannya. Demikianlah konstruksi anatomi berbagai jenis burung yang memungkinkannya terbang, menjaga keseimbangan dan mengatur arah tubuhnya ketika terbang.