Al-Qalam Ayat 7
اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖۖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ( القلم: ٧ )
'Inna Rabbaka Huwa 'A`lamu Biman Đalla `An Sabīlihi Wa Huwa 'A`lamu Bil-Muhtadīna. (al-Q̈alam 68:7)
Artinya:
Sungguh, Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk. (QS. [68] Al-Qalam : 7)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sungguh, Tuhan yang memelihara dan membimbing-mu, wahai Nabi Muhammad, Dialah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya serta siapa yang gila. dan Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk serta mengamalkan dengan mantap dan istikamah petunjuk tersebut.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini, Allah menegaskan lagi pernyataan-Nya pada ayat dahulu dengan mengatakan kepada Nabi Muhammad saw bahwa orang-orang musyrik itu pasti mengetahui perbuatan-perbuatan nyata yang telah dilaksanakannya. Allah dan Nabi Muhammad lebih mengetahui siapa yang menyimpang dari jalan yang benar yang telah dibentangkan untuknya sehingga mereka memperoleh kesengsaraan hidup di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui pula siapa yang mengikuti jalan yang benar sehingga memperoleh segala yang mereka inginkan yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, tindakan orang-orang yang menyimpang dari jalan yang benar, karena itu mereka akan merasakan kesengsaraan di dunia, seperti kekalahan dalam peperangan dan kehancuran kepercayaan mereka dan di akhirat mereka mendapat azab yang pedih.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dialah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Qalam: 7)
Allah mengetahui siapa di antara kedua golongan itu, yakni kamu dan mereka yang mendapat petunjuk, dan Dia mengetahui siapa golongan yang sesat dari kebenaran.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang Paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk) lafal a`lamu di sini bermakna 'aalimun, yakni Dia mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sesungguhnya Tuhanmulah yang Mahatahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Dialah yang Mahatahu orang-orang berakal yang mendapat petunjuk.
6 Tafsir as-Saadi
"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Rabbmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan se-sungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya; dan Dia-lah Yang Paling Menge-tahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-Qalam: 1-7).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-2) Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan pena yang merupakan kata benda umum (isim jenis) yang mencakup seluruh macam pena yang dipakai untuk mencatat berbagai disiplin ilmu dan dipakai untuk menulis prosa dan puisi. Pena dan perkataan apa saja yang ditulis dengan pena merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang besar, yang berhak untuk dijadikan obyek sumpah Allah سبحانه وتعالى atas terbebasnya Nabi Muhammad a dari sifat gila yang dituduhkan pada beliau oleh musuh-musuh beliau. Sumpah Allah سبحانه وتعالى ini menafikan sifat gila yang dituduhkan itu karena nikmat dan kebaikan RabbNya, karena Dia menganugerahkan akal yang sem-purna, pandangan yang arif, dan perkataan yang fasih yang meru-pakan hal terbaik yang ditulis pena dan dicatat oleh manusia. Dan inilah kebahagiaan di dunia.
(3) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kebahagiaan Nabi Muhammad a di akhirat seraya berfirman, ﴾ وَإِنَّ لَكَ لَأَجۡرًا غَيۡرَ مَمۡنُونٖ ﴿ "Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya." Yaitu pahala besar sebagaimana yang disebutkan oleh kata nakirah (indevinite) dalam ayat ini. Pahala besar yang tidak ada putusnya, namun tetap mengalir. Hal itu dikarenakan amal shalih, akhlak yang sempurna, dan petunjuk menuju kebaikan yang dilakukan oleh Rasulullah a.
(4) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ﴿ "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." Maksud-nya, agung dan tinggi dengan budi pekerti yang dikaruniakan Allah سبحانه وتعالى kepadamu. Secara garis besar tentang akhlaknya yang agung dijelaskan oleh Ummul Mukminin, Aisyah i, ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah a, ia menjawab,
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ.
"Akhlaknya adalah al-Qur`an."[124]
Ini semakna dengan Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ 199 ﴿
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (Al-A'raf: 199).
﴾ فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ 159 ﴿
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu-lah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya." (Ali Imran: 159).
﴾ لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ 128 ﴿
"Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sen-diri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin." (At-Taubah: 128).
Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan sifat-sifat mulia Rasu-lullah a dan berbagai ayat yang mendorong untuk berakhlak yang baik.
Beliau memiliki akhlak yang paling sempurna dan agung. Beliau selalu berada di puncak tertinggi pada masing-masing akhlak baik. Rasulullah a adalah sosok lembut, mudah (bergaul) dan dekat dengan orang, mendatangi undangan orang, memenuhi keperluan orang yang meminta sebagai pelipur lara orang yang meminta, beliau selalu memberi dan tidak menolak dalam keadaan gagal (tidak membawa hasil). Apabila sahabat-sahabat beliau menginginkan sesuatu dari Rasulullah a, beliau mengiyakan dan mengikuti mereka jika tidak ada halangan. Jika bertekad melaku-kan sesuatu, beliau tidak pernah memutuskan sendiri, namun berembug dengan para sahabat. Rasulullah a adalah sosok yang menerima kebaikan orang, memaafkan kesalahan orang dan selalu memperlakukan teman secara baik dan sempurna. Beliau tidak pernah bermuka kusam, tidak pernah berkata kasar, tidak bersikap dingin, tidak pernah terselip lidah, tidak pernah dendam dengan perlakuan dingin orang, namun justru dibalas dengan kebaikan dan beliau sangat penyabar, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau.
(5-6) Karena Allah سبحانه وتعالى menempatkan Rasulullah a di posisi tertinggi dalam berbagai hal sedangkan para musuhnya menuduh sebagai orang gila dan sakit, maka Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَسَتُبۡصِرُ وَيُبۡصِرُونَ 5 بِأَييِّكُمُ ٱلۡمَفۡتُونُ 6 ﴿ "Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila." Jelas sudah, Rasulullah a adalah orang yang paling lurus dan paling sempurna terhadap dirinya dan orang lain, sedangkan musuh-mu-suhnya adalah orang-orang yang paling sesat dan buruk. Mereka adalah orang-orang yang memfitnah dan menyesatkan hamba-hamba Allah سبحانه وتعالى dari jalanNya. Cukuplah Allah سبحانه وتعالى yang mengetahui tentang hal itu, karena Dia-lah yang akan memberi perhitungan dan membalas segala perbuatan.
(7) ﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." Dalam ayat ini terdapat ancaman untuk orang-orang zhalim, janji baik untuk mereka yang mendapatkan petunjuk, dan penjelasan tentang hikmah Allah سبحانه وتعالى yang memberi hidayah pada orang yang layak mendapatkannya, bukan pada lainnya.