"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang ber-iman. Dan apabila orang-orang beriman berlalu di hadapan me-reka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang Mukmin, mereka mengatakan, 'Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat,' padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk menjadi penjaga bagi orang-orang Mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil meman-dang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran ter-hadap apa yang dahulu mereka kerjakan." (Al-Muthaffifin: 29-36).
(29-33) Pada saat menjelaskan balasan orang-orang yang berdosa dan balasan orang-orang yang berbuat baik, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan adanya perbedaan besar antara keduanya. Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa orang-orang yang berdosa ketika berada di dunia menguasai dan mencibir orang-orang yang beriman, ﴾ يَضۡحَكُونَ ﴿ "menertawakan" mereka dan ﴾ يَتَغَامَزُونَ ﴿ "saling mengedip-ngedipkan matanya," ketika berpapasan dengan mereka. ﴾ ٱنقَلَبُواْ فَكِهِينَ ﴿ "Mereka kembali dengan gembira," yakni, bergembira atas mereka seraya me-rendahkan dan meremehkan. Meski demikian, kau lihat mereka tenang dan sama sekali tidak terlintas rasa takut di benak mereka. ﴾ وَإِذَا ٱنقَلَبُوٓاْ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِمُ ﴿ "Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya," di pagi dan di sore hari, ﴾ ٱنقَلَبُواْ فَكِهِينَ ﴿ "mereka kembali dengan gembira," yakni bersuka cita dan inilah ketertipuan terbesar. Mereka menyatukan antara puncak perlakuan jelek pada orang lain sedangkan mereka merasa aman di dunia hingga seolah-olah telah datang kitab dan janji dari Allah سبحانه وتعالى untuk mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Mereka memutuskan pada diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang yang men-dapatkan petunjuk sedangkan orang-orang yang beriman adalah orang-orang sesat seraya berdusta atas nama Allah سبحانه وتعالى dan berani berkata-kata tentang Allah سبحانه وتعالى tanpa ilmu. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَآ أُرۡسِلُواْ عَلَيۡهِمۡ حَٰفِظِينَ ﴿ "Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk menjadi penjaga bagi orang-orang Mukmin," yakni tidaklah me-reka diutus untuk menjaga orang-orang beriman, yang ditugaskan menjaga amal perbuatan mereka hingga mereka bisa menegaskan bahwa orang-orang beriman adalah orang-orang sesat. Hal ini mereka lakukan karena pembangkangan dan sikap bermain-main yang tidak memiliki landasan dan bukti nyata.
(34-36) Karena itulah balasan mereka di akhirat sesuai dengan amal perbuatan mereka. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ ﴿ "Maka pada hari ini," yaitu Hari Kiamat, ﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنَ ٱلۡكُفَّارِ يَضۡحَكُونَ ﴿ "orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir," ketika melihat mereka terbolak-balik dalam azab dan semua yang dulu mereka dustakan telah lenyap, sedangkan orang-orang yang beriman berada di pun-cak kenikmatan dan ketenangan, ﴾ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ ﴿ "mereka (duduk) di atas dipan-dipan," ranjang yang berhias, ﴾ يَنظُرُونَ ﴿ "sambil memandang" ke-nikmatan yang dijanjikan Allah سبحانه وتعالى pada mereka dan memandang Wajah Rabb mereka Yang Mulia. ﴾ هَلۡ ثُوِّبَ ٱلۡكُفَّارُ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ﴿ "Sesungguh-nya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan," yakni, mereka diberi balasan sesuai amal perbuatan mereka. Sebagaimana mereka menertawakan orang-orang Mukmin ketika berada di dunia dan menuduh mereka sebagai orang-orang sesat, maka di akhirat orang-orang yang beriman menertawakan mereka ketika melihat mereka berada dalam siksaan yang merupa-kan azab kesesatan. Ya, mereka diberi balasan atas apa yang telah mereka lakukan sebagai keadilan dan kebijaksanaan dari Allah سبحانه وتعالى. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.