Kemudian setelah manusia menuntaskan hidupnya di dunia, Dia mematikannya dengan mencabut rohnya dan menguburkannya untuk menjalani kehidupan baru di alam barzakh. Manusia tidak bisa menolak kematian; sebagaiamana dia diciptakan dari tanah, dia akan kembali ke tanah.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa dalam tahap terakhir (penghabisan), Allah mematikan dan memasukkan manusia ke dalam kubur. Sampai saatnya nanti pada hari Kiamat, Allah membangkitkannya kembali dari kubur-kubur mereka. Firman Allah menjelaskan:
Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (thaha/20: 55)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
kemudian Dia mematikannya dun memasukkannya ke dalam kubur. ('Abasa: 21)
Sesudah Allah menciptakannya dan menghidupkannya di alam wujud ini, lalu dia mematikannya dan menguburkannya, yakni Allah menjadikannya mempunyai kuburan. Dalam bahasa Arab disebutkan qabartur rajula, dikatakan demikian bila engkau mengurusi penguburannya, dan dikatakan pula aqbarahullah, artinya Allah menjadikannya memiliki kuburan. Dikatakan pula :' adabtu qarnas saur'u artinya aku potong tanduk banteng itu. Dapat pula dikatakan adabahullah, Allah menjadikan tanduknya terpotong. Dikatakan batartu zanabal ba'iri, aku potong ekor unta itu; dapat pula dikatakan abtarahullah, Allah menjadikan ekor unta itu terputus. Dikatakan tarad-tu fulanan 'anmi, artinya aku mengusir si Fulan dariku. Dikatakan pula atradahullah, Allah menjadikannya terusir. Salah seorang penyair bernama A'sya mengatakan dalam salah satu bait syairnya:
Seandainya aku sandarkan sesosok jenazah pada dadanya, niscaya ia masih hidup dan tidak jadi dipindahkan ke kuburan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur) artinya, Dia menjadikannya berada di dalam kubur yang menutupinya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Pada akhirnya Allah mematikan manusia dan memuliakannya dengan menguburnya.