Dan firman Allah Swt. berikutnya:
Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin: 16-17)
Ulama tafisr berbeda pendapat mengenai makna ayat ini, ada dua pendapat di kalangan mereka. Salah satunya mengatakan, seandainya jin yang menyimpang dari kebenaran itu menempuh jalan Islam dan kembali kepada jalan kebenaran serta tetap menempuhnya.
benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). (Al-Jin: 16)
Gadaqan artinya banyak, makna yang dimaksud ialah memberinya rezeki yang banyak lagi berlimpah. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman Allah Swt. dalam ayat lain, yaitu:
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (Al-Maidah: 66)
Dan firman Allah Swt. lainnya:
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (Al-A'raf: 96)
Dengan demikian, berarti firman Allah Swt.:
Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin: 17)
Yakni untuk Kami uji mereka dengannya, sebagaimana yang dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam, bahwa demikian itu agar Kami uji dan Kami coba mereka, siapakah di antara mereka yang tetap pada jalan hidayah, dan siapa di antara mereka yang murtad dan memilih jalan kesesatan?
Tafsir ayat menurut orang-orang yang berpendapat demikian. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus. (Al-Jin: 16) Artinya, istiqamah dalam ketaatannya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu. (Al-Jin: 16) Yaitu jalan agama Islam. Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, Sa'id ibnul Musayyab, Ata, As-Saddi, dan Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu. (Al-Jin: 16) Yakni seandainya mereka semuanya beriman, niscaya Kami luaskan bagi mereka rezeki Kami di dunia,
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu. (Al-Jin: 16) Maksudnya, jalan kebenaran. Hal yang sama dikatakan oleh Ad Dahhak, kemudian ia mengemukakan dalil kedua ayat yang telah disebutkan di atas untuk menguatkan pendapatnya; masing-masing dari mereka atau keseluruhannya yang berpendapat demikian mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin: 17) Yaitu agar Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya.
Muqatil mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Quraisy yang kafir, ketika hujan dicegah dari mereka selama tujuh tahun.
Pendapat yang kedua mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan bahwasanya jikalau mereka tetappada jalan itu. (Al-Jin: 16) Yakni jalan kesesatan. benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar. (Al-Jin: 16) sebagai istidraj dari Kami terhadap mereka, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka. Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Al-An'am: 44)
Juga semakna dengan firman-Nya:
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. (Al-Mu’minun: 55-56)
Ini adalah pendapat Abu Mijlaz alias Lahiq ibnu Humaid, karena dia mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan bahwasanya jikalau mereka tetap pada jalan itu. (Al-Jin: 16) Yakni jalan kesesatannya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim. Al-Bagawi meriwayatkannya dari Ar-Rabi' ibnu Anas, Zaid ibnu Aslam, Al-Kalabi, dan Ibnu Kaisan. Alasan pendapat ini cukup masuk di akal, dan didukung pula oleh adanya firman Allah Swt. Selanjutnya yang mengatakan: Untuk Kami beri cobaan kepada mereka dengan melaluinya. (Al-Jin 17)
Adapun firman Allah Swt.:
Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya. niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. (Al-Jin: 17)
Yaitu siksaan yang berat, keras, lagi menyakitkan. Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan firman Allah Swt.: azab yang amat berat. (Al-Jin: 17) Yakni berat tiada henti-hentinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Sa'dan adalah nama sebuah gunung di dalam neraka Jahanam. Diriwayatkan pula dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa Sa'dan adalah sebuah sumur yang ada di dalam neraka Jahanam.