Allah menyatakan bahwa Dia memberi tempo kepada orang-orang kafir itu sampai pada waktu yang ditentukan dengan membiarkan mereka bertambah-tambah kekafiran dan kezalimannya. Allah juga menyatakan bahwa rencana-Nya tidak dapat digagalkan oleh siapa pun, dan pasti terlaksana, tidak seorang pun yang dapat menghalang-halangi-Nya.
Sebenarnya jika orang-orang kafir mau menyadari tentu mereka akan sampai kepada suatu pendirian dan pandangan bahwa yang mereka gunakan untuk menghalang-halangi Rasulullah saw dan orang-orang beriman menegakkan agama Allah, adalah nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah kepada mereka, seperti kekayaan, pangkat, jabatan, dan sebagainya. Seharusnya nikmat-nikmat itu mereka gunakan untuk mencari keridaan-Nya. Sangat besar dosa mereka karena mengingkari dan menyalahgunakan nikmat Allah itu.
Mengenai azab yang ditimpakan kepada orang-orang kafir ini diterangkan dalam hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim:
Sesungguhnya Allah Ta'ala akan menangguhkan azab bagi orang-orang yang zalim, hingga apabila Dia mengazabnya, tidak ada yang luput dari azab itu. Kemudian Nabi saw membaca (Surah Hud/11: 102): "Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat." (Riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Ya'la, al-Baihaqi dan an-Nasa'i dari Abu Musa al-Asy'ari)